Dua pria tengah terduduk dengan manik memandang sebuah bangunan perpustakaan. Bukan tanpa alasan keduanya melakukan hal membosankan seperti itu. Itu semua karena seorang pria yang terlihat duduk tenang dengan sebuah buku di tangannya.
Pria dengan gaya rambut berponi dengan kaca mata yang menghiasi wajah tampannya. Mereka bisa melihat pria itu tengah bersantai di jam istirahat sekarang. Apakah ini waktu bagi mereka untuk menghampiri pria itu, atau mereka harus menunggu lebih lama lagi.
Keduanya saling berpandangan sampai salah satu dari mereka bersuara "apa kau yakin bahwa dia orangnya?"
Pria di sebelahnya mengangguk "tentu saja, aku melihatnya dengan jelas"
Keduanya kembali terdiam dengan salah satu dari mereka yang mulai berdiri "bagaimana jika kita menghampirinya, semoga saja dia tidak menolak kehadiran kita"
"Terserah.."
Pria itu tertawa mendengar jawaban pria di sebelahnya dan dia langsung berjalan sampai sebuah lingkaran muncul. Lingkaran waktu yang membuat dirinya bisa langsung menembus tempat manapun yang dia inginkan "kau ingin ikut denganku atau kau menggunakan sayapmu itu?"
Tidak di jawab, tapi pria itu lebih memilih berjalan memasuki lingkaran waktu lebih dulu dari pada sang pemiliknya. Mereka langsung sampai di dalam perpustakaan yang sepi. Tidak ada seorangpun di sana kecuali pria yang mereka amati sejak tadi.
"Apa rencanamu Hyung?"
Soobin terdiam menatap ke arah pria yang masih fokus pada buku di tangannya. Sepertinya mereka harus terlihat natural untuk mendekati pria itu, sampai sebuah ide muncul.
Kai hanya mengikuti dari belakang dengan Soobin yang lebih dulu menghampiri pria itu. Rasanya dia tidak yakin bahwa Soobin bisa mengajak pria itu ikut dalam rencana mereka. Tapi bukankah dia harus mencoba dulu jika ingin tau jawabannya.
"Hai.." ucap Soobin dengan ramah.
Pria itu menoleh menatap Soobin yang menujukkan lesung pipinya. Dia merasa bingung, karena tidak ada seorangpun yang mau berbicara dengannya apalagi yang satu angkatan dengannya.
"Ya.. Apa ada yang bisa saya bantu?" Pria itu menjawab membuat Soobin menggeleng.
"Tidak, aku hanya ingin berkenalan denganmu" sahut Soobin melirik Kai yang mengangguk setuju.
Alis pria itu naik, tidak percaya jika ada siswa di sekolah ini yang mau berteman dengannya. Apakah dua pria di hadapannya ini berniat membully-nya seperti yang lain, atau kedua pria ini memiliki niat jahat lain yang dia tidak ketahui.
"Kami tidak berniat jahat" Kai bersuara dengan tubuh yang langsung duduk di hadapan pria itu.
"Namaku Huening Kai, panggil saja Kai"
"Kalau aku Choi Soobin, panggil aku Hyung. Karena aku lebih tua darimu" sahut Soobin memperkenalkan dirinya dengan senyuman manis yang dia tunjukan di akhir ucapannya.
Pria itu mengangguk dan langsung berdiri "Kang Taehyun" ucap Taehyun dengan ramah.
Soobin dan Kai langsung tersenyum, mereka pikir ini akan sulit tapi nyatanya tidak terlalu buruk untuk kesan pertama mereka. Walau mereka masih belum bisa mengatakan tujuan mereka sekarang karena Taehyun yang belum mendapatkan kekuatannya.
Tapi setelah berjalannya waktu pasti mereka bisa membuat Taehyun masuk dalam takdir ini. Dan hal itu akan mereka lakukan mulia sekarang, karena ini adalah takdir mereka sekarang. Walau memang ini adalah takdir yang tidak bisa di percaya oleh akal sehat manusia jaman sekarang.
Ketiganya tengah berbincang santai, tidak akan ada yang protes walau tempat mereka sekarang adalah perpustakaan. Selain karena perpustakaan ini tidak ada penjaganya, di sini adalah tempat yang jarang di kunjungi siswa atau siswi di sekolah ini.
Berbagai alasan yang terdengar tapi tidak membuat Taehyun mengurungkan niatnya untuk mencari ilmu di sana. Apalagi dia suka dengan suasana sepi dan tenang ini, walau akhirnya hanya ada suasana yang cerah dan nyaman akan sebuah perbincangan mereka bertiga sekarang.
"Aku tidak tau jika kau anak pindahan" ucap Kai karena dia memang tidak terlalu peduli akan gosip yang beredar di sekolah.
Hidupnya saja sudah susah karena Soobin yang seenaknya datang dan mengatakan hal gila padanya hari itu. Tapi nyatanya dia malah dengan santai menerima semua takdirnya sekarang.
"Aku tau, kau siswa berprestasi yang menjadi bahan bully-an bukan. Oh.. maaf jika itu mengganggumu"
Sepertinya Soobin salah bicara karena setelah itu dia bisa melihat raut wajah tidak bersahabat dari Taehyun sekarang.
"Tidak apa, aku tau mereka hanya merasa tempatnya di rampas olehku dan aku menyadarinya" jawab Taehyun tersenyum tipis.
Merasa suasana sudah kembali membaik, mereka kembali berbicara banyak hal. Semua hal yang pernah Soobin dan Kai alami mereka ceritakan pada Taehyun yang bersedia mendengarkan mereka. Tidak ada perasaan tidak nyaman, hanya ada perasaan bahagia yang Taehyun rasakan sekarang.
Apa dia memang merindukan suasana seperti ini, suasana yang ramai akan suara-suara temannya dulu. Sepertinya Taehyun kembali mengingat masa lalu saat dia masih di sekolah lamanya. Sekolah biasa namun mampu membuatnya merasa nyaman dan bahagia.
Dan akhirnya di sekolah barunya ini, dia merasakan hal sama seperti di sekolah lamanya. Mungkin pertemuan mereka bertiga adalah sebuah takdir yang tidak bisa Taehyun hindari. Bahkan dia merasa bahwa mereka akan menjadi begitu dekat tanpa mereka sadari.
Entah hanya perasaannya saja atau ini karena dia yang begitu berharap akan sebuah hubungan pertemanan ini. Taehyun tersenyum mendengarkan semua cerita keduanya yang begitu lucu. Sampai Taehyun merasakan sesuatu yang berbisik padanya.
Sesuatu yang asing tengah menggelitik di telinganya, suara yang terdengar berbisik dan sangat mengganggu. Taehyun menoleh menatap ke arah belakang, tidak ada siapapun di sana lalu apa yang mengganggunya tadi. Tidak mungkin ini adalah hal gaib yang sering menjadi cerita umum kehidupan manusia.
Taehyun benar-benar yakin bahwa ini bukanlah hal seperti itu, ini seperti hal yang datang untuk memperingati dirinya. Dan Soobin langsung sadar bahwa inilah waktunya, waktu bagi Taehyun masuk ke dalam takdir ini.
Dan Soobin tidak akan membiarkan Taehyun termakan oleh kegelapan, dia yakin bisa membantu Taehyun dan Kai juga akan membantu Soobin nantinya.
"Akh..!!" Taehyun berteriak menatap kaget karena suara itu berdengung di telinganya.
Rasanya aneh dan Soobin langsung menyentuh bahu Taehyun, mengucapakan kata penenang di saat Taehyun menujukkan raut wajah kebingungan.
"Apakah kalian tidak mendengarnya?" Taehyun bertanya menatap Kai dan Soobin bergantian.
"Mungkin ini tidak masuk akal, tapi kami pernah mengalaminya dulu. Dan sekarang adalah giliranmu Taehyun-ssi, jadi tolong dengarkan aku dan jangan pernah mengikuti keinginan suara itu mengerti!"
Soobin menjelaskan membuat Taehyun kebingungan tapi dia hanya mengangguk dengan bentuk kepercayaan. Dia bisa melihat Soobin tidak berbohong dan dia yakin Soobin akan membantunya "baiklah"
TBC
Malam semuanya, bagaimana kabar kalian. Apakah kalian baik-baik saja sekarang, entah kenapa corona makin banyak saja di Indonesia. Tapi saya berharap kalian semua baik-baik saja sekarang.
Oh.. Aku juga ingin mengatakan jika ada nama yang aku ganti di chapter 9&10. Itu nama Ren yang muncul di chapter itu, aku menggantinya karena lupa jika aku salah nama. Kalau begitu sampai jumpa dua minggu lagi, Pai.. Pai..
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets of The World
FantasyApakah kalian percaya takdir?? Apa kalian tau bahwa ada takdir yang mengikat diri kalian masing masing, dan takdir itu tak bisa kalian ubah bagaimana pun caranya. Dan itulah yang tengah mereka hadapi saat ini, mereka yang menganggap diri mereka seba...