2-Confess

447 48 3
                                    

*Video di mulmed jangan lupa di play yaa, biar feel nya nyampe^^

*Video di mulmed jangan lupa di play yaa, biar feel nya nyampe^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Jimin-ah,"

Jimin menolehkan kepalanya tatkala seseorang terdengar memanggil. Netranya seketika menangkap seorang siswi yang kini tengah menghampirinya dengan buku di tangan. Siswi itu kemudian duduk pada bangku di sebelah Jimin.

"Aku Yoojung. Choi Yoojung. Itu.. ku dengar ujian pengayaanmu kemarin dapat nilai bagus," ucap siswi itu basa-basi.

"Ah.. iya." Jimin tersenyum menanggapi.

"Em.. bisa ajari aku cara mengerjakan soal ini? Aku sudah mencobanya tadi malam, tapi tetap kesulitan," pintanya seraya menunjuk sebuah nomor pada buku yang dipegangnya.

Jimin lantas meletakkan pulpennya dan berfokus pada soal tersebut. "Oh, soal ini. Iya, memang sulit. Materi pada buku kita juga kurang lengkap. Aku menemukan materi lengkapnya di buku ini. Jika kau mau pinjam, silahkan saja." Jimin mengeluarkan sebuah buku yang baru ia beli tadi malam, di perjalanan pulang dari rumah sakit.

Yoojung nampak terkesima dengan Jimin bahkan saat menerima buku milik lelaki bermarga Park itu. "Ah.. terima kasih," ucapnya tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun dari Jimin.

"Sama-sama, Yoojung," balas Jimin dengan senyum simpul seadanya.

Yoojung tersenyum malu tatkala mendengar Jimin memanggil namanya. Gadis itu mengambil lagi buku miliknya, lalu kembali ke bangku.

"Doyeon-ah, Park Jimin itu benar-benar mengagumkan. Sudah tampan, pintar, baik lagi. Ah, sepertinya aku mulai suka padanya," cerita Yoojung pada Doyeon, sahabat sekaligus teman sebangkunya.

"Benarkah? Aku akan mendukungmu kalau begitu," timpal Doyeon seraya menyikut pelan lengan Yoojung.

"Tapi, Yeon. Sepertinya dia sudah dekat dengan Eunji. Aku melihat Jimin berbincang dengannya pulang sekolah kemarin di balkon." Yoojung berlagak mengingat.

Doyeon diam sejenak setelah mendengar hal itu. "Tenang saja. Lelaki seperti Jimin tidak mungkin menyukai gadis seperti Eunji. Lihat saja perangainya. Itulah juga alasan pertemanan kami berakhir, ingat?"

Jimin yang diam-diam merekam semua pembicaraan dua orang siswi itu dengan indra rungunya seketika tersenyum miring. Sebuah rencana muncul di otaknya.

{♡}

Park Jimin kelas 3-3. Murid baru itu sangat tampan, dia juga pintar dan mendapat nilai bagus di ujian pengayaan kemarin. Astaga, aku sangat menyukainyaㅠㅠ

-ditulis secara anonim

Eunji mendecih kecil ketika sebuah komentar terposting di laman anonim sekolah. Apalagi saat membaca balasan-balasan komentar yang hanya berisi tentang ketertarikan para siswi di sekolahnya terhadap Jimin.

Target [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang