04. 🌹

699 92 29
                                    

Defa turun dari kamarnya. Dia menuju ruang tamu dan mendapati kedua orangtua dan adiknya yang sedang bersantai. Wajar, ini hari sabtu, weekend. Dan hari ini dia akan mulai wawancara untuk tugasnya. Dia sudah bersiap daritadi pagi, dan hanya tinggal berangkat saja.

Dia duduk disofa, disamping bundanya yang sedang menonton acara gosip selebriti pagi. Bundanya ini suka sekali acara gosip, padahal tidak penting. Dia mengambil sandwich yang sudah disiapkan oleh ART dirumahnya dan memakannya dengan lahap.

Yeri, adiknya menoleh kearah Defa, "ABANG??" Ucapnya kaget. "Abang kok udah bangun? Tumben?" Lanjutnya.

Defa berhenti mengunyah sandwich itu, "Mau nugas. Lo belom mandi, ya?" Tanya Defa.

Yeri mengangguk, "Hehe belom. Kenapa?"

Defa mengendus badan adiknya itu, "Bau got. Mandi sana lo." Ejeknya.

Yeri melotot, dia meninju lengan Defa, "ENAK AJA LO. LO KIRA GUE TIKUS??!!" Teriak Yeri. Defa tertawa terbahak-bahak melihat ekpresi Yeri. Si bocil memang lucu kalo lagi marah.

Arda, ayahnya berdeham pelan, "Adek, kok pagi-pagi teriak gitu." Ujar Ardi.

"Abang nyebelin, Yah. Masa aku dibilang tikus?" Ucap Yeri mengadu.

"Bukan Iyel yang bilang, Yah. Adek sendiri." Defa menjulurkan lidah kearah adiknya seperti mengejek. Yeri yang melihat itu, mendengus kesal. Dia melipat kedua tangannya dan kembali fokus ke acara gosip pagi ini.

"Abang, harum banget. Beneran mau nugas? Bukan kencan?" Tanya Sania menggoda anak pertamanya itu.

Defa menggeleng cepat, "Gaklah bund, ngarang aja." Elak Defa.

"Carilah, Def. Masa kamu dari dulu kemana-mana sama Jaka mulu. Kamu gak homo, kan?" Ucap Ayahnya.

"HAH, Ayah. Enggaklah, Yah. Kok jadi pada mojokin Iyel, sih." Ucap Defa tidak terima. Dia melipat kedua tangannya didada. Bisa-bisanya dia disangka homo. Dengan Jaka lagi???? Aneh. Dunia memang aneh.

Yeri tertawa mengejek Defa, "Makanya cari cewek, bang. Apa lo gak laku ya? Makanya jones selama 21 tahun gini?" Ejek Yeri.

"Enak aja lo, bocil." Defa merasa terhina. "Yah, Bund, kemarin waktu abang jemput Yeri, Yeri lagi senyum-senyum sambil mandangin kakak kelas 12 bund. Gimana tuh?" Ucap Defa sambil tersenyum jahat.

"Enggak bund, jangan percaya abang." Yeri mengelak cepat.

Ayah Arda menoleh kearah Yeri, "Adek jangan pacaran dulu ya. Fokus sekolah dulu. Kuliah baru boleh pacar-pacaran." Nasihat Ardi pelan.

"Iya, ayah." Jawab Yeri pelan sambil sedikit menunduk.

"Bunda pingin punya cucu deh. Kenapa ya?" Ucap bundanya tiba-tiba yang membuat Defa kaget.

Defa menatap bundanya, "Maksud bunda apa? Defa kurang paham." Ucapnya sok tak mengerti.

Bundanya hanya nyengir, "Kamu cari pacar, kek Def. Bunda pingin cucu, suer deh. Oma kamu malah pingin punya cicit. Iya kan, Yah?" Ucap bundanya santai.

"Iya. Minimal kamu bawa pacarlah, Def. Jangan bawa Jaka terus ke rumah." Jawab Ayahnya.

"Ayah, yaampun. Jaka mulu deh, males."

"Iya, abang. Yeri pingin punya kakak cewek. Bisa fangirling-an bareng. Bisa main make up - make up bareng. Hangout bareng. Kan seru. Temen-temen Yeri pada gitu tau." Tambah Yeri sekalian curhat colongan.

"Ya lo ngapain gitu doang kok pingin." Balas Defa pada Yeri.

"Dih, jones nyebelin." Ejek Yeri.

Defa bisa gila lama-lama mendengar keluhan anggota keluarganya ini. Dia tidak pernah dekat dengan cewek manapun. Mana dia selalu bersekolah disekolah khusus laki-laki, jadi wajarlah dia bawa temen cowok kerumah. Aneh banget gak sih.

Married with Enemy || Jaebum ● SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang