17 : one day with Ari

376 58 4
                                    

(Namakamu) sudah rapih dengan pakaian santainya. Seperti rencana ia akan pergi bersama Ari hari ini. Hanya sekedar berpergian sebatas teman.

"Gue udah di depan" setelah memutuskan sambungan telfon tersebut (namakamu)pun bergegas untuk menghampiri Ari yang sudah tiba di rumahnya.

"Dek, mau kemana?"tanya Lolita yang kebetulan sedang menonton serial tv kesukaannya. "Keluar sama Ari dulu Ya ma"

"Ari?"

"Iya ma, Ari irham"jawab (namakamu)

"Oh ya? Ajak masuk dong, mama udah lama ga ketemu"ujar Lolita, (namakamu) melihat jam tangan yang melilit di lengannya "nanti aja pas pulang ya Ma, bye mama" (namakamu)pun bergegas keluar dari rumahnya dan melihat Ari dengan motor sportnya "hai"

"Hai"

"Naik motor?"tanya (namakamu), Ari mengangguk "naik motor lebih serukan?"tanya Ari.

(Namakamu) tersenyum dan mengangguk "helm gue mana?"tanya (namakamu). Aripun memberikan sebuah helm bewarna pastel yang memang khusus ia beli untuk digunakan oleh (namakamu)

"Feminim banget nih helm, punya cewe lo ya?"tanya (namakamu), Ari menggeleng dan mulai menyalakan mesin mobilnya "sepupu gue"bohongnya.

Lo ada lah orang yang akan make helm itu, walaupun gue tau lo udah milik yang lain. Batin Ari

"wangi bener nih helm, kayak baru"gumam (namakamu). Ia naik ke motor Ari dan menepuk pundak Ari "jalan mas, sesuai titik"candanya

"Titiknya sih KUA Mbak, gimana udah siapin suratnya?"goda Ari, tak apalah sesekali menggoda mumpung (namakamu) yang terlebih dahulu bercanda.

(Namakamu) tertawa lepas dan memukul pelan bahu Ari "udah jalan, ngaco!"

Aripun mulai menjalankan motornya, ntah ke arah mana. Masih terlalu pagi untuk pergi ke arah Mall.
Ari mempunyai sebuah ide, ia akan pergi ke sebuah tempa dipinggiran kota dan menurut Ari itu adalah tempat untuk dirinya mencari ketenangan.

Setelah kurang lebih 2 setengah jam diperjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat yang dimaksud Ari. Seperti sebuah perbukitan yang sangat indah.

"Jauh banget sampe kesini"ujar (namakamu), Ari tersenyum dan melepas helm dan turun dari motor "ini tempat favorit gue kalau gue lagi ada masalah"ujar Ari

Ia berjalan menuju pinggiran bukit, ia bisa melihat kendaraan yang lewat di jalanan kecil menuju perbukitan. "Gue mau kesini, sebelum gue ke Bali besok"lanjutnya

(Namakamu) hanya diam menatap Ari dari belakang, sejujurnya ia menikmati pemandangan di depan. Matahari terlihat, dan kendaraan lewat di jalan menuju perbukitan, jalanan yang mereka lewati tadi.

Udaranya masih terlalu sejuk untuk jam saat ini, tidak seperti di Kota. "Gue baru tau setidaknya masih ada view kayak gini di Jakarta"ujar (namakamu)

"Worth itkan 2 jam kesini?"tanya Ari, (namakamu) mengangguk dan berjalan mendekat. "Apa karena ni lo bawa motor?"

"Enggak, gue ga tau mau kemana. Terus di jalan kepikiran aja buat ajak lo kesini"jawab Ari, ia mengambil ponselnya dan beberapa kali mengabadikan pemandangan di hadapannya.

"Disini enggak ada apa-apa Ri?"tanya (namakamu). Ari menoleh ke kanan dan kiri lalu menatap (namakamu) dengan lembut "ada, tempat untuk foto juga cantik-cantik, mau?"tanya Ari. (Namakamu) mengangguk "boleh, tapi tunggu lo puas aja mandangin pemandangan ini"ujar (namakamu)

Ari tersenyum tipis lalu mengangguk, ia memanjakan kembali matanya dengan pandangan di depan. Mungkin tak terlalu indah, tapi menenangkan menurut Ari

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang