07. 🌹

772 82 18
                                    

4 Desember 2019

Selvia sudah ada di jok belakang gojek yang dipesannya. Dia sudah sampai di Solo, sekarang sedang dalam perjalanan ke Rumah Sakit Panti Waluyo. Perjalanan tidak terlalu macet, karena masih sangat pagi.

Setelah sampai di tujuan, dia membayar ke supir gojek dan langsung masuk ke bangunan rawat inap yang sudah diberitahu oleh mamanya lewat pesan teks. Beruntung jam besuk sudah dimulai, jadi dia bisa langsung masuk. Dia mencari pintu kamar nomor 403. Setelah dapat, Selvia segera masuk kedalam sana.

Didalam ruangan itu ada 2 ranjang yang sudah terisi oleh oma-nya dan seorang wanita tua yang kira-kira seumuran dengan oma-nya juga. Ada keluarganya dan juga keluarga dari wanita diranjang samping itu. Selvia menyapa oma-nya karena memang sudah lama tidak bertemu.

"Oma, kok bisa kaya begini?" Tanya.

Omanya tertawa pelan. "Kenalin, ini temen oma juga. Kita jatuh sama-sama juga." Ucap oma-nya sambil menunjuk wanita diranjang samping.

Selvia berdiri, dia berjalan ke ranjang samping oma-nya. Lalu dia salim, mencium punggung tangan wanita tua itu dan keluarganya juga.

"Eh, kakak! Lo kemarin yang semobil sama 6Hari gak sih?" Ucap seorang cewek mungil dengan semangat.

Selvia mengernyit. "Iya, tau darimana ya?"

Cewek itu nyengir lebar. Dia mengulurkan tangannya. "Gue kemarin yang lo tolongin, kak. Yang tasnya dijambret depan gerbang sekolah. Gue Yeri." Ucap cewek itu manis.

Selvia mengingatnya. "Oh, iya iya inget. Lo gapapa, kan?" Tanya Selvia memastikan.

Yeri mengangguk cepat. "Gapapa, Kak. Untung ada lo." Ujarnya. "Ini kakak yang aku ceritain, Bun, Yah." Ucap Yeri pada orangtuanya.

Selvia salim ke orangtua Yeri juga. "Makasih ya cantik, udah nolongin anak bunda." Ucap bunda-nya Yeri.

Selvia tersenyum manis. "Sama-sama, Tante." Balas Selvia.

"Panggil bunda aja, sayang. Kan, kita keluarga." Ucap bunda-nya Yeri.

Selvia tersenyum kikuk kearah orangtuanya. Dan dibalas anggukan. "Iya, Bu-bunda." Ucapnya terbata-bata. Saat dia hendak balik ke pinggir, pintu kamar itu terbuka. Masuklah seorang cowok dengan tas gendong dibelakangnya.

Selvia terkejut. Dia sangat terkejut. Yang berdiri  dihadapannya ini adalah Defa. Orang yang tadi malam mengusik tempat duduknya, orang yang memaksa untuk tidur dibahunya sampai dia pegal. Dan sekarang, dia harus bertemu lagi.

"Gi, ngapain lo disini? Salah kamar lo." Ucap Defa.

Selvia mendengus. "Lo yang salah kamar. Sana keluar." Balas Selvia malas.

Defa membuka tas yang digendongnya itu. Dia mengeluarkan sesuatu. "Heh, ini novel lo ketinggalan dikursi. Untung gue nemu." Ucapnya sambil menyerahkan novel tebal pada Selvia.

Selvia langsung menerimanya dengan senang. "Anjir, makasih ya. Gila. Baru beli gue." Ini adalah novel yang dia beli baru-baru saja. "Sekarang lo bisa keluar." Lanjut Selvia sambil mengusir cowok itu.

Defa mengernyit. "Lah, lo yang keluar sana. Itu oma gue." Tolaknya.


"Selvia."

"Iyel."


Selvia berbalik saat namanya dipanggil oleh oma-ya. Dia menatap Yeri yang sedang cekikikan.

"Iyel? Iyel siapa?" Tanya Selvia.

Yeri menunjuk kearah Defa sambil menahan tawa. "Itu Iyel, kakak gue." Ucapnya.

Selvia menoleh kebelakang. "Defa? Kakak lo?" Dia bingung.

Married with Enemy || Jaebum ● SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang