Eunji baru saja turun dari taxi ketika ponselnya tiba-tiba berbunyi. Gadis itu mengernyit bingung mengetahui bahwa yang meneleponnya adalah nomor tak dikenal. Namun ia tetap mengangkatnya.
"Eunji-ya? Selamat ulang tahun! Maaf baru mengucapkannya sekarang. Tapi aku sudah mengirimkanmu hadiah. Oh iya. Ini aku, Seokjin. Aku baru saja ganti ponsel. Tolong simpan nomorku."
Eunji menautkan alisnya, merasa pelik. "Seokjin? Kim Seokjin? Sungguh?"
"Iya, ini aku. Kau bingung ya kenapa suaraku berbeda? Aku sedang flu beberapa waktu ini. Suaraku juga kadang habis."
"Kau serius??" sentak Eunji.
"Iya, aku serius. Tidak perlu membentak begitu, Ji. Oke aku minta maaf karena tak langsung menghubungimu, tapiㅡ"
"Hei, Kim Seokjin," potong gadis itu. Nada bicaranya terdengar begitu serius. "A-apa kau.. kenal dengan Park Jimin?"
{♡}
Jimin menyisiri tiap diameter trotoar ini dengan kepala tertunduk galau. Meskipun sorot mata lesunya terarah pada jalanan, namun fokusnya masih tertinggal pada konversinya dengan Tuan Kim tadi.
"Ajak dia kesana. Dorong dia dari lantai 3."
Mendorong Eunji dari lantai 3? Yang benar saja? Bagaimana bisa Jimin melakukan itu? Jangankan dari lantai 3, Eunji jatuh dari tangga saja pasti ia akan cemas setengah mati.
Jimin menghela nafas berat. "Maafkan aku, Ji," gumamnya pelan.
"Kenapa minta maaf?"
Sontak kepala dihiasi surai hitam legam itu menoleh cepat ketika suara yang tak asing ditelinganya terdengar menyahut gumamannya barusan. "Eunji-yaㅡ" Jimin tercekat.
Gadis itu tersenyum. "Mian, aku mengagetkanmu, ya?"
Jimin mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali sebelum kemudian menyapukan pandangan ke sekeliling mereka. "Kau sendirian? Dari mana?"
Eunji terdiam sejenak, wajahnya tiba-tiba sedikit sendu. Namun beberapa detik setelahnya, ia kembali menarik senyum simpul. "Tidak ada. Hanya cari angin."
"Benarkah? Aku baru tahu kau tetap terlihat sangat cantik meski hanya untuk cari angin," celetuk Jimin seraya tersenyum manis.
Eunji sedikit mendecih sebelum mengulas senyum kecil. "Mworae.." timpalnya sembari memalingkan wajah dan berpura-pura menatap jalanan.
Tatapan Eunji kemudian jatuh pada sebuah kotak di tangan Jimin. "Itu apa?"
"Oh? Ini? Ah.. ini untukmu. Aku baru saja membelinya," terangnya seraya menyerahkan kotak tersebut pada sang gadis.
Eunji menghentikan langkahnya dan membuka kotak itu. Isinya sepasang sepatu berwarna putih serta hologram di beberapa bagian lainnya.
"Kau suka?" tanya Jimin.
Eunji terdiam sejenak. Lalu menatap Jimin. "Bisakah aku memakainya sekarang?"
Jimin lantas tersenyum lebar. "Tentu saja. Sini, biar ku pakaikan."
Pemuda itu segera berlutut dan mengganti sepatu lama Eunji dengan sepatu pemberiannya secara lembut. Dan entah mengapa.. Eunji merasakan sesuatu yang aneh di hatinya.
"Sudah," tukas Jimin setelah sepatu itu terpasang rapi di kedua kaki Eunji. Jimin kemudian menaruh sepatu milik Eunji yang sudah di ganti ke dalam kotak. "Biar aku yang membawa ini," ujarnya, lalu kembali melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Target [Park Jimin]
FanfictionEunji tidak pernah tertarik untuk membuat kisah cinta semasa sekolah seperti gadis lain. Apalagi jika itu dengan Park Jimin, murid baru yang diam-diam menjadikan Eunji target balas dendam seseorang. "Apa sih maumu? Kenapa terus menggangguku?" "Mauku...