06

707 97 5
                                    



Jieun bangun pagi seperti biasa.  Masih tak bisa dia percaya pada akhirnya dia kembali kerumah itu bersama Suga kemarin malam.

Ada yang aneh pada perlakuan Suga,  atau pada hatinya. Menghabiskan waktu beberapa jam bersama Suga kemarin malam membawa perasaan aneh pada diri Jieun. Suga yang semalam bersamanya tampak berbeda. Begitu hangat dan membuatnya nyaman,  meski bukan sifat dari Jieun yang akan luluh begitu saja.  Sosok Suga tetaplah misterius baginya.

Setelah membersihkan diri Jieun keluar kamar. Turun menuju dapur hendak menyiapkan sarapan seperti biasanya.   Tapi ada yang aneh,  hidung nya mencium sesuatu harum yang menggelitik perutnya dan membuatnya merasa lapar. 

Apa Suga sudah terbangun dan memasak makanan? Batin Jieun. Padahal Jieun juga tak terbangun kesiangan, aneh jika dia mendapati Suga bangun lebih awal dan memasak. Karena selama Jieun disana belum pernah terjadi,  kecuali saat pertama kali Jieun berada dirumah itu.

Kakinya melangkah semakin mendekati sisi dapur,  dan benar Jieun mendapati Suga disana,  tapi tak sendirian.  Suga yang masih dengan pakaian santainya, dan wanita paruh baya yang sedang bercanda dengan Suga.  Pemandangan asing yang tertangkap di mata Jieun.

Menyadari kehadiran Jieun,  wanita paruh baya itu tersenyum ramah.
"Jadi ini calon anda tuan?  " ucap wanita itu dengan senyum ramahnya menatap Jieun yang kebingungan.

Mendapat pertanyaan dari Bi Jung,  wanita paruh baya yang bersamanya itu,  perhatian Suga ikut teralihkan mengikuti pandangan mata Bi Jung yang berbinar menatap Jieun.

"Bagaimana menurutmu bi? "

"Sangat cantik. " jawabnya cerah.

"Aku setuju. "
Suga tersenyum,  senyum tulus yang belum pernah Jieun lihat sebelumnya. Dan lagi, melihatnya membawa debaran aneh lagi pada dada Jieun.

Lee Jieun. Jangan bodoh.

Jieun semakin mendekat juga semakin bingung dengan obrolan yang tertangkap ditelinganya itu.

"Maafkan aku,  apa aku bangun terlalu siang?" ucap Jieun merasa bersalah.

"Tidak nona,  duduklah,  bibi sudah menyiapkan sarapan buat kalian berdua. Tuan muda,  duduklah dimeja makan dan temani nona cantik ini. "
Suga hanya mengangguk,  dan berjalan mendekati Jieun,  lantas menarik kursi untuk Jieun dan menyuruhnya duduk disana. Dan Suga duduk disebelahnya.

Jieun mengerutkan keningnya, merasa bingung. Merasa aneh dengan sikap Suga yang berubah secara tiba-tiba. Kenapa dia jadi sangat lembut?

"Ada apa denganmu Suga ssi? " lirih Jieun menatap bingung ke arah Suga bingung.

Suga tak menjawab dan hanya tersenyum samar.  Lantas Bi Jung mendatangi mereka membawakan dua cangkir teh.  Diletakkan di depan Jieun dan Suga,  dan juga di meja depannya yang sudah tersaji berbagai macam menu sarapan lengkap. Nasi dengan segala sayur dan lauk pauknya.  Yang hanya kembali membuat kening Jieun berkerut-kerut karena tak mengerti sama sekali.  Bukankah Suga tak suka sarapan berat. Juga teh. Suga suka kopi. Itulah yang dia tau selama disini.

"Aigoo,  kau cantik sekali nak. Kamu pasti bingung ya.  Pasti kamu yang sudah membantu pekerjaan bibi selama seminggu ini. Terimakasih,  kau cocok sekali dengan tuan muda Yoongi.  Sangat cantik. "

Jieun semakin tak mengerti arah pembicaraan itu. Sebenarnya ada apa ini? Apa makaud dari perkataan Bi Jung. Yoongi?  Siapa dia?

"Bibi tau nona pasti bingung. Tuan muda pasti selama tak ada bibi tak pernah meminta nasi dan selalu kopi. Bibi sudah tau itu akan terjadi. Dasar kau anak bandel. "

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang