09. 🌹🌹

757 90 19
                                    

Play multimedia❤

***

Selvia sedang belajar di ruangan kecil samping kamarnya atau bisa disebut studio mini milik Defa. Dia mengulang kembali materi yang telah diajarkan oleh dosennya saat di kampus tadi. Selvia memang suka belajar seperti ini, itu membuatnya tak mudah lupa.

Dia belajar sambil mendengarkan lagu. Dia tipe belajar yang santai ada suara-suara tak apa, sepi pun juga tak masalah. Kadang dia belajar sambil memutar lagu, kadang lagu sedih atau lagu jedug-jedug dan pastinya itu adalah lagu EXO, selain itu dia juga mendengarkan lagu-lagu dari 6hari. Hitung-hitung untuk menaikkan chart musik. Dan dia juga suka lagu-lagu dari NIKI, Ariana Grande, dan Taylor Swift. Selvia suka gaya dari musik mereka.

Saat sedang mendalami materi, pintu ruangan itu terbuka dan masuklah Defa kesana. Dia tidak belajar. Setelah beberapa minggu hidup bersama Defa, Selvia tahu jika suaminya ini tipe yang belajarnya harus tenang, dia sering belajar jam 11-1 malam saat orang lain istirahat. Itu sangat-sangat bukan Selvia, dia tak suka belajar di malam hari, bawaannya hanya mengantuk, lebih baik untuk belajar di dini hari sekitar jam 3-5 pagi.

Defa menarik kursi dan menghempaskan tubuh besarnya disana. Dia mulai mengotak-atik alat yang Selvia tak tahu namanya tapi pernah dia lihat di studio milik band kakaknya. Yang tadinya hendak mereview materi malah berhenti untuk mengamati Defa dari celah samping rak buku.
Berbagai gaya musik dicoba oleh Defa, semuanya enak. Selvia mendengarnya. Dia meresapi lirik yang dia dengar, tentang putus cinta tapi secara catchy bukan menye seperti 6hari. Oke juga demo lagu ini.

Kegiatannya terhenti karena Defa memanggilnya dari sebelah. "Gi." Panggilnya.

"Apa?" Dia menyaut.

Defa memundurkan kursinya supaya dapa berbicara dengan Selvia. "Lo hari ini nyuci? Kalo iya, nitip kemeja dong."

Selvia mengangguk. "Taruh aja dikeranjang."

"Mau dengerin?" Tawar Defa pada gadis itu.

Selvia tersenyum sumringah. "Boleh?"

Defa tersenyum. "Gak boleh." Ucapnya dengan perubahan ekspresi yang cepat menjadi ekspresi datar.

Selvia tak peduli. "Yey makasih." Dia langsung menempatkan kursi belajarnya disamping kursi Defa. Dia siap untuk mendengarkan. Sedangkan Defa disampingnya hanya mendengus kesal, memang salah dia menggoda cewek itu tadi.

Defa memakaikan headphone ketelinga Selvia, bukan apa-apa, dia hanya tak ingin alat kesayangannya itu rusak jika disentuh oleh orang lain. Dia memutar demo lagunya supaya bisa didengar oleh Selvia. Dari penglihatannya, cewek itu tampak menikmati, syukurlah dia tak perlu malu-malu amat. Setelah demo lagu berakhir, Selvia melepaskan headphone itu dan menaruhnya dimeja.

"Gimana?" Tanya Defa.

Selvia mengangguk pelan. "Bagus, gue suka liriknya. Yang di-brigde agak aneh menurut gue, selebihnya oke."

"Tau apa lo soal beginian?"

Selvia memutar bola matanya. "Ya gatau apa-apa, gue kan sebagai rakyat biasa cuma ngasih pendapat aja."

Defa mendengarkan demonya sendiri. "Gak aneh kok." Ucapnya sambil menaruh headphone itu dimeja. Menurutnya ini pas.

"Ya karena itu lo sendiri yang buat. Kan nantinya bakal didengerin sama orang biasa macem gue." Sahut Selvia kesal. Bukannya ditampung, pendapatnya malah diomeli. "Yang nyanyi nanti cowok apa cewek sih?"

Defa mengendikkan bahu. "Gak tau, gue mah yang penting nyetor lagu aja."

Selvia mendecak. "Gimana sih lo?"

Married with Enemy || Jaebum ● SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang