03

832 110 3
                                    


•••••

"Noona.......Noona dimana?  noona keluar rumah?  katakan sekarang noona dimana,  aku akan kesana.   jangan berlari lagi, aku akan kesana..... "
Jungkook mengapit ponsel diantara telinga dengan bahunya,  sedang kedua tangannya sibuk melepaskan apron yang dia pakai. Tak ada jawaban dari Jieun,  hanya suara napas tersengal terdengar jelas dari ponselnya membuat Jungkook semakin kalut.

Pletakkkk.....
Suara benda terjatuh terdengar jelas ditelinga Jungkook.
"Noona... Noona...kau masih mendengarkanku? "
Jungkook melempar asal apronnya,  berjalan cepat keluar cafe menuju mobilnya terparkir.

"Ku mohon,  baik-baiklah noona. " ucapnya sambil menyalakan mesin mobilnya. Wajahnya terlihat berantakan,  tanpa mematikan sambungan teleponnya, meski tak ada percakapan dari lawan disebrang sana yang membuat pikiran Jungkook semakin tak fokus. Jungkook melacak keberadaan ponsel Jieun dan dengan cepat melajukan mobilnya.

Sampai di lokasi dimana Jieun memanggilnya tadi, Jungkook tak menemukan Jieun disana. Membuatnya semakin frustasi. Ponselnya sudah tak bisa dilacak lagi,  kemungkinan ponsel Jieun sudah dimatikan. Hanya menemukan sekantong eskrim cair yang dia duga milik gadis itu, juga satu sisi sendal rumah motif kelinci berwarna pink milik Jieun yang dibelikan Jungkook tempo hari. Semakin menegaskan jika gadis itu tak baik-baik saja sebelumnya, mengerang,  mengacak rambutnya kasar.

•••••

Jieun tertidur sangat nyaman, sesekali menggeliat hanya untuk kembali menyamankan tidurnya. Terlihat damai diatas kasur empuk dan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

Semulir angin masuk melewati pintu kaca besar menuju balkon kamar itu yang sedikit terbuka,  menyibakkan lapisan gorden tipis yang terlihat menari karena hembusannya.
Cahaya mentari hangat yang menembus lapisan tirai yang hampir sebagian sisi dinding itu terbuat dari kaca tak menganggu sama sekali kenyamanan tidur Jieun.

"Arghhhhhh..... "Jieun kembali menggeliat. Merentangkan tangannya merasakan sedikit sakit dibadannya dan kembali menyamankan posisinya dengan mata yang masih terpejam.
Merasakan sedikit keganjalan,  matanya tiba-tiba terbuka mengerjap beberapa kali  menatap langit langit bernuansa putih diatasnya. Mengumpulkan kesadaran dan langsung terduduk diatas kasur. Mengedarkan pandangannya meneliti ruangan itu. Ruangan yang sama sekali tak dia kenali,  kamar yang di dominasi warna putih lembut, dari cat dinding,  perabotan, lemari, tirai, sofa dan meja kecil disamping jendela, meja rias,  juga kasur dan bedcover yang dia pakai saat ini.
Masih belum mengetahui dimana keberadaannya saat ini.  Yang jelas bukan dirumahnya juga bukan dirumah Jungkook. Lalu dimana? Tidak mungkin ibu tirinya akan menempatkan dirinya di kamar senyaman ini.

Gadis itu mengecek pakaiannya, masih sama seperti yang ia pakai kemarin, menghembuskan napas lega.  Entah apa yang dia pikirkan. Setidaknya tak terjadi hal-hal aneh diluar kesadarannya.

"Lee Jieun, apa kau benar-benar tak bisa mengingat apa pun?" memukul kepalanya pelan dengan tangan kanannya."Aiishh jinjja..aku pingsan dijalan itu,  dan orang yang mendatangiku. Dan aku terbangun saat ini....aaahhhh...aku tak bisa ingat lagi. "

Jieun menyibakkan selimut tebalnya dan perlahan turun dari kasur yang nyaman itu.
"Ahhh.... "pekiknya . Memandang pergelangan kakinya yang memar. Menarik celana trainingnya mengecek bagian yang lain. Ada lebam yang lain masi sekitaran kaki kirinya.
"Ini tak baik, Jungkook pasti akan mengomeliku. "desahnya.

Tanpa alas kaki karena tak menemukan dimana sandal miliknya, juga tak ada alas kaki lain disana,  Jieun berjalan pelan sedikit menyeret kaki nya mendekati dinding kaca disamping tempat tidurnya yang menampakan keindahan luar biasa di luar sana. Hamparan rumput hijau luas terbentang, hampir mirip lapangan golf,  juga ada danau kecil dengan pohon besar disampingnya. Membuat gadis itu semakin penasaran dimana dia sekarang dan seberapa bahaya tempat itu,  serta siapa yang membawanya kesana.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang