Semuanya aneh, sangat aneh hingga dia berpikir jika apa yang terjadi selama ini hanya sebuah mimpi. Mimpi buruk yang mencoba menjatuhkan semangatnya untuk hidup. Langkahnya begitu berat, menatap kosong ke arah jalanan yang ramai.
Suara bising dari kendaraan bahkan tidak terasa olehnya, kebisingan itu seperti nyanyian kecil yang membuatnya merasa semakin terpuruk. Seakan mengejeknya untuk tidak terlalu berharap sebuah keindahan dari apa yang mengikat dirinya.
"Aku butuh darah dari keturunan Sang Bintang"
"Dan karena kau pemilik darah Iblis, makanya aku butuh bantuanmu"
Apa itu mimpi, tidak! Kenyataan semua itu adalah hal yang dia dengar beberapa hari lalu. Sebuah kalimat yang mengatakan bahwa dirinya adalah Iblis "tidak! Aku bukan Iblis!"
Dia berteriak membuat semua orang menatapnya bingung, ingatlah bahwa dia masih berada di jalanan yang ramai. Merasa di perhatikan dia menunduk, memukul kepalanya karena melakukan hal memalukan seperti itu lalu berlari dengan cepat.
"Ayo fokus Beomgyu!" ucapnya lagi menghembuskan napas panjang dengan kedua tangan yang saling menggenggam satu sama lain.
Di balik semua itu ada seorang yang tengah mengamatinya, menatap Beomgyu dengan tatapan penuh dan sebuah seringai yang mampu menunjukkan sebuah niat tersembunyi. Dia mendekat, mendekati Beomgyu yang terkejut akan sosoknya yang tiba-tiba muncul.
"Kau siapa!?" Beomgyu bertanya, melirik ke arah seorang pria yang sepertinya lebih tua darinya.
Pria itu tersenyum lebar, menunjukkan sebuah senyuman yang mampu membuat Beomgyu semakin bertanya-tanya "aku sama sepertimu, apa kau tidak menyadarinya?"
"Apa maksudmu?"
"Iblis.."
Tubuh Beomgyu menegang, bergerak mundur dengan tatapan yang jatuh pada manik ungu yang menyala di bola mata pria itu. Apakah ini nyata, dia pikir hanya dia sendiri yang seorang pemilik darah Iblis. Tapi kenapa ada seseorang yang mengaku dan juga menunjukkan sebuah kebenaran atas perkataannya itu.
"Namamu Beomgyu bukan? Mau berbicara denganku?"
Beomgyu bingung, apakah dia harus percaya dan mengikuti pria itu. Bagaimana jika pria itu adalah Iblis yang sesungguhnya, rasanya dia semakin takut namun di satu sisi dia juga penasaran akan jati dirinya. Apakah dia manusia atau seorang Iblis seperti ucapan pemimpin Vampire hari itu.
Dengan sebuah tekad, Beomgyu memilih ikut. Dirinya mengangguk cepat, menatap manik pria itu yang langsung menunjukkan senyuman lebarnya. Menarik tangan Beomgyu menjauh, mungkin ini yang terbaik. Mencari tahu lebih jauh dan lebih detail akan maksud hidupnya.
"Dia terperangkap!" seorang pria berteriak, menatap tajam ke arah bawah di mana Beomgyu yang di bawa pergi oleh pria itu.
"Ini salahmu yang memilih untuk mendekati Taehyun dahulu!" sahutnya menatap kesal pada pria bertubuh besar itu.
"Salahku? Bukankah kau sendiri yang ingin mendekati Taehyun karena takut para Iblis itu mengikat Taehyun" Soobin tidak terima, dia memang pria yang sabar tapi sebuah kesabaran itu ada batasnya.
Dan batas kesabarannya sudah habis sejak Kai terus mengatakan bahwa dirinya salah dalam hal ini. Bukankah dia sudah mengatakan bahwa dia tidak bisa melihat masa depan lagi, bahkan dia merasa akan gila jika gagal dalam misi ini.
Menyelamatkan mereka adalah tindakan yang ingin dia ambil, dan itu sebabnya dia mulai menarik satu persatu dari mereka yang perlu dia selamatkan. Tapi bisa-bisanya Kai yang sudah dia selamatkan berpikir jika semua ini salahnya.
Sungguh menyebalkan, bahkan dia sudah membantu pria itu mendapatkan buku sihirnya.
"Salahkan saja aku! Bukankah itu yang ingin kau katakan?" Kai berteriak membuat Soobin tertawa.
"Apakah kau masih tidak mengerti keadaan kita Kai!?" sahut Soobin berharap Kai mengerti akan apa yang tengah dia lakukan saat ini.
Kai terdiam, kembali menatap ke arah Beomgyu yang mulai menghilang dari pandangannya. Dia hanya takut, sangat takut akan fakta yang dia ketahui. Fakta yang tidak bisa dia katakan pada siapapun termasuk Soobin, bukan soal kepercayaan.
Tapi semua itu karena dirinya yang tidak bisa mengatakannya, selalu saja ada yang menghalangi dirinya dan Kai tahu siapa itu. Bahkan saat dia mengetahuinya, rasanya dia bisa gila. Tapi dia berusaha untuk tenang, mencoba untuk percaya pada dirinya sendiri bahwa semua ini hanyalah masalah waktu.
Tapi entah kenapa dia jadi takut, takut jika dia akan menjadi sama seperti pria itu "Soobin hyung, maafkan aku. Aku terlalu berpikiran pendek karena Beomgyu di bawa Yeonjun" ucap Kai membuat Soobin menghembuskan napas lega, menarik Kai untuk dia rangkul lalu menatap ke arah langit yang cerah.
"Untuk sekarang kita fokus pada Taehyun saj...."
"Tidak!" sahut Kai menatap Soobin yang terkejut akan ucapannya yang tiba-tiba "aku akan menyelamatkan Beomgyu dan hyung fokus saja pada Taehyun" lanjutnya membuat Soobin tersenyum.
"Apa kau yakin? Kau tahukan ini sulit karena Yeonjun sudah bukan dirinya yang dulu"
Kai mengangguk, mencoba membuat Soobin percaya padanya. Kali ini dia harus membantu, walau kecil kemungkinan akan berhasil karena Yeonjun tapi dia ingin membuat Soobin tidak terlalu kesusahan nantinya. Dia hanya berharap bahwa semua ini bisa selesai dengan mudah, tanpa ada yang terluka.
"Tubuhnya memang sudah di ambil alih oleh Iblis, tapi masih ada kesempatan bagiku untuk menyadarkannya. Dan aku juga akan membuat Beomgyu tidak ikut terperangkap dalam jeratan iblis!"
"Baiklah jika itu maumu, sepertinya ini akan sulit karena kau harus mengurus dua orang. Tapi aku percaya padamu Kai, dan jika kau dalam kesulitan panggil aku. Hyung akan datang bagaimanapun caranya" Soobin menarik tangan Kai, membuka telapak tangan itu lalu memberikan sebuah permata biru cerah yang menunjukkan warna kekuatan Soobin.
"Aku mengerti hyung, serahkan padaku!" Kai pergi, meninggalkan Soobin yang menatapnya dengan tatapan intens.
Senyuman di wajahnya mulai luntur, menunjukkan sebuah ketidakpercayaan atas hal yang baru saja dia lakukan. Berharap apa yang dia lihat semalam hanya sebuah hal yang tidak mungkin terjadi, walau takut dan merasa gelisah. Soobin berharap dia bisa menunjukkan bahwa Kai bukan bagian dari Iblis itu.
Kemungkinannya masih abu-abu, bahkan dia mulai ragu akan keinginan Kai yang satu ini. Tangannya mengepal, menunduk dengan sebuah doa yang dia rapalkan untuk keselamatan mereka. Lalu mendongak, menatap ke arah portal yang kembali dia ciptakan "sepertinya aku harus kembali ke masa lalu untuk melihat kemungkinan besar itu"
Soobin bergumam lalu tertawa, sebelum dirinya berjalan masuk ke dalam portal meninggalkan atap sekolah yang sepi. Atau mungkin tidak, karena seseorang tengah mengintip di balik bangunan kecil di sana. Melihat semua hal yang terjadi dengan berbagai macam pemikiran akan fakta dan opini yang ada.
"Yeonjun dan Beomgyu, aku mengerti apa yang harus aku lakukan"
TBC
Akhirnya aku bisa kembali, aku pikir aku bakal up cerita ini Januari nanti. Tapi ternyata bisa di Desember walau akhir bulan. Apa ada yang mulai paham sama alur cerita ini, aku rasa cerita cukup berat untuk orang yang suka cerita santai. Tapi aku berharap kalian yang suka tidak akan meninggalkan cerita ini karena konfliknya terlalu berat.
Entah bagaimana, menurutku cerita ini mulai keluar dari apa yang aku pikirkan sebelum merilisnya. Tapi mungkin kalian tidak menyadarinya karena ini masih di awal cerita, jangan percaya padahal sudah mulai masuk konfliknya TXT. Dan untuk BTS, kayaknya di chapter depan baru masuk konflik dan itu tandanya konflik di antara mereka masih lama. Ha.. Ha.. Sungguh cerita ini rumit tapi aku suka.
Sepertinya itu dulu yang aku katakan saat ini, em.. Aku mau mengucapakan Selamat Tahun Baru semuanya dan juga Selamat Ulang Tahun untuk Taehyung. Sepertinya di chapter 16 aku up waktu ulang tahun Seokjin, tapi lupa ngucapin di sini. Ha.. Ha.. Aku memang pelupa, maafnya. Kalau begitu sampai jumpa di chapter depan....
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets of The World
FantasyApakah kalian percaya takdir?? Apa kalian tau bahwa ada takdir yang mengikat diri kalian masing masing, dan takdir itu tak bisa kalian ubah bagaimana pun caranya. Dan itulah yang tengah mereka hadapi saat ini, mereka yang menganggap diri mereka seba...