22.🌹🌹🌹🌹

977 86 8
                                    

18+ harap bijak

***

Defa dan Selvia segera masuk ke unit mereka dengan dua buah plastik disetiap tangan mereka. Setelah pulang gereja, keduanya menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, ditambah ini awal bulan dan gaji Defa sudah cair.

Selvia menaruh plastik belanjaan itu dimeja makan, dia masuk ke kamar lalu mengganti bajunya karena akan sekalian dicuci.

"Ganti baju dulu, terus langsung masukkin ke mesin. Hari ini mau nyuci." ucap gadis itu seraya mengambil baju-baju yang tergantung dibalik pintu.

Defa menurut, dia mengganti bajunya dengan kaos hitam biasa lalu memasukkan baju kotornya tadi ke dalam mesin cuci, "aku bantuin, yang."

Selvia mengangguk, "tolong kasih 2 sendok ya detergennya."

"Iya, sayang." jawab Defa yang dengan serius menaruh 2 sendok detergen kedalam mesin cuci. Dia menoleh lagi kebelakang, "yang, diputer berapa?"

"Full, yang." balas Selvia yang sibuk mengatur kembali barang belanjaan mereka.

"Oke."

Setelah melakukan semuanya, Defa berbalik menghampiri Selvia dimeja makan. Saat tangannya hendak melingkari pinggang Selvia, gadis itu segera menyuruhnya berhenti. Selvia berbalik, "stop, jangan clingy dulu. Kalo udah selesai baru kamu ndusel, oke?"

Defa langsung cemberut, dia mengangguk. Kemudian menarik kursi disebelah Selvia. Duduk tenang dengan menangkup kedua pipinya sambil mengamati Selvia yang sibuk menempatkan barang.

Cantik banget, ayang. Batin Defa. Dia tak bosan melihat wajah imut milik gadis itu. Rasanya ingin sekali dia cium terus-terusan, tanpa jeda. Tapi, dia tahu pasti itu akan membuat gadisnya muak.

Setelah beberapa saat, suara berputar pada mesin cuci berhenti. Selvia berjalan memeriksanya, kemudian mulai mengeluarkan air kotor dan membilasnya.

Defa berjalan kearah balkon unit mereka. Dia menatap kearah langit yang sudah mulai gelap. Defa kembali masuk dan berjalan menghampiri Selvia, "mendung, yang. Jemur didalem aja nanti."

"Oke oke."

"Kamu mau aku masakin apa, yang?" tanya Defa seraya membungkuk untuk melihat bahan makanan dikulkas.

Selvia terdiam sejenak, "ujan ujan enaknya mie kuah aja gak sih, Mas?"

Tubuh Defa tiba-tiba membeku, bukan karena dinginnya suhu kulkas, tapi karena panggilan yang keluar dari mulut gadis itu. Defa menahan senyum dibibirnya. Dia berbalik kearah Selvia yang sudah menatapnya dengan tawa.

Defa berjalan cepat menghampiri Selvia, dia menoel pipi chubby gadis itu dengan gemas, "coba bilang lagi, aku mau denger." pinta Defa masih sambil bermain dengan pipi Selvia.

Selvia tertawa kecil, tangannya sudah melingkar dileher Defa, "Mas Defa, sayangku." ucap Selvia yang kemudian mengecup singkat bibir cowok didepannya itu.

"Aku beneran pingsan habis ini, kamu tanggung jawab ya!" ujar Defa menepuk puncak kepala Selvia.

Selvia terlihat berpikir, "harus aku gendong apa gimana?"

Defa mengernyit, "emang kamu bisa, yang?"

Selvia menggeleng cepat, "gak bisa, yang. Tapi, kalo kamu pasti bisa kan gendong aku?"

Defa mengulum senyumnya, "bisalah, kan udah kemarin waktu dirumah kamu. Aku gendong dari lantai bawah ke kamar."

Selvia terkekeh, dia menjadi sedikit malu saat mengingat kejadian hari itu. Hari dimana dia melakukan 'sesuatu' pada Defa tanpa malu-malu. Selvia yakin, cowoknya itu pasti sedikit terkejut melihat keberaniannya. Dia juga tak tahu darimana datangnya rasa berani itu. Yang dia pikirkan saat itu adalah dia sangat ingin memiliki Defa.

Married with Enemy || Jaebum ● SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang