01. Mbak Afifah

122K 7.5K 353
                                    

‼️ DILARANG NGOMONG KASAR‼️
‼️ DILARANG SIDER‼️

Suatu kehormatan bagi seorang santri jika bisa dekat dengan keluarga Ndalem. Sebab, ilmu bisa didapatkan di mana-mana, namun berkahnya hanya saat bersama orang 'alim

NING KECILKU

===

"Sampean lagi halangan nggak, Mbak?" Seorang gadis berumur 19 tahun menanyakan pertanyaan itu pada gadis lainnya yang tengah lalaran nadzhom sendirian di dekat kolam ikan yang tak jauh dari asrama yang di tempatinya.

Gadis yang ditanyai tadi mendongak lalu menggeleng. "Ada apa, Mbak?"

"Mbak-mbak yang tidak berhalangan dapat dawuh dari Ummi buat ikut Ziarah," jawab Siska– seorang yang tak lama lagi memasuki kepala dua tadi.

"Oh iya, siap." balas gadis lainnya bernama lengkap Afifah Annahdliyah sambil berdiri dan bersiap pergi ke makam.

Ziarah kubur yang Afifah dan santriwati lainnya akan lakukan ini adalah bentuk menyongsong bulan ramadhan yang tak lama lagi akan datang, ah lebih tepatnya 2 hari lagi akan datang.

"Pi!" panggil Amin, teman dekat Afifah sambil berlari ke arahnya dengan tergopoh-gopoh. "Pi, ayo berangkat!" ajaknya dengan napas terengah-engah tapi tetap mampu menampilkan senyum lebarnya. Amin terlihat sangat bahagia.

"Jangan buru-buru kenapa, Min. Santai aja sampean tuh," ujar Afifah sambil berjalan balik ke arah Amin.

"Nggak bisa santai aku, Pi. Udah nggak sabar mau ketemu Ummi soalnya," balas Amin lalu meraih tangan Afifah untuk ia ajak berjalan cepat ke arah makam.

"Ummi apa Ummi, haah?" Goda Afifah karena ia tahu Amin bukan ingin bertemu Ummi, melainkan Putranya. Seorang putra yang dikalangan pesantren memiliki nama tambahan dengan sebutan Agus.

"Ummi kok Pi, beneran," jawab Amin sambil nyengir kuda dan terus menarik Afifah.

"Iya-iya Ummi, heum ...."

~~~

Sesampainya di makam, Afifah telah melihat Ummi Nadira dan Ning Layla tengah bersiap duduk bersama santriwati lainnya, ia tak melihat hadirnya Gus yang temannya sukai ada diantara 2 wanita mulia itu.

"Gusnya kok gak ada ya, Pi?" Amin menurunkan kedua sudut bibirnya.

"Cah saru, ditata niatnya, Min. Sampean tuh mau ziarah, bukan bertemu Gus Amar," ujar Afifah lalu berjalan beberapa langkah lagi sebelum akhirnya ia duduk di karpet yang telah disediakan beberapa saat lalu oleh mbak-mbak pengurus.

Amin menggaruk kepalanya kaku, kembali nyengir kuda sambil berjalan mengikuti Afifah.

Tak lama setelah itu, Ummi Nadira membuka ziarah dengan salam dan dilanjutkan dengan bacaan-bacaan lainnya.

~~~

Setelah ziarahnya selesai, semua santriwati yang ada di sana pulang ke asrama masing-masing dan hanya menyisahkan beberapa mbak pengurus saja untuk membereskan karpet yang nantinya akan diletakkan ke tempat semula.

Lain halnya dengan santriwati lainnya yang kembali ke asrama, Afifah malah pergi ke ndalem Abah kyai karena mendapat ajakan Ummi Nadira.

"Fifah tadi udah makan belum, Nduk?" tanya Ummi Nadira sambil menepuk-nepuk punggung tangan Afifah yang ia genggam dengan tangan kirinya.

Ning Kecilku √ (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang