Eunji menatap pantulan dirinya pada cermin toilet. Ada sebuah noda kopi yang membekas di seragamnya. Gadis dengan rambut coklat gelap tergerai lurus itu menghela nafas, kemudian melanjutkan aktivitasnya membersihkan noda tersebut dengan tisu basah, walau sebenarnya usahanya itu sia-sia saja karena yang ada warna coklat itu malah semakin menyebar.
Eunji melempar tisu basah bekasnya asal dengan kasar, muak. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa Doyeon masih sering melakukan hal-hal semacam ini kepadanya.
Saat jam makan siang tadi, Yoojung tak sengaja menumpahkan kopinya pada seragam Eunji. Gadis itu langsung panik dan meminta maaf. Dan sialnya lagi, Eunji tidak bawa jaket hari ini.
Sementara di sisi lain, Eunji tahu bahwa Doyeon-lah yang sengaja menyikut lengan Yoojung agar botol kaleng itu lepas dari genggamannya dan mengguyur Eunji.
"Bagaimana? Seragammu sudah bersih?"
Eunji menolehkan kepalanya pada Doyeon yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya. Gadis itu menatap Eunji sembari tersenyum remeh setelah mencuci tangannya di wastafel.
Doyeon mengalihkan pandangannya pada noda di baju Eunji. Kemudian tertawa sinis, "Belum rupanya.."
"Apa gunanya kau membuat kopi milik Yoojung tumpah ke bajuku?"
"Aku?" Doyeon mendengus menahan tawa. "Hey, kenapa kau terus menaruh penilaian buruk padaku? Sudah jelas tadi Yoojung yang menumpahkan kopinya padamu."
"Kau tahu? Ketika seseorang berkata bohong, itu terdengar sangat lucu," ucap Eunji seraya menatap Doyeon tajam.
Doyeon melepaskan tawa gelinya. "Lihatlah siapa yang berbicara. Apa kau sedang membicarakan dirimu sendiri, Ji?"
"Menyedihkan. Apa si brengsek itu akan kembali memacarimu jika kau bertingkah seperti ini terhadapku? Ku rasa tidak."
Doyeon mengepalkan tangannya kuat-kuat, geram. Lantas menatap gadis didepannya dengan pandangan berapi-api. "Dia bukan seorang brengsek, Ji. Kau harusnya berkaca dan menyadari bahwa kau itu lebih buruk darinya."
Eunji mengulas senyum miring. "Ya, berpikir saja begitu. Aku tahu kau akan terus berpikiran sempit seperti itu karena kau terus terjebak masa lalumu." Eunji menepuk-nepuk bahu Doyeon. "Kasihannya kau."
Doyeon menampik tangan Eunji dari bahunya. "Kau benar-benar membuatku muak, Ji."
Eunji menyudahi senyuman sinisnya dan menatap Doyeon dingin. "Baguslah," cetusnya sebelum berlalu pergi.
Baru saja Eunji keluar dari toilet, dia sudah bertemu Jimin lagi. Lelaki itu menghampirinya sembari melukis senyum lebar.
"Oh? Eunji!"
Eunji buru-buru berbalik badan dan pura-pura tidak melihat Jimin. Namun pria itu tetap menghampirinya. Jimin meraih pundak Eunji yang langsung di tepis sang gadis.
"Apa?" tanya Eunji malas.
"Oh? Bajumu.." Jimin menunjuk noda coklat pada seragam Eunji dengan tatapan terkejut.
Eunji mendecak sebal. Lantas melipat tangannya di depan dada guna menutupi noda tersebut, meskipun sebenarnya masih agak terlihat. Gadis itu kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Target [Park Jimin]
FanfictionEunji tidak pernah tertarik untuk membuat kisah cinta semasa sekolah seperti gadis lain. Apalagi jika itu dengan Park Jimin, murid baru yang diam-diam menjadikan Eunji target balas dendam seseorang. "Apa sih maumu? Kenapa terus menggangguku?" "Mauku...