21

549 69 7
                                    



HappyReading💜



•••






Mengeratkan kepalan tangannya. Menahan rasa sesak yang dia rasakan. Jungkook sudah lelah. Sangat lelah. Dia tak tau harus bersandiwara seperti apa lagi. Tak sanggup lebih lama lagi.

Masih berdiri tegak dengan setelan hitamnya. Kaus turtle hitam yang dipadankan dengan celana hitamnya. Berdiri dihadapan Tuan Lee yang duduk sibuk dengan kertas-kertas itu. Entah sengaja untuk mengabaikan Jungkook atau memang sedang sibuk.

"Abeoji. Aku tak bisa melakukannya lagi. aku tidak bisa terus seperti ini kepada Jieun noona.
Aku tidak bisa ." Jelasnya berat. Selama ini sudah cukup baginya untuk menyembunyikan semua perbuatannya pada Jieun.

"Aku sedang sibuk, Kook. Kita akan membahasnya nanti."ucap Tuan Lee masih terlihat fokus dengan kertas yang berada dihadapannya tanpa berniat menatap Jungkook barang sekilas pun.

"Waktunya tak akan sebanyak kata nanti yang selalu kau ucapkan , abeoji. Tidakkah abeoji merasa bersalah padanya. Apa ini juga yang abeoji inginkan. Seperti dulu kehilangan istri yang kau cintai dengan terlambat. Dan akan mengulanginya untuk kehilangan putrimu juga?"

Jungkook terlalu berani. Dia hanya terlalu lelah dengan semuanya. Memanggil tuan Lee sopan sebagai ayah yang dihormatinya. Pertanda dia sudah menyerah. Tak bisa dan tak akan melanjutkan semuanya lagi.

Menggebrak meja dihadapannya. Tuan Lee tau perbuatannya. Tapi ucapan Jungkook keterlaluan. Selama ini Jungkook cukup sopan juga penurut kepadanya. Ini pertama kali putranya dengan wanita yang sangat dia benci itu berkata buruk seperti itu.

"Jeon Jungkook jaga ucapanmu !"

"Aku tak akan melakukan hal keji seperti yang abeoji lakukan. Aku pun juga akan mempertahankan Seohee apa pun yang terjadi. Aku sangat mencintainya, tak peduli seperti apa pun dia. Aku hanya akan mempertahankan apa yang seharusnya. Dan aku akan tetap melindungi Jieun noona. Aku sangat menyanyanginya lebih dari orang tuaku sendiri. Jika bukan karena Jieun Noona, aku pun sudah menyingkirkan kalian semua sejak dulu. " lanjut Jungkook. Sudah tak tahan lagi dengan semua sandiwaranya.

Memutar tubuh ,akan pergi meninggalkan ruangan tuan Lee, ayah kandungnya yang selama ini hanya memanfaatkannya.

Berhenti di depan pintu sebelum benar-benar pergi. Kembali berujar tenang juga penuh penekanan disetiap kata yang dia ucapkan.

"Lee Heiran. Aku tak peduli meski dia adalah eomma ku. Aku tak akan segan membunuhnya jika dia menyentuh Jieun noona lagi. " Ucapnya dan bebar-benar pergi setelahnya.

Meninggalkan tuan Lee yang langsung meletakan pena yang sejak tadi berada dalam genggaman hanya untuk hiasan. Memijat pelipisnya.


•••••


”Suga, kenapa kamu lama sekali. Cepatlahh."

Duduk di depan rumahnya. Menunggu Suga yang sejak tadi tak kunjung keluar juga. Keadaannya jauh lebih baik, bahkan sudah sangat bersemangat.

Sesuai kesepakatan yang mereka buat semalam sebelum tidur. Pagi ini Jieun ingin sekali berkeliling disekitar sana. Berjalan menyusuri perkebunan yang nampak hijau dan menyegarkan. Pasti akan menyenangkan. Jieun sudah tak sabar sejak tadi.

Keluar dengan mengenakan jaket juga bucket hat di kepalanya , dengan wajah datar yang nampak enggan untuk memulai aktivitas pagi harinya. Jika tidak karena Jieun, mungkin pria itu masih memilih meringkuk diatas kasur dengan Jieun sebagai guling untuk dipeluknya erat. Tapi wanita itu sudah terlalu semangat sejak semalam, bahkan bangun terlalu awal menurut Suga, demi membangunkan nya sejak tadi.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang