"Ayah, sudah waktunya."
"Mengerti."
"Aku dan Taehyung akan menunggu di depan kantor polisi. Bawa semua bukti yang sudah ku kumpulkan, pastikan tidak ada yang tertinggal. Aku sudah memberikan rinciannya, kan?"
"Kau bisa percaya pada Ayah kali ini."
"Bagus. Sampai bertemu."
Seungdo membuka kedua matanya yang menggambarkan ambisi penuh dalam dadanya. Segera setelah teleponnya diputus, ia beranjak pergi menuju kamar sang putri.
Seutas senyum penuh kemenangan pun terlukis pada wajahnya setelah dipastikan semua yang mereka siapkan telah dikumpulkan.
"Kim Seokjun, Nam Junghee, kalian benar-benar sudah berakhir sekarang."
{♡}
"Noona!"
Jimin buru-buru menghampiri Hayeon yang terikat di kursi dan mengurai ikatan tali dari tubuh perempuan itu. Tak lupa lakban yang menutup rapat bibir Hayeon juga ia lepas.
"Noona, kau baik-baik saja? Apa dia melukaimu?" tanya Jimin khawatir.
"Aku tidak apa-apa, tapi kita harus segera pergi dari sini. 2 menit. Orang-orang Kim Sialan itu akan datang dalam 2 menit untuk membawaku kepadanya," ujar Hayeon dengan intonasi tegas disana.
"Kalau begitu sebaiknya kita hindari pintu masuk utama. Ayo."
Keduanya bergerak cepat menuju jendela dan keluar melalui sana. Tadinya sedikit ragu karena tempat Hayeon disekap berada pada lantai 2, untungnya di bawah penuh salju jadi tidak akan terlalu sakit jika jatuh.
Kini Jimin dan Hayeon melangkah mengendap-endap seraya menyapu pandangan ke segala arah untuk memastikan tak ada yang menyadari keberadaan mereka. Meski Jimin berhasil merebut revolver milik Daewon tadi, ia tetap harus berhati-hati karena pelurunya hanya tersisa 2 buah.
"Kita harus memanjat pagar. Cepat naik ke pundakku. Akan ku angkat Noona," titah Jimin.
"Kau yakin aku bisa melewati itu? Bukankah terlalu tinggi?" tanya Hayeon ragu. Bukan apa, ia hanya takut salah gerak dan jadi melukai pundak Jimin nantinya.
"DIA KABUR!" Seruan seorang pria dari dalam sana tak ayal membuat Jimin dan Hayeon terkesiap.
"Tak ada waktu! Cepat naik ke pundakku!!" sergah Jimin tak main-main.
"Ketika aku sudah melewati pagar nanti, pastikan kau langsung meraih tanganku."
Jimin tak menjawab dan dengan cepat berlutut, ia lalu meletakkan satu kaki Hayeon ke pundaknya. Setelah Hayeon meletakkan sebelah kakinya lagi, Jimin segera berdiri perlahan dan membiarkan Hayeon mengambil sedikit tolakan pada bahunya untuk melompat dan melewati pagar.
Berhasil!
"Jimin, cepat raih tangankuㅡ"
"DIA DISANA!" pekik seorang laki-laki yang bisa ditebak merupakan salah satu orang Tuan Kim.
Mendengar pekikan tersebut, Jimin lantas mengambil revolver dari sakunya. "Noona cepat pergi!!" titahnya keras.
"Apa?? Kau gila? Bagimana aku bisaㅡ"
KAMU SEDANG MEMBACA
Target [Park Jimin]
FanficEunji tidak pernah tertarik untuk membuat kisah cinta semasa sekolah seperti gadis lain. Apalagi jika itu dengan Park Jimin, murid baru yang diam-diam menjadikan Eunji target balas dendam seseorang. "Apa sih maumu? Kenapa terus menggangguku?" "Mauku...