Mereka sampai di apartemen barunya. Kamar ada dilantai 3. Tidak begitu luas, tapi nyaman untuk tinggal berdua. Ada satu kamar tidur dan sebuah ruangan kecil yang cocok untuk tempat belajar atau tempat untuk merenung. Disamping kamar tidur ada kamar mandi. Ditengah ruangan itu sudah ada sofa kecil, meja dan televisi ukuran sedang yang ternyata diisi dengan channel luar, ada channel korea juga! Disamping kanan pintu masuk, ada dapur yang sudah disediakan kulkas kecil. Ada balkon juga, bisa untuk menjemur pakaian. Menurut keduanya, ini sudah cukup.
Semua barang mereka sudah ada didalam ruangan itu, hanya tinggal dibereskan saja. Selvia mengganti bajunya menjadi lebih nyaman, supaya tidak ribet ketika akan beberes, dia tidak kuat melihat ruangan yang ditempatinya ini berantakan. Pokoknya tempatnya harus bersih.
Setelah berganti, dia segera mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan untuk memperkirakan peletakkan barang mereka.
"Ayo beresin sekarang." Ajaknya pada Defa yang sedang selonjoran di sofa. Mereka baru saja sampai di Jakarta.
Defa menghela napas. "Capek. Baru juga sampe. Besok aja. Ganti sprei kasur dulu." Tolaknya masih nyaman di sofa.
"Ih, berantakan banget. Risih liatnya. Lagian capek apanya, lo kan gak lari-lari di kereta." Selvia masih kekeuh dengan ucapannya.
Defa menggeleng. "Gak. Besok aja, please." Ucapnya memelas.
Selvia mendecak. Dia pun segera menurut dengan ucapan Defa. Dia berjalan ke sofa, duduk disamping Defa dengan kedua kaki diangkat keatas. Dia menghidupkan televisi dan mencari channel yang banyak menyiarkan drama korea. Dia butuh hiburan, sebelum akhirnya masuk kuliah.
Saat sedang asyik menonton, dia tak sengaja melihat kecoa dibawah meja televisi itu.
"AAAAKKKHHHHH!!!" Selvia langsung berteriak melihat kecoa itu berpindah kearahnya. Defa yang sedang terlelap pun langsung sadar.
"DEFAA!!" Teriak cewek sambil menepuk keras paha Defa sampai dia mengaduh kesakitan.
"APA? KENAPA?" Tanya Defa bingung.
Selvia menunjuk kearah lantai. Defa langsung mengikuti arah telunjuk cewek itu. Dia melengos. Ternyata hanya kecoa, dia kira ada maling karena teriakan Selvia cukup keras.
"Kecoa doang, Gi. Gausah teriak-teriak anjir." Ucap Defa malas.
Defa mengambil sapu yang dicantol ditembok dekat dapur, dia mendekati kecoa itu bersiap akan mengusir dengan sapu yang sudah dia ambil tadi. Saat dia bersiap melayangkan sapu, kecoa itu terbang kearah kaki Selvia.
Selvia langsung melotot, saat melihat kecoa yang sudah ada diatas sofa. Dia langsung berteriak, beranjak cepat meninggalkan sofa. Dia berlari menuju balkon. Sialnya, kecoa itu seperti memiliki sinyal dengannya. Hewan itu terus terbang kearah Selvia, sehingga cewek itu terus-terusan berlari dan berteriak.
"JUMP, GI! JUMP!" Teriak Defa saat melihat kecoa terbang itu akan menuju kaki Selvia.
Namun, bukannya melompat. Cewek itu malah jongkok sambil menutup kedua telinganya. Defa tidak habis pikir dengan cewek itu.
Defa bersiap melayangkan sapu, saat melihat kecoa itu terbang kearahnya. Akhirnya dia berhasil dalam sekali pukulan, kecoa terbang itu sudah dia hempaskan keluar lewat balkon.
Saat dia berbalik, Selvia sudah berdiri menatapnya sinis sambil berkacak pinggang. "Gue bilang juga apa?! Beberes dulu, lo gamau. Kecoa sampe muncul gitu." Omel cewek itu.
Defa nyengir. "Yaudah ayok beberes, nyai." Ajaknya sambil mengejek. Mereka berdua pun mulai beberes walau disertai dengan beberapa pertengkaran kecil saat akan menentukan tempat barang-barang yang akan disimpan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Enemy || Jaebum ● Seulgi
FanfictionGimana rasanya, kalau kalian tiba-tiba menikah dengan musuh bebuyutan di kampus? Marah? Pingin kabur? Atau.... Bakal bisa jatuh cinta beneran? Ini cerita mereka, Defa dan Selvia. 🔞