18

560 72 10
                                    

•••••

"Jangan terlalu baik jika kau orang jahat, dan jangan permainkan perasaanku jika pada akhirnya kau juga menyakitiku."

Kalimat itu tiba-tiba mengganggu pikiran Jungkook. Kalimat yang pernah Jieun ucapkan padanya pada saat kondisi Jieun setengah sadar karena demam tinggi. Bahkan Jungkook sendiri tak yakin, apa kalimat itu memang Jieun tujukan untuknya atau orang lain. Bagaimanapun kalimat itu juga sangat cocok untuknya.

Hatinya sakit. Sangat sakit. Tapi tetap membiarkan seperti itu. Belum berani mengungkapkan kejujuran yang mungkin memang sudah terlambat.

Jungkook tak pernah menyebut dirinya pria baik. Bahkan sangat mengakui betapa buruk dirinya, meski hanya untuk dirinya sendiri. Menyakiti dirinya sendiri, juga menyakiti orang yang sangat dia sayangi. Bukan hanya Jieun, tapi juga wanita yang sedang dia perhatikan saat ini. Wanita yang sangat-sangat dia sayangi sama seperti Jieun. Juga dia cintai.  Jungkook sangat sadar atas semua kelakuannya.

Berjalan lebih mendekat , menghampiri wanitanya yang tengah duduk diatas kursi roda, memandang keluar jendela dan berjongkok dihadapannya. Menggenggam kedua tangan yang berada dipangkuan.

"Apa noona tidak suka rumah ini?" ucapnya lembut ditemani usapan di kedua tangan yang dia genggam.

Wanita itu tak menjawab. Masih bertahan menatap keluar jendela.

"Noona sayang....marah? Baiklah, maafkan aku. Aku akan mencarikan rumah yang nyaman seperti yang sebelumnya. Yang punya halaman luas, agar noona bisa menanam mawar yang banyak lagi. Tapi sementara disini dulu ya." ucap Jungkook lagi. Dengan suara yang masih dengan lembut dan posisi yang belum berubah. Karena ucapannya barulah dia mendapat perhatian Seohee - wanitanya.

"Maafkan aku...." ucapnya dengan wajah bersalah. Namun justru berbalas senyum dan gelengan pelan dari Jungkook yang tak melepaskan tatapannya.

"Bukan salah noona. Akulah yang salah."

"Karenaku orang-orang jahat itu terus mengejarmu. Ini sudah rumah kelima untuk tahun ini Jungkook. Maafkan aku.....bahkan aku masih tak bisa mengingat apa pun." ucap Seohee ditemani air mata yang menumpuk di pelupuk.

"Bukan karenamu sayang. Akulah yang bersalah. Aku tak bisa terus berada disampingmu justru membuatmu terus berpindah rumah dan harus membuatmu  menyesuaikan diri lagi. Aku tau itu tak baik untukmu. Tapi hanya ini yang bisa aku lakukan untuk melindungimu."

"Jungkook....kenapa kau tak meninggalkanku saja. Aku ini sama sekali tak berguna. Bahkan aku tak ingat sama sekali memori bersamamu sebelum kejadian buruk ini."ucap Seohee dengan wajah menunduk, dan berhasil meneteskan air mata yang memang sering dia luapkan. Meski berusaha menahannya , namun tetap saja Seohee merasa sangat bersalah dan tak berguna.

Mengulurkan satu tangan menyentuh satu sisi pipi wanitanya, mengusap lembut.

"Itu tidak penting. Yang penting noona tau aku sangat mencintaimu, juga noona pun sebaliknya....sudah..ayo ke ranjangmu. Biarkan aku menyuapimu."

Jungkook mengangkat tubuh Seohee dan mendudukannya di kasur bersandar pada kapala ranjang dan mulai menyuapi Seohee yang juga menurut saja seperti biasanya jika Jungkook datang berkunjung.

Sudah 5 tahun mereka seperti itu. Selalu berpindah rumah jika Jungkook merasa ada yang mulai mengancam keamanan Seohee. Meski hanya satu yang Jungkook khawatirkan. Memilih berbohong dan menutupi semua fakta itu dari Jieun. Meski sadar yang dia lakukan juga menyakiti Jieun. Bahkan dengan lancang hatinya menyanyangi dua orang secara bersamaan.

"Kau akan tinggal lebih lama kali ini?" tanya Seohee setelah memberikan gelas yang baru saja dia minum isinya untuk mengakhiri acara makan siangnya.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang