chapter 1 - Mimpi Buruk

284 28 2
                                    

Tepat jam dua belas malam, terlihat seorang pria yang gelisah dalam tidurnya. Maniknya yang tertutup rapat dengan kedua tangan yang meremat selimut miliknya. Bibir pria itu dia gigit dengan kuat dengan kepala yang menoleh ke kanan dan ke kiri berulang kali, apalagi keringat dingin yang membasahi tubuhnya membuat pria itu semakin tak nyaman.

Tak lama maniknya terbuka melihat langit-langit kamarnya yang gelap karena lampu yang mati. Maniknya melihat jam yang lagi-lagi menunjuk pukul dua belas malam. Pria itu tak percaya dan mencoba duduk dengan tangan bergetar. Dia mendekati jam kecil di meja kecil sebelah tempat tidurnya, dan benar bahwa ini tepat jam dua belas malam.

Nafasnya kacau dengan wajah ketakutan dia memeluk kedua lututnya berharap bahwa apa yang dia lihat hanya sebuah mimpi saja. Tapi semua itu terasa nyata bahkan darah di bibir juga sangat jelas dia rasakan. Dia tak tau jelas kenapa terus melihat mimpi yang sama dan ini tepat ketiga kalinya.

Mimpi yang sangat menyeramkan dan tak masuk akal untuk dirinya yang masih berusia delapan belas tahun. Tubuhnya bergetar merasakan ketakutan yang masih dia rasakan di dalam mimpi itu sampai dia memutuskan untuk kembali tidur dengan harapan mimpi itu tak muncul seperti sebelumnya.

Tapi dia tak bisa tidur dan terbangun dengan perasaan yang lebih baik dari yang tadi. Di tatapnya jam yang menujukkan pukul dua belas lewat lima belas menit, membuat pria itu menghela nafas kasar. Jika mengingat apa yang terjadi pada dirinya ini sangat aneh, tapi apa yang bisa dia lakukan untuk terhindar dari mimpi buruk itu.

Itu bukanlah mimpi biasa yang bisa dia lupakan begitu saja dan saat ini dia memilih untuk tidak tidur lagi. Langkah kakinya menuju meja belajar di pojok ruangan kamar miliknya. Dia buka sebuah buku catatan berwarna hitam yang selalu dia simpan di dalam laci kedua di meja belajar miliknya.

Saat dia membuka buku itu terlihat sebuah tetesan darah membuat pria itu berdiri dan melempar buku catatan miliknya. Maniknya membulat menatap tak percaya dengan tetesan darah di dalam buku catatan miliknya. Semua ini sangat aneh karena dia yakin bahwa tidak ada seorang pun yang membuka laci di meja belajar miliknya.

"Sebenarnya ini kenapa" ucapnya dengan wajah ketakutan.

Kedua tangannya mendekat mengambil buku cacatan miliknya yang terbuka menampilkan tetesan darah itu. Tapi saat tanganya sudah menyentuh ujung buku catatan itu tetesan darah itu semakin banyak membuat buku miliknya menjadi berwarna merah darah. Pria itu berteriak dan memundurkan tubuhnya sampai ujung dinding kamarnya.

"Aku mohon jangan" ucap pria itu menatap buku catatan miliknya yang berwarna merah.

"Jangan lakukan ini, aku tak tau apa yang kau inginkan tapi tolong jangan ganggu aku" lanjutnya menatap sekeliling kamarnya yang sunyi dan gelap.

Dia tak tau yang melakukan semua ini adalah hantu atau apa, tapi ini sudah kelewatan. Jam menunjukkan pukul satu pagi dengan kesunyian yang semakin membuat pria itu ketakutan. Tak ada apa pun dia kamarnya sampai lampu kamarnya berulang-ulang mati dan hidup dengan sendirinya. Apa ini adalah ulah makluk halus atau ini hanya sebuah kebetulan.

"Aku mohon berhenti" teriaknya dengan kedua tangan yang menutup kepalanya.

Dia sudah sangat ketakutan sejak dua hari yang lalu, karena mimpi itu selalu muncul tepat di jam dua belas malam. Dia tak tau apa maksudnya tapi selama dia tinggal di rumah ini baru sekarang dia merasa ketakutan akan makhluk halus. Sampai dia mendengar suara pintu kamarnya terbuka dengan keras dan cepat.

Terlihat seorang pria yang menatap tidak percaya akan apa yang terjadi di kamar adiknya saat ini. Dia mendekat dan memeluk tubuh bergetar milik adiknya yang saat ini tengah menangis. Pria yang baru datang itu mengucapkan berbagai kata penenang untuk adiknya tapi sang adik masih terus menangis tanpa henti.

"Tak apa Yeonjun-ah, ada aku di sini" ucap Jungkook memeluk tubuh Yeonjun yang masih bergetar.

"Hyung aku takut, mimpi itu datang lagi apa yang harus aku lakukan hyung" ucap Yeonjun menatap manik Jungkook yang menatapnya kasihan.

Mereka adalah saudara sepupu dan saat ini mereka tinggal bersama karena Yeonjun yang mengatakan soal mimpinya pada Jungkook. Dan selama itu juga Jungkook selalu gelisah saat tengah malam. Dia terus berfikir soal Yeonjun yang pasti merasa tak nyaman akan tidurnya. Tapi malam ini dia ketiduran padahal Jungkook akan menemani Yeonjun di saat tengah malam.

Dan dia baru saja terbangun sebelum mendengar suara teriakan Yeonjun dari kamar sebelah. Yeonjun sudah berhenti menangis dan Jungkook langsung menyuruhnya untuk tidur lagi. Tapi Yeonjun menolak membuat Jungkook menyerah, akhirnya manik hitam Jungkook melihat sebuah buku cacatan milik Yeonjun.

Dan dia terkejut saat buku itu penuh dengan warna merah darah dan basah, dia melirik Yeonjun yang terlihat ketakutan saat menatap buku itu. Padahal Jungkook tau buku itu adalah buku yang selalu Yeonjun simpan dengan baik tapi hari ini buku itu menjadi sebuah trauma tersendiri bagi Yeonjun.

"Apa yang kau lihat tadi" tanya Jungkook duduk mendekati Yeonjun yang tengah meminum segelas air yang di ada di meja kecil dekat tempat tidurnya.

"Mimpi itu sama hyung, dan tak ada perubahan sama sekali" jawab Yeonjun menatap Jungkook yang tengah menghela nafas.

Mimpi aneh itu, sebenarnya apa arti mimpi itu kenapa mimpi itu selalu datang dan pergi begitu saja. Dan dirinya juga selalu di teror seperti ini, apakah benar ini ulah makhluk jahat di dalam rumahnya. Tapi dia tinggal di rumah ini bersama orang tuanya dulu walau saat ini kedua orang tuanya sudah meninggal.

Dan selama itu juga Yeonjun merasakan ketakutan setiap akan tertidur. Dan malam ini seharusnya dia akan menghabiskan waktu dengan Jungkook, tapi dia malah tertidur saat menunggu Jungkook pulang. Lalu Jungkook juga tertidur karena terlalu kelelahan tanpa tau jika adik sepupunya itu tengah ketakutan.

"Sudah tak apa Yeonjun-ah, sekarang kita tidur" ucap Jungkook tak tau apa lagi yang harus dia katakan sebagai penenang untuk Yeonjun.

"Tapi hyung" sahut Yeonjun dengan wajah ketakutan.

"Tak apa Yeonjun-ah, aku akan tidur bersamamu malam ini" ucap Jungkook melirik jam yang menunjukkan pukul setengah dua malam.

Dan akhirnya Yeonjun mengangguk lalu berbaring untuk bersiap tidur dengan Jungkook yang berbaring di sebelahnya. Mereka saling menatap manik satu sama lain dan tersenyum lebar. Sampai akhirnya mereka sama-sama menutup manik mereka menuju alam mimpi yang lebih baik.

TBC

Aku kembali hadir dengan cerita fantasi lagi. Semoga kalian suka dengan cerita yang ini, dan pastinya cerita ini akan ada banyak kekurangan tapi aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membuat cerita ini menjadi lebih baik.

Dan mungkin kalian akan bingung siapa tokoh utama cerita ini, sebenarnya aku tidak membuat siapa tokoh utamanya tapi yang cerita ini bakal menceritakan soal bts dan txt. Kalau tokoh lain hanya akan mengikuti alur cerita saja.

Ah...iya aku juga lupa cerita ini bakal up dua hari sehari selama seminggu ini dan aku mulai senin ini, lalu setelah itu akan up dua minggu sekali jadi sampai jumpa besok...

Secrets of The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang