13

629 81 16
                                    

HappyReading 💜

••••••

Tiiinngggggg.

Bunyi lift yang terdengar nyaring mengantar pada tujuan sang penumpang pada lantai yang dituju. Derap sepasang langkah kaki yang berdentum tak sabar terdengar sangat kentara, menuju sebuah pintu menuju satu-satunya ruangan yang ada dilantai itu.

Kim Nari gadis manis yang selalu duduk tenang namun juga sibuk di belakang meja kerja yang terletak didepan ruangan itu berdiri dengan cepat mengetahui presensi yang netranya tangkap sejak wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dengan setelan blus berwarna merah menyala itu keluar dari lift.

"Nyonya....maaf, anda tidak bisa masuk jika belum membuat janji dengan Tuan Kim." ucap Nari berani. Mencegah Heiran yang memang tak menghiraukan Nari disana dan hendak masuk begitu saja melewati pintu itu, namun Nari lebih dulu menghalangi dan berdiri di depan pintu sebelum Heiran menerobos masuk ruang kerja bos nya saat ini.

Wajah Heiran yang memang sudah terlihat tak bersahabat sejak tadi, menatap nyalang pada Nari. Rahang yang mengeras terlihat sangat jelas , kedua netra yang menatap tajam juga terlihat marah. Namun tak membuat Nari gentar sedikitpun, karena memang sudah pekerjaannya dan seperti itulah titah yang diperintahkan bos nya.

"Kau tau siapa aku? " ucap Heiran tertahan, menahan amarah.

"Tentu nyonya. Tapi begitulah yang tuan perintahkan. Dan saya hanya menjalankan tugas saya. "jawab Nari santai juga sopan.

Heiran menghembuskan napas keras, sangat terlihat jika dia sudah tak tahan untuk sekedar berbasa basi disana.
"Nona Kim, menyingkirlah ! Aku ini ibunya dan aku tak perlu membuat janji hanya untuk bertemu dengan anakku. "

"Dan itu tidak termasuk pengecualian nyonya. Tunggulah sebentar, saya akan memberitahu tuan, apakah beliau mengijinkan nyonya masuk atau tidak. "

"Nona Kim... Menyingkirlah. Aku tak punya waktu untuk itu. " bentak Heiran.

"Maafkan saya nyonya."

Nari menunduk sopan. Masih teguh dengan pendiriannya tanpa rasa takut.

"Harusnya Seokjin memecatmu dan tak memperkerjakan wanita tak tau sopan sepertimu. Menyingkirlah selagi aku masih bersikap halus padamu nona. "

"Sekali lagi maafkan aku nyo..... "
Belum selesai dengan kalimatnya, Nari di dorong dengan kasar membuatnya limbung membentur meja kerjanya dan Heiran yang langsung membuka pintu ruangan itu dengan kasar.

"Kim Seokjin...!!! "teriak Heiran begitu pintu itu terbuka. Tentu suara itu juga menyita perhatian Seokjin yang ternyata tak sendirian di dalam ruangannya. Dan itu juga membuat Heiran yang menyadari siapa yang sedang bersama dengan putranya itu semakin membuat darahnya mendidih.

"Maafkan saya tuan. "
Ucap Nari yang sudah berdiri tegak sekilas membungkuk meminta maaf pada bosnya. Seokjin hanya tersenyum sambil mengangguk dan menyuruh Nari kembali ke meja kerjanya dengan gerakan dagunya. Membuat Nari kembali mengangguk dan keluar ruangan sambil menutup pintu.

"Baiklah tuan Park. Terimakasih, kau bisa kembali bekerja lagi. "

"Baik tuan. "

Lelaki itu berpamitan pada Seokjin dan membungkuk pada Heiran yang menatapnya penuh amarah .

"Ternyata kau menusukku dari belakang Pak Park." ucap Heiran saat lelaki itu hampir melewatinya. Namun tak ada tanggapan dari tuan Park selain tatapan tanpa rasa menyesal ataupun takut dan kembali melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan Seokjin.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang