"Rambutnya lurus panjang, berwarna coklat gelap. Kulitnya putih, dia memakai seragam laki-laki dan jaket."
Jimin mengulas senyum menawan ketika dirinya akhirnya menemukan gadis bernama Min Eunji itu. Gadis itu nampak gelisah menunggu hujan reda. Jimin jadi bersyukur karena hujan merintik deras di waktu pulang seperti ini dan menahan Eunji tetap di sekolah. Baguslah, ia jadi tidak perlu berlari-lari mengejar gadis itu.
Eunji mendecak kesal, tidak sabar. Ia merutuki dirinya sendiri karena tak membawa payung meskipun Yoongiㅡkakaknya sudah memberitahu bahwa menurut ramalan cuaca, hari ini akan turun hujan.
"Apa hujan-hujanan saja, ya?"
Iya, lagi pula besok kan libur. Pun jika kedinginan, Eunji bisa mandi air hangat. Ya sudah, begitu saja.
Eunji mendongakkan kepalanya, memandang jauh ke arah langit yang masih gencar menjatuhkan tetes-tetes air ke bumi. Dia menghela nafas sejenak sebelum akhirnya melangkah, menerjang air hujan.
Namun belum saja kakinya menapak tanah, seseorang tiba-tiba menariknya mundur bersamaan petir menyambar di kejauhan sana. Eunji memekik terkejut dan tanpa sadar memeluk orang yang menarik dirinya itu.
"Ehm, permisi?"
Suara itu seketika membuat Eunji terkesiap dan menegakkan kembali tubuhnya. Eunji mengumpati dirinya sendiri dalam hati. Ah, malu sekali.
Jimin menarik senyum menawan andalannya. "Jadi kau siswi bernama Min Eunji itu?" tanyanya memastikan.
Eunji terhenyak sebentar. Kemudian mengangkat kepalanya dan menatap wajah Jimin. Alisnya bertaut. "Apa, sih?"
"Hei, aku berbicara padamu," ujar Jimin yang merasa diabaikan. Pikirnya gadis ini akan merespon terkejut dan senang karena Jimin mengenalnya. Ayolah, Jimin itu tampan.
"Memangnya aku tuli?" balas Eunji sarkas, kendati begitu nada bicaranya terdengar santai dan tenang.
Kini giliran Jimin yang terhenyak. Maksudnya, kenapa gadis ini tidak merasa gugup padahal sedang di ajak bicara oleh Jimin, si tampan?
Mencoba tetap profesional, Jimin akhirnya berpikir wajar. Bisa saja Eunji ini memang gadis yang sedikit berbeda, yang tak akan luluh hanya dengan melihat rupa. Kalau begitu, haruskah ia memamerkan kekayaannya?
"Kalau begitu kenapa kau tak menanggapiku?" tanya Jimin melanjutkan. Kali ini dengan melakukan gerakan mengibas rambut yang membuat dahi rupawannya terekspos, tak tanggung-tanggung memperlihatkan jam tangannya yang memiliki harga tak kira-kira.
Eunji menatap Jimin heran. "Kenapa aku harus menanggapimu? Aku bahkan tidak mengenalmu," tukasnya yang sama sekali tidak peduli dengan tingkah Jimin.
"Park Jimin, kelas 3-3. Aku murid baru," terang Jimin. Lalu tersenyum lagi. Kali ini Jimin berharap Eunji setidaknya bisa sedikit terpana melihat senyumnya.
"Siapa yang bertanya?"
Ah, ternyata tidak. Rupanya Eunji memang gadis yang tidak mudah. Berarti Jimin harus berusaha lebih keras untuk yang misinya kali ini.
"Setidaknya kau sudah mengenalku sekarang."
"Aku tidak ingin mengenalmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Target [Park Jimin]
FanfictionEunji tidak pernah tertarik untuk membuat kisah cinta semasa sekolah seperti gadis lain. Apalagi jika itu dengan Park Jimin, murid baru yang diam-diam menjadikan Eunji target balas dendam seseorang. "Apa sih maumu? Kenapa terus menggangguku?" "Mauku...