7-Apology

275 36 3
                                    

Ternyata selama ini Doyeon
merundung Eunji diam-diam. Pantas
saja dia selalu menghindar ketika
ada yang membicarakan Doyeon.
Kasihan sekali Eunji, aku yakin
jika ayahnya tahu ini, Doyeon akan
langsung di keluarkan sekolah.

-Ditulis secara Anonim

Reply:

>Heol, benarkah? Aku benar-benar
tidak menyadarinya. Ku pikir
Doyeon adalah malaikat cantik
yang baik hatiㅠㅠ

>Sudah ku duga. Ada yang aneh
dari cara Doyeon memandang Eunji.

>Kasihan Eunji, dia bahkan tidak
punya teman:(

>Apakah Doyeon yang menghasut
orang-orang untuk tidak berteman
dengan Eunji?

>Kim Doyeon adalah iblis!

>Wah, aku sekelas dengan Doyeon.
Kenapa aku bisa sekelas dengan iblis?

>Tapi kenapa Doyeon merundung Eunji?

>Dengar-dengar karena pacar Doyeon
merayu Eunji?

>Apa? Itu gila! Tidak hanya Doyeon,
tapi pacarnya juga tidak waras!

>Bukankah tahun lalu Doyeon berpacaran dengan Sunghyuk Sunbae?

Doyeon yang baru saja selesai makan malam pun terpaku untuk beberapa detik setelah komentar-komentar buruk mengenai dirinya membanjiri laman anonim sekolah. Matanya semakin basah dan basah tiap detik-detik mulai terlewati. Perlahan sesenggukan, lalu tangannya seketika mengepal kuat.

"Apa semua ini?" gumamnya parau. Sukar mempercayai kenyataan bahwa dirinya mendapat banyak komentar buruk dari warga sekolahnya sendiri.

Hatinya terasa makin menjengit setelah melihat komentar-komentar lainnya.

Doyeon tertawa miris. "Seharusnya mereka tahu seberapa buruknya Eunji. Akulah korbannya disini. Akulah pihak yang dikhianati, KENAPA AKU YANG MENDAPAT SEMUA HINAAN INI??!" serunya frustasi. Nafas Doyeon menderu cepat dengan kedua tangan yang menjambak surai pada kepalanya sendiri.

Doyeon jatuh terduduk pada lantai kamarnya. Lantas menangis kencang. "KENAPA? KENAPA DUNIA SANGAT TIDAK ADIL? KENAPA HANYA KARENA EUNJI ANAK ORANG KAYA, DIA BISA DAPAT SEMUANYA?"

-

Hari ini, Doyeon membohongi ibunya. Gadis itu tidak pergi ke sekolah, tapi malah berdiam diri di kasur seharian.

Bukan maunya.

Doyeon hanya terlalu takut untuk bertatap muka dengan orang-orang sekolah. Selain itu, wajahnya juga terlalu jelas menunjukkan kalau ia semalaman menangis. Ia jelas tidak mau terlihat lemah di depan mereka.

Suara ponselnya yang berdering membuat ia sedikit terkesiap. Gadis itu kemudian meraih benda yang sedari semalam ia letakkan di atas nakas. Matanya seketika membelalak ketika nama itu tertera pada layar ponselnya. Dengan cepat, jempolnya menggeser bulatan hijau dan mendekatkan benda pipih itu pada telinganya.

Target [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang