30-After The Arrest

198 32 2
                                    

"T-tunggu, aku juga ditangkap? Ji, kau bilang kau mencintaiku??"

"Kau sungguh tidak tahu diri, Park Jimin."

"Ji! Tidak! Kumohon, dengarkan aku! Kau pikir aku pergi selama ini tanpa alasan? Selama ini aku juga berusaha menjatuhkan Tuan Kimㅡ"

"Lalu apa kau pikir semua dosamu bisa terbayar begitu saja dengan usaha tak berguna itu? Kau pikir aku tidak tahu bahwa kau telah membunuh banyak perempuan sebelumnya?"

"Tapi aku mencintaimu, Ji. Aku bersungguh-sungguh tak akan melakukan itu lagi. Ku mohon, Ji."

"Banyak bicara."

Jimin yang kini berbalut baju tahanan itu memeluk lututnya dan menunduk. Ia menggigit bibir bawahnya kuat guna menahan air matanya sekuat mungkin agar tidak jatuh ketika ingatan tentang bagaimana para polisi-polisi itu menyeret dirinya dan Tuan Kim ke mobil polisi masih tak dapat lepas dari otaknya. Jimin tahu ia tak akan pernah bisa melupakan tatapan dingin yang tersorot dari manik Eunji kepadanya, tanpa sedikit pun belas kasihan tertampak disana tatkala Jimin sendiri tak henti-hentinya menyerukan nama gadis itu.

Jadi selama ini bukan Jimin yang membohongi Eunji, tapi Eunji yang membohongi Jimin? Luar biasa.

Tentu saja Jimin tahu dengan benar bahwa ia telah berdosa. Ia membunuh banyak perempuan sebelumnya dan memang sudah sepantasnya ia berada di balik jeruji besi sekarang ini. Namun yang terus menjanggal hatinya adalah, mengapa Eunji tidak mau mendengarnya? Padahal Jimin sungguh-sungguh tulus dengan perkataannya.

Di mana letak kesalahan awalnya?

Apakah saat ia menerima perintah dari Tuan Kim untuk menjadikan Eunji targetnya? Atau saat ia pertama kali di beri amanat untuk membunuh seorang wanita yang terlibat masalah dengan perusahaan Hanseok Group hingga berujung pada gadis-gadis lainnya dan berakhir dengan Eunji? Atau justru saat Tuan Kim datang menemuinya pertama kali saat ayahnya hampir mati karena dibunuh sang ibu?

Jika pada waktu-waktu itu ia berkata 'tidak' apakah semuanya akan tetap berakhir seperti ini? Karena bagi Jimin, lebih baik dia tidak pernah bertemu Eunji sama sekali dari pada membuat gadis itu menderita begini pada akhirnya.

Semuanya benar-benar berakhir sekarang. Ia dipenjara, Tuan Kim dipenjara, ayahnya di penjara, Nam Junghee dan pacarnya dipenjara, Gong Daewon dipenjara, dan bahkan Hayeon juga dipenjara.

Tapi apa sekarang ini?

"Hey,"

Jimin mengangkat kepalanya perlahan ketika dirinya merasa terpanggil. Ia lalu menjumpai sesosok lelaki yang sepertinya berumur tak jauh darinya. Pemuda itu juga mengenakan baju tahanan sepertinya.

"Aku Jeon Jungkook. Kau?"

Jimin tak langsung menjawab. Hanya saja, ia merasa tak memiliki gairah untuk sekedar membuka mulutnya dan bercakap dengan seseorang. "Park Jimin.." jawabnya kemudian dengan begitu lirih.

Jungkook lalu duduk di sebelah Jimin dan ikut menyandarkan punggungnya pada dinding seperti si Park. "Ku lihat kau tak pernah bergerak dari sini. Kau juga tidak pernah berbicara pada yang lain. Tidak bosan?"

Jimin memilih diam kali ini. Tak tahu harus menjawab apa. Masalahnya, ia sendiri tak yakin tentang perasaannya. Jimin bahkan ragu apakah ia berhak merasa bosan atau tidak. Ia hanya terus menyesali semuanya dan merenungi apa yang sudah terjadi.

Melihat lawan bicaranya diam, Jungkook memutuskan untuk kembali buka suara. "Hei, jika aku menceritakan kisahku, apa kau mau menceritakan kisahmu juga?"

{♡}

"Kau pasti sangat terkejut. Aku minta maaf karena tidak memberi tahumu," ucap Eunji ketika pria di hadapannya tersebut semakin menundukkan kepala dengan raut yang jelas tak terlihat baik-baik saja.

Target [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang