•••••
"Jadi bagaimana keadaan Jieun dokter Park? "ucap lelaki paruh baya yang kini sedang duduk di sofa yang berada di dalam ruang inap dalam rumah sakit itu.
"Tidak bisa dikatakan baik Tuan. Noona semakin banyak kehilangan berat badan, juga staminanya semakin menurun, tapi masih seperti biasa, noona masih sangat susah diberitahu. "
Terdengar hembusan napas berat dari Tuan Lee. Bersandar pada punggung sofa, melepas kacamata yang ia kenakan bersamaan meletakkan tab yang sejak tadi berada di tangannya. Menatap Jimin yang duduk berselang meja kaca disana, duduk tegak nan sopan menatap patuh pada lelaki paruh baya yang saat ini tengah duduk di hadapannya.
Pandangan Tuan Lee beralih pada Jungkook yang duduk disamping Jimin. Yang sama terlihat patuh namun terlihat kegusaran dan kacau pada wajah rupawan itu. Pasalnya apa yang dia lakukan selama ini juga sangatlah membebaninya. Perbuatan yang dia sendiri tau atas konsekuensinya, yang terbungkus dengan sangat apik. Melindungi juga memberi tempat teraman untuk wanita yang teramat sangat dicintainya. Meski dibalik semua itu Jungkook menyimpan sangat banyak beban yang tak pernah dia utarakan .
Berada diposisi yang membuatnya tak bisa berbuat sesuka hatinya. Posisi yang membuatnya juga harus mematuhi apa yang diperintahkan ayah tirinya tanpa bisa membantah. Ayah tiri? Ya, anggap saja seperti itu, juga Jungkook yang tak pernah menganggap Heiran yang menyandang sebagai ibu kandungnya itu sebagi sosok seorang ibu baginya.
"Aku percayakan Jieun padamu Kook. Jaga dia karena aku tak bisa melindunginya. Akulah yang menempatkan posisi sulit ini padanya. Akulah yang salah. "
"Aku akan menjaganya dan akan selalu menjaganya. "ucap Jungkook patuh begitu saja.
Jungkook sendiri belum melaporkan perilah Jieun yang saat ini berada satu atap dengan Min Yoongi. Karena tak ingin membuat Jieun kembali dalam posisi sulit jika Tuan Lee yang kembali mengendalikan kehidupan pada Jieun. Meski yang lelaki paruh baya inginkan hanyalah ingin melindungi anak perempuannya, namun tanpa sadar semua yang Tuan Lee lakukan selama ini juga menyulitkan Jieun. Jungkook tak mau itu terjadi lagi pada Jieun. Itulah kenapa Jungkook memilih diam, dan membuat seolah Jieun masih berada dalam jangkauannya meski sebaliknya. Bersyukurlah Tuan Lee tidak mencari informasi lebih dari orang lain dan masih mempercayakan semua informasi tentang Jieun pada Jungkook juga Jimin yang sudah sepakat untuk kebohongan yang lain itu.
Meskipun Heiran dan Seokjin mengetahui nya, tentu saja mereka juga tak akan bilang barang sedikitpun, terlebih pada Tuan Lee yang mereka anggap sudah kehilangan semua ingatannya. Juga tak mau berurusan dengan Min Yoongi, karena itu sama saja membuat mereka secara pasrah memasuki kandang macan yang kelaparan dan menunggu makanan lezat menyapanya. Atau lebih mudahnya sama saja bunuh diri.Tanggung jawab yang membuat Jungkook semakin merasakan tekanan luar biasa kendati dirinya juga harus mengurusi permasalah pribadi yang juga sangat membebani. Ditambah dengan skenario-skenario lain yang semakin tak bisa nalar terima. Bahkan menciptakan kebohongan demi kebohongan baru pada Jieun yang gadis itu sangat benci. Meski Jungkook juga hanya mengikuti apa yang diperintahkan Tuan Lee. Yang pasti akan membuat semua kebencian yang semakin besar tatkala Jieun mengetahui semuanya, suatu saat nanti. Karena semua itu pasti akan terjadi.
"Maafkan aku karena aku juga menyulitkan posisimu. Kau juga sudah banyak menderita. "
"Tidak Tuan."
Tuan Lee berdiri , berjalan ke sisi kaca jendela mengamati pemandangan kota dari sana.
"Bagaimana dengan kakakmu, Kook? "ucap Tuan Lee lirih meski masih bisa di dengar dengan jelas oleh Jungkook dan Jimin yang masih bertahan dalam posisi duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
Fanfiction[ COMPLETE ] Cinta. Hati. Ketulusan. Kebodohan. Penyesalan. Penyesalan memang terkadang datang terlambat. Menyerangmu saat semuanya telah pergi dan menghilang. #minyoongi #leejieun #jeonjungkook