09

661 94 11
                                    


•••••

Jieun menyandarkan kepalanya pada kursi, menatap kosong ke luar jendela. Sama sekali tak menatap minat meski suasana malam diluar sana tampak ramai. Tubuh Jieun terasa lelah, terlalu lemah bahkan sekedar untuk berucap. Sejak memasuki mobil Suga dari rumahnya tadi,  dia memilih diam. Duduk bersandar pada kursi dengan tangan yang mendekap tubuhnya sendiri. Bersyukur kelemahannya itu tak terlihat di depan Heiran maupun Seokjin saat acara makan malam bersama tadi.

Tak ada hal buruk yang terjadi. Hanya makan malam biasa dengan suasana yang sama sekali tak bisa dijelaskan ulang.  Terlalu kaku dan mencekam. Padahal tak ada satupun diantara mereka berempat yang menimbulkan keributan. Heiran dan Seokjin benar-benar membungkam mulutnya.  Satu-satunya yang berbicara hanya Suga. Dengan gaya dan bahasa santainya. Sedang Jieun sendiri juga tak habis pikir dengan apa yang terjadi.

"Aku meminta ijin dari kalian untuk Jieun tinggal bersamaku.  Aku yakin kalian juga tak akan keberatan dengan itu. Aku berjanji akan menjaga Jieun,  jadi kalian tak usah khawatir. Jieun akan baik-baik saja bersamaku.  Dan aku akan mengabari kalian jika hari pernikahanku dengan Jieun sudah dekat. " itu adalah kalimat panjang yang terucap dari bibir Suga. Tak ada protes dari Jieun,  karena dia tau itu hanya akan sia-sia,  terlebih Suga mengucapkan dengan intonasi tegas juga dingin. Seolah kalimat yang dia ucapkan adalah kalimat ancaman juga peringatan secara bersamaann.

Bahkan untuk kalimat yang diluar nalar itu baik Heiran maupun Seokjin sama sekali tak menyanggahnya,  hanya terdengar suara sendok yang sedikit keras menyentuh piring karena tanpa sadar terjatuh dari genggaman Heiran setelah ucapan Suga selesai. Dan Seokjin yang terlihat mengeratkan rahang juga mengepalkan kedua tangannya menahan gejolak marah yang entah karena apa.  Sedang Jieun hanya terdiam,  tak berselera dengan makanannya ataupun dengan bahasan itu, memilih  meneguk wine meski tubuhnya akan menolaknya. Itu jauh lebih baik ketimbang memikirkan apa yang terjadi.

Tapi setelah tubuhnya memasuki mobil Suga, Jieun merasa begitu lemah. Semua tubuhnya terasa sakit, kepalanya terasa sangat berat,  bahkan perutnya terasa mual. Tapi Jieun tak begitu perduli,  dia tau apa yang sedang terjadi padanya,  semua karena Jimin. Itulah sebabnya Jieun tak suka sering sering menemui Jimin. Karena laki-laki itu selain sangat berisik padanya juga hanya akan memberinya rasa sakit seperti saat ini.

Jieun kembali mengeratkan pelukan pada tubuhnya sendiri. Terasa sangat dingin,  meski Suga menyalakan penghangat disana tanpa dia minta.

"Lain kali bilang padaku jika kau ingin pergi.  Aku bisa keluar dari kantor sesukaku. Aku tak suka kau mengabaikan peraturanku Eun ah. "Suga berucap untuk kesekian kalinya tapi sejak tadi Jieun abaikan. Suga tak berniat memarahi Jieun. Dia tau kondisi gadis itu sedang tidak baik. Membuatnya tak fokus menyetir karena terlalu sering menoleh ke samping untuk mengecek kondisi Jieun.

Beberapa menit berlalu, mereka memasuki halaman rumah Suga.  Suga memarkirkan mobilnya langsung di garasi,  bersanding dengan mobilnya yang lain. Mematikan mesin dan menoleh ke arah Jieun yang memejamkan matanya.  Melepas sabuk pengaman miliknya dan mengamati wajah Jieun yang sangat pucat.

Sejenak merasakan penyesalan dalam batinnya. Membawa tangannya merapikan rambut Jieun yang masih terlelap.

"Maafkan aku. "

Melihat kondisi Jieun yang tak mungkin sadar meskipun membangunkannya. Suga turun dari mobil,  menuju sisi pintu sebelah Jieun,  membukanya dan menggendong  Jieun masuk menuju kamarnya.

Merapikan selimut untuk menutupi tubuh Jieun yang menggigil, bahkan penghangat diruangan Jieun sudah dinyalakan.  Tapi gadis itu masih terlihat menggigil tanpa membuka matanya. Dada Suga semakin terasa dihujam beberapa ujung tombak, merasakan teramat sangat sakit saat melihat butiran bening mengalir dari ujung mata Jieun bersamaan dengan erangan kecil yang menunjukan kesakitan dari mulut gadis itu. Tanpa sadar matanya ikut berkaca-kaca.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang