TIDAK ADA HAL ROMANTIS DI DALAM SINI.
===
Siang ini Afifah di dudukan Ummah Asiyah di ruang keluarga yang berada di dekat teras samping. Ia ingin ngobrol akrab dengan putrinya yang tidak tahu akan sampai kapan tetap berada di sini, di sampingnya.
"Di pondok sana enak kan, Fah?" tanyanya.
Afifah mengangguk pelan. "Tapi Fifah pingin pindah pondok banget loh, Mah," ucapnya sedih. "Boleh, kan?" tanyanya meminta izin.
"Katanya enak, kok pingin pindah?"
"Eum ya ... pingin aja, heheh. Di sana udah lama banget soalnya. Juga pingin berteman ke lebih banyak orang lagi, heheh," jawabnya sambil terkekeh kaku.
Ummah Asiyah mengangguk. "Ya bagus sih itu, tapi izin sama Gus Amar dulu ya?"
Afifah meremas sarungnya, ingin bertanya tentang kejelasan hubungannya dengan Gus Amar tapi ragu jika kejadian tadi malam adalah nyata. Tapi dilihat dari balasannya Ummah, ia malah menjadi bimbang sendiri.
"Tadi sewaktu sahur Ummah liat plastik itu di depan kamar kamu. Dari Gus Amar ya?" tanya Ummah sambil menunjuk ke pojok ruangan yang terdapat plastik hitam.
Afifah menggeleng tidak tahu dari siapa dan untuk siapa. "Ummah ...," panggilnya lirih sambil menatap ke arah tangannya. Ia lalu mendongak, ingin buka mulut untuk bertanya tentang hal yang dibimbangkan barusan.
"Kenapa, Sayang?" Ummah Asiyah mengelus lembut pundak putrinya.
Lama terdiam tak menjawab, ujung-ujungnya Afifah hanya bisa menggeleng. Ia tak berani dan malu bertanya hal meresahkan ini pada Ummah maupun Abinya. Mungkin saja ia nanti akan bertanya kepada salah satu saudara-saudarinya. "Eum, Fifah boleh keliling pondok, kan?"
"Oh ya udah sana! Mumpung asrama juga mulai sepi." Ummah Asiyah mempersilahkannya.
Afifah mengucapkan terimakasih lalu bangkit dan pergi menuju tempat yang mungkin dapat ia temukan ketenangan juga kenyamanan.
Kakinya mengayun pelan saat mulai keluar ndalem. Hatinya terasa sepi tiap kali mengingat kalau ia telah menjadi istri pria itu. Ingin menyangkal, tapi sulit masuk otak juga jika tanpa hubungan ini Gus Amar berani bersikap diluar batas seperti tadi malam dan malam-malam permulaan ramadhan kemarin.
Namun alasan pernikahan ini juga tak dapat Afifah ketahui dan pikirkan dengan jelas. Pasalnya semua saudarinya saja menikah saat umur mereka minimal 19 tahun. Belum lama ini, ia malah baru 17 tahun dan tepat di malam ulang tahunnya itu Gus Amar menodainya. Tentu sulit ditebak olehnya sejak kapan sebenarnya hubungan ini dimulai.
"Loh, Fah!? Udah pulang!?" tanya Ning Elsa yang baru menampakan diri setelah kemarin pagi pergi ke rumah mertuanya di pondok pesantren tetangga.
"Iya, Mbak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ning Kecilku √ (Terbit)
SpiritualPart acak❗ Dinikahkan dengan gus sejak umur 17 tahun adalah hal aneh pada zaman sekarang. Dan juga, selama ini hubungan yang harusnya ia ketahui malah di tutup rapat-rapat oleh kedua orangtuanya sebab beberapa alasan. #1 in Abah 2021 #1 in Kyai 2021...