Defa merogoh tasnya, dia mangambil kunci ruang musik dan segera masuk kedalam. Hari ini ada kumpul UKM musik. Sebagai ketua yang baik, dia menyiapkan ruangan dulu. Dia mengambil gitar disudut ruangan, lalu menyoba memetik gitar itu.
Can we just reset, restart and then replay?
Take me back to when allDia menyanyikan sebuah lagu dengan iringan gitar yang dia petik. Entah kenapa dia tiba-tiba menyanyikan lagu jatuh cinta. Padahal dia tidak sedang jatuh cinta. Dia tidak pernah terlihat dekat dengan cewek lebih dari 3 hari. Karena dia hanya sekedar menggoda saja. Dia hanya memanfaatkan kegantengannya saja.
You wanted was to love on me everyday, yeah
I like you, I like you, I like you
Words I will never hear from youKecuali cewek itu. Entah mengapa dia betah terus menerus bermusuhan dengan Selvia dari semester awal. Jika dihitung berarti sudah kurang lebih 2 tahun mereka saling bermusuhan. Bahkan jika dia juga tidak suka dengan cewek lain, dia memilih tidak berurusan terus menerus. Beda dengan Selvia.
Wishing I could turn back the hands of time
To when I feel your hands on me
And your lips on mineASTAGA, OTAK GUE UDAH GILA MIKIRIN SI AGI APA. SADAR DEF, ANEH LO.
Dia mengakhiri nyanyiannya, menaruh gitar itu kembali ketempatnya. Dia berbalik menatap kearah pintu dan terperanjat kaget. Didepannya ada cewek itu. Didepannya ada Selvia. Dia berdiri membawa kardus kecil.
Cewek itu menaruh kardusnya dibawah. Lalu dia bertepuk tangan heboh sambil mendekat kearah Defa yang sedang bingung.
"Gue kira, Atmo suaranya bagus cuma mitos kampus doang. Ternyata beneran. Ada talenta juga ya lo." Ucap Selvia entah itu pujian atau hinaan.
"Emang lo, talent-less?" Balas Defa, mengejak.
"Iyain aja, umur gak ada yang tau. Lagi males berdebat." Jawab Selvia cuek. Cewek itu duduk disalah satu kursi yang ada diruangan. Menatap kearah seluruh ruangan musik.
"Lo ngapain kesini?" Tanya Defa. Tumben sekali Selvia kesini. Bukan tumben, tapi ini pertama kalinya Selvia menginjakan kakinya di ruangan selain ruang kelas. Dia tahu Selvia itu anaknya mageran. Terbukti dia tidak ikut organisasi atau UKM. Biasanya cewek itu akan segera pulang setelah kelas berakhir.
Selvia menunjuk kardus yang dia bawa tadi, "Disuruh Leo bawa itu ke ruang musik, dititipin anak musik lain. Tadinya mau nunggu diluar, tapi ternyata pintunya gak dikunci. Gue masuk deh." Jelasnya.
"Oh. Emang Leo kemana?"
"Lagi caper sama dosen." Jawab cewek itu.
"Hah? Emang kenapa?"
"Gak semua pertanyaan, harus ada jawabannya. Gue capek jawab. Jadi lo diem."
Defa mendecak kesal, "Yaudah sana pergi. Ini wilayah gue." Usirnya.
Selvia mencibir, "Ogah. Mau nunggu Leo. Eh, lo nyanyi lagi dong." Pinta Selvia.
"Ogah. Lo siapa?" Tolak Defa mentah-mentah.
"Ih, gue pingin denger lo nyanyi. Lo biasanya ngegas terus kalo sama gue." Selvia mendengus kesal.
"Kan kalo acara kampus, gue tampil. Emang lo budek, ga bisa denger?" Jawab Defa ketus.
"Kannn, ngegas. Ya gak dengerlah. Gue kalo acara kampus kan kabur ke mekdi, makan." Jelas Selvia sambil cengengesan.
YA AMPUN CAKEP BENER NIH CEWEK.
"Yaudah bulan depan jangan kaburlah. Nonton gue tampil." Ucap Defa pelan namun tetap bisa terdengar oleh Selvia.
Selvia berpikir sejenak, "Oke deh. Noted!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Enemy || Jaebum ● Seulgi
FanficGimana rasanya, kalau kalian tiba-tiba menikah dengan musuh bebuyutan di kampus? Marah? Pingin kabur? Atau.... Bakal bisa jatuh cinta beneran? Ini cerita mereka, Defa dan Selvia. 🔞