04

792 99 4
                                    


•••••

"Apa membawanya kerumahmu juga termasuk salah satu rencanamu Yoon? " Namjoon berkacak pinggang, menggigit bibir bawahnya,  kedua iris mata dibalik bingkai kacamatanya menyorot tajam pada Min Yoongi yang tengah duduk menyandarkan kepalanya di sofa ruang kerja miliknya dengan mata tertutup.  Bersikap seolah tak mendengar dan tak peduli pada sahabat juga rekan kerjanya itu.  Bersikap tenang,  santai seperti biasa,  dan hanya membakar emosi lawannya saja.

"Bahkan ini tak masuk dalam daftar yang kita susun Yoon. Kau pikir aku bisa bermain sihir?  Mengubah kamar itu lengkap dengan segala perabotan dan pernak-pernik di dalamnya hanya dalam hitungan jam?  Ini keluar dari jalur Yoon.......Bahkan kau menyuruhku mendobrak toko di tengah malam membeli pakaian lengkap dengan pakaian dalamnya,  kau pikir aku mesum huh?  Kau tak lihat bagaimana pegawai disana yang melihatku jijik karena tengah mengganggu waktu istrahatnya,  menatapku seolah aku orang mesum yang terburu membeli pakaian dalam untuk wanita simpanannya? " Namjoon semakin jengkel dengan sikap Min Yoongi yang selalu menyuruh seenak jidatnya.

Min Yoongi hanya mendesah tanpa membuka matanya.  Masih dengan sikap tenangnya yang semakin membakar otak Namjoon saat ini. Merasa kesal luar biasa dengan rekannya itu.

"Dan juga..... kau mengganggu waktu pribadiku.  Aku juga butuh waktu untuk diriku sendiri. Kau pikir mempunyai otak pintar saja bisa membuat gadis-gadis berlarian padaku? Aku tak bisa menjomblo dan terus berada di sampingmu Yoon. "

"Bisakah kau duduk Joon. Langkah kakimu mengganggu ketenanganku!"

Sungguh,  jika saja Min Yoongi saat ini bukan rekan juga sekaligus bos yang menggajinya mungkin Namjoon ingin sekali mencekik leher pria itu.
Namjoon yang sedari tadi mondar mandir memijat pelipisnya menghalau kekacauan dipikirannya yang tak bisa mengimbangi jalan pikiran Min Yoongi yang selalu seenak hidungnya menghirup udara dan melepaskan begitu saja,  seolah bisa hidup tanpa udara disekitarnya. Yang ada otak genius Namjoon meleleh karena terbakar emosinya sendiri.

Namjoon akhirnya menghentikan langkahnya, menjatuhkan pantatnya di kursi kulit berwarna hitam di depan Min Yoongi,  menautkan kedua tangannya dengan siku yang bertumpu di atas lututnya. Mencodongkan badannya memberi perhatian penuh pada Min Yoongi .
"Lalu apa rencanamu selanjutnya? Bagaimana dengan ahjumma itu jika dia mengetahui gadis itu berada dirumahmu?"

Min Yoongi menarik sudut bibirnya,  membuka matanya yang sedari tadi terpejam dan menegakkan badannya,  menatap wajah jengkel yang masih tergambarkan di wajah rupawan seorang Kim Namjoon.

"Tikus kecil itu sudah menjadi miliku Joon. Wanita itu tak akan berani mengganggunya lagi. "

Namjoon berjingat,  mendesah berat.
"Kalian sama sama mengerikan. "

•••••

Setelah semalaman membiarkan otaknya berpikir, melayang-layang entah kemana,  memikirkan betapa bodohnya dirinya. Membiarkan jiwa raganya bertahan dirumah besar itu karena rancauan bibirnya tanpa berpikir dampak apa yang akan Jieun dapat setelahnya.  Entah dirumah siapa yang sama sekali tak pernah Jieun kenal atau bahkan sekedar tahu sebelumnya. Entah berbahaya atau tidak Jieun juga tak tau. Masih tak habis pikir bagaimana bisa dia memutuskan tinggal satu atap bersama laki-laki yang tak dia tau asal-usulnya.

Bagaimanapun Jieunlah yang memutuskan untuk berada disana,  kembali mengandalkan instingnya yang berkata jika tempat itu cukup aman untuknya. Tapi bagaimanapun insting tetap saja tak jauh hanya sebuah harapan yang terlihat kuat. Dan tak selalu benar meski sudah sangat menyakininya.
Laki-laki dan rumah itu terlalu misterius untuknya.  Mau berkali-kali otaknya berpikir,  masih merasa janggal, pertama Suga yang mengetahui namanya bahkan tanpa bertanya sebelumnya,  juga Jieun tak merasa pernah menyebutkan namanya di depannya,  kedua kamar yang dia tempati dirumah itu.  Sempat menyusuri seluruh sudut siapa tau ada cctv atau penyadap disana namun itu hanya pikiran konyolnya saja,  karena tak menemukan satupun hal yang yang membuktikan akan pikiran itu.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang