28-GDW

176 24 4
                                    

Eunji menggosok kedua tangan guna menciptakan kehangatan di antaranya ketika suhu di sekitar terasa semakin rendah. Kemudian memasukkan keduanya ke dalam saku parca dan menunduk, memandangi butiran salju yang jatuh pada sepasang sepatunya.

"Ji!"

Eunji mengangkat kepalanya seketika setelah suara itu mengudara kencang dari kejauhan sana. Dilihatnya Taehyung berdiri sekitar 5 meter dari tempat ia berpijak. Pemuda itu mengulas senyum tipis khasnya dan berjalan menghampiri sang gadis.

"Kenapa tidak menunggu di dalam? Kau kan tidak kuat dingin. Kalau sakit lagi bagaimana?" Belum-belum Taehyung sudah mengomel. Entah mengapa ia menjadi lebih rewel sejak kebenaran bahwa mereka kecil bersama di Daegu itu terungkap.

"Ayolah, Tae. Ini sudah 3 minggu sejak aku dibolehkan pulang oleh rumah sakit. Kenapa sekarang kau jadi berlebihan?" cibir yang perempuan seraya memutar bola mata malas.

"Aigo, apakah begini balasanmu untuk orang yang sudah merawat dan memastikan kesejahteraanmu?"

"Ya!" Eunji sontak meneriaki Taehyung setelah lelaki itu menyentil keningnya. Tak mau kalah, Eunji langsung menoyor kepala Taehyung kencang. Tidak usah protes, ia memang tidak punya rasa kasihan untuk Yoongi, Taehyung, Seokjin, dan Jimin.

Ah, Jimin. Eunji tiba-tiba teringat dengannya. Sedang apa dia sekarang?

"Hei, kenapa kau tidak memakai sarung tangan? Tanganmu dingin sekali." Tapi berbeda dengan mereka, Taehyung tidak pernah protes jika Eunji mengganggunya secara fisik. Kali ini saja, alih-alih menggerutu Taehyung malah melepas sepasang sarung tangan rajut yang sedari tadi menyelimuti kedua tangannya dan memberikannya kepada Eunji.

"Pakai itu dan cepat masuk. Aku sudah lapar. Ingin makan gomtang," tukas Taehyung begitu saja sebelum melenggang masuk ke dalam kedai.

Ngomong-ngomong, ini sudah hampir sebulan sejak Eunji keluar dari rumah sakit. Ia merasa beruntung karena memiliki orang-orang yang mengkhawatirkannya seperti Yoongi, Aerin, Taehyung, dan Seokjin.

Benar, Seokjin. Entah bagaimana ceritanya ia bisa berada disini. Setiap ditanya ia hanya akan berkata "Aku kabur" dengan tampang santai, lalu bertanya apa Eunji sudah minum obat. Dia menyebalkan. Sepertinya tiada hari dimana ia tidak mengomeli Eunji karena menunda minum obat meski hanya telat 15 menit saja.

Sudah menumpang di rumah orang, banyak bicara lagi. Untung kawan.

"Mau pesan apa?" tanya Taehyung setelah salah satu pelayan kedai menghampiri meja keduanya.

"Ramyeon dengan ekstra daun bawang," jawab Eunji tanpa pikir panjang.

"Oke, satu gomtang dan satu ramyeon dengan ekstra daun bawang. Apa kau ingin pesan japchae?"

"Tentu."

"Baiklah. Kami pesan itu," tukas Taehyung kepada pelayan kedai tersebut.

Setelah wanita dengan celemek coklat tua itu pergi, Taehyung tiba-tiba bangkit dari duduknya. "Aku mau ke toilet dulu."

"Jangan lama-lama."

"Tentu saja. Kenapa aku harus berlama-lama di dalam toilet?" cibirnya kemudian pergi ke arah toilet.

Tak lama berselang setelah sosok Taehyung menghilang di balik pintu toilet, suara dering telepon dari ponsel Eunji tiba-tiba terdengar. Gadis itu buru-buru mengangkat telepon yang ternyata dari Seokjin tersebut sebelum pengunjung kedai lainnya terganggu.

"Apa?" tanya Eunji malas.

Seokjin menyengir di seberang sana. "Jadi bagaimana kencannya? Lancar?"

Target [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang