28. Wanitaku

61K 5.7K 822
                                    

UNPUB, GANTI PANGGILAN 🤙😡

VOTE DULU LAH ʕ'• ᴥ•̥'ʔ

VOTE DULU LAH ʕ'• ᴥ•̥'ʔ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===

Setelah salat Ashar dan belanja beberapa pakaian untuk Afifah yang tak betah lagi mengenakan hoodie selesai dilakukan. Gus Amar berjalan di belakang gadis itu dengan tujuan ke hotel untuk check-in, sebab tak mungkin juga ia nekat pulang membawa sang istri malam-malam dengan motor.

"Nanti malam mau jalan-jalan ke pantai nggak, Gus? Kan Gus Amar tadi belum sempat liat-liat," tanya Afifah sambil balik badan ke arahnya yang tak mau berjalan beriringan atau pun di depan karena tengah berjaga-jaga akan beberapa hal.

Gus Amar menggeleng pelan.

"Ih kenapa? Pantai tuh kalo malam-malam suasana dan pemandangannya indah tau,"

Karena tujuan awal datang ke sini karena Ningnya, bukan hal lainnya. Jawab Gus Amar yang tak tersampaikan suara sambil sedikit mendekatkan diri dengan istrinya. Ia lalu tersenyum miring namun tipis. "Jika pantai seindah Ningnya, takkan mungkin kutolak. Tapi sayangnya tidak," lirihnya yang tak mau sanjungannya ini di dengar orang lain selain mereka berdua.

"Gak jelas, wleeek."

Afifah berjalan lebih cepat dari sebelumnya setelah menjulurkan lidah padanya. Gus Amar yang mendapatkan balasan seperti itu berdecak pelan sambil tersenyum lalu mempercepat langkahnya juga sebab takut tertinggal jauh.

~~~

Afifah loncat ke ranjang kamar hotelnya lalu merebahkan tubuhnya dengan nyaman di atasnya saat baru selesai mandi dan tengah menunggu Gus Amar untuk kembali saat sekarang ini tengah pergi membeli cemilan malam karena ia lapar.

"Kasurnya enak banget ditiduri," ucapnya sambil menenggelamkan wajah ke bantal dengan ketenangan hati yang didapatkan cukup maksimal sebab tadi sudah melakukan salat Isya bersama suaminya di mushola yang ada di hotel ini.

Tak mau menyia-nyiakan honeymoon yang kata Gus Amar tidak akan ada aktivitas intim diantara mereka, dengan hanya tidur-tiduran. Menggunakan seluruh perasaan senangnya Afifah memilih membuka ponsel yang diberikan Ning Uli tadi karena mendengar notifikasi dari sana.

Dahinya mengernyit kaget saat pertama kali melihat lock screen ponsel itu, sebab sepertinya ia tak asing dengan foto perempuan kecil yang dipasang di sana.

"Kayak pernah liat? Tapi di mana?" gumam Afifah sambil mengingat-ingat di mana ia pernah melihat foto itu.

Ting!

Saat mendengar notifikasi yang sepertinya dari email, Afifah langsung membuka isinya yang ternyata ada CV seorang perempuan yang lebih tua darinya 4 tahun mengatakan niat baiknya untuk menyempurnakan agama Gus Amar. Singkatnya, gadis itu melamar suaminya secara online dengan ponsel yang tengah dia pegang.

Ning Kecilku √ (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang