chapter 9 - Jingga

77 12 0
                                    

Keramaian di kantin sekolah adalah hal biasa tapi tidak semua yang terjadi di sana juga hal biasa. Terlihat jelas bagaimana tatapan Jungkook yang aneh di mata Seokjin. Sebagai yang tertua di sana, Seokjin harus bisa memahami mereka semua.

Tapi kadang Seokjin juga kebingungan akan sikap mereka yang berbeda dari biasanya. Sikap Jungkook terlihat aneh akhir-akhir ini dan Seokjin menyadari hal itu. Di sudah berulang kali bertanya tapi Jungkook hanya diam saja tanpa mengatakan apa pun.

Makanan yang tersaji di meja mereka sama sekali tidak di sentuh oleh Jungkook dan Seokjin cukup lelah untuk selalu menunggu. Dengan gerakan cepat Seokjin mengambil sebuah bungkusan roti cookies yang dia beli, tangan kirinya menepuk bahu Jungkook.

"Kau tidak makan?"

Senyuman Seokjin terlihat mengembang menatap berharap pada Jungkook yang mungkin saja akan mengatakan masalahnya.

"Aku tidak lapar hyung"

Jawaban Jungkook ternyata membuat yang lainnya menoleh, kesibukan mereka langsung teralihkan menatap Jungkook yang terlihat menunduk.

"Ada apa Kook..?" tanya Jimin menatap Jungkook yang terdiam.

"Benar juga kau berubah akhir-akhir ini Kook, apa kau ada masalah?"

Taehyung menyahut menatap manik Jungkook yang terus mengalihkan pandangannya. Dan Seokjin hanya bisa menghela nafas melihat apa yang terjadi saat ini.

"Jika kau tidak ingin mengatakannya aku tidak masalah tapi kita ini sahabat Kook, apa kau menganggap kami orang lain" Yoongi menyahut mengatakan apa yang terlintas di pikirannya dengan tangan yang sibuk bermain ponsel.

"Lebih tepatnya kita ini keluarga, apa kau tidak mempercayai kami. Kami memang tidak tau kau punya masalah apa tapi sikapmu yang seperti sekarang tidak seperti Jungkook kami. Dan jika bisa kami juga ingin membantumu, walau aku tidak yakin kami bisa membantu"

Jungkook mendongak menatap Namjoon yang tersenyum menunjukkan lesung pipi khas miliknya. Jungkook tau dia salah karena selalu diam saja selama ini tapi dia takut jika yang lain menganggapnya gila. Bagaimana mungkin Jungkook bisa mengatakan bahwa sepupunya selalu mendapatkan mimpi aneh.

Mimpi yang mengerikan seperti sebuah petanda buruk bagi sepupunya itu. Andai saja dia tau apa arti mimpi itu mungkin Jungkook tidak akan seburuk ini dalam bertindak. Tapi dia hanyalah manusia biasa yang tidak paham akan hal-hal yang ada di luar nalar manusia.

Kedua tangannya saling menggenggam satu sama lain, sejak tadi Jungkook terlihat gelisah apakah dia harus mengatakannya atau tidak. Sesekali dia menghembuskan nafas panjang, rasanya dia semakin tertekan karena ucapan Yoongi dan Namjoon. Sampai sebuah tangan menyentuh bahunya lagi, siapa lagi kalau bukan Seokjin yang menunjukkan sebuah senyuman.

"Jika tidak mampu jangan katakan, kami selalu menunggu" ucapan Seokjin membuat Jungkook merasa lebih baik.

Entah kenapa dia merasa bahwa Seokjin seperti paham akan kegelisahan yang dia rasakan sekarang. Setiap malam dia harus menemani Yeonjun untuk tidur sampai melupakan hubungan persahabatan mereka sendiri. Pahadal mereka juga bersahabat sejak masih di sekolah dasar, lalu kenapa dia masih ragu.

Bel berbunyi menandakan jam istirahat yang sudah selesai, tidak akan suara yang keluar dari bibir mereka. Mereka hanya berdiri dan mulai berjalan meninggalkan area kantin, dan Jungkook hanya mengekor di belakang sampai Hoseok menarik tangannya mendekat.

"Jangan suka sendirian" ucap Hoseok merangkul Jungkook menuju kelas mereka.

Di dalam kelas mereka sibuk mengamati guru di depan sana, tapi manik Jungkook malah menatap sebuah buku di tangannya. Buku bersampul jingga itu terlihat usang dengan beberapa kertas yang robek. Bukan tanpa alasan Jungkook menatap buku aneh itu, tapi karena dia tau jika ini bukanlah buku miliknya.

Buku bersampul jingga itu bukanlah miliknya tapi buku itu ada di atas mejanya saat dia kembali dari kantin. Dan selama itu juga Jungkook hanya menatap buku itu dengan tatapan menilai. Pikirannya sibuk memikirkan berbagai hal, dari siapa dan mengapa buku ini ada di atas mejanya.

Jelas ini aneh, Jungkook menjadi takut jika ternyata bukan hanya sepupunya saja yang mendapatkan teror. Apa mungkin buku ini adalah teror baginya. Dengan cepat Jungkook melepaskan genggaman tangannya pada buku itu. Tatapannya terlihat ketakutan sampai Taehyung menendang kursinya pelan.

Taehyung yang duduk di belakangnya terlihat kebingungan akan sikap aneh Jungkook tapi guru yang mengajar di sana tidak bisa Taehyung abaikan. Dan dia hanya ingin Jungkook memberi tau apa yang terjadi padanya saat ini. Tapi bukannya menoleh ke belakang Jungkook malah berdiri.

"Saem, saya ingin ke toilet" ucapan Jungkook yang tiba-tiba membuat semua orang menatapnya.

Tapi Jungkook tidak peduli dia berlari keluar kelas meninggalkan sebuah tanda tanya di pikiran Taehyung. Tangan Jungkook terlihat bergetar dengan sebuah buku bersampul jingga di genggamannya. Sesekali dia menoleh melihat apakah ada orang yang mengikutinya atau tidak.

Dengan langkah cepat, akhirnya Jungkook sampai di atap gedung sekolah. Dia hanya teringat tempat ini dan Jungkook langsung menatap buku bersampul jingga itu lagi. Nafasnya tidak beraturan tapi Jungkook tidak peduli dan mulai membuka buku itu.

Tangannya bergetar saat melihat sebuah bulu putih bersih di dalam buku itu.

'Bulu??'

Tidak lama bulu itu melayang dan berputar di hadapan Jungkook, Jungkook mundur dia sungguh ketakutan sekarang. Tapi tubuhnya tidak bisa bergerak, aneh itulah yang di pikirkan Jungkook sampai bulu itu mendekat dengan cepat. Buku bersampul jingga itu jatuh dalam keadaan terbalik saat Jungkook terkejut akan situasi yang aneh.

"Akh...!!" Jungkook berteriak dengan manik tertutup rapat merasakan sebuah cahaya putih bersinar terang di depan dadanya.

Maniknya terbuka perlahan dan dia melihat bulu putih itu menjadi sebuah kalung di lehernya. Tangannya bergetar mencoba meraih kalung itu tapi tubuhnya membeku di saat mendengar sebuah suara pelan menembus gendang telinganya.

"Apa kau menyukainya, ini hadiah kecil dariku untukmu"

Suara itu menghilang di gantikan dengan sebuah tempat terang, manik Jungkook terus berkedip merasakan sakit di maniknya.

"Selamat datang Jungkook-ssi"

Jungkook terkejut menatap seorang pria dengan pakaian serba putih dan sebuah sayap besar berwarna putih terbang di hadapannya.

"Siapa kau??"

"Aku pelindungmu Jungkook-ssi"

Apa-apaan ini, kenapa orang bersayap itu mengatakan bahwa dia adalah pelindungnya. Ini sungguh aneh, bahkan pria bersayap itu saja sudah cukup aneh di mata Jungkook sekarang.

"Kenapa apa kau tidak percaya, ah.. bagaimana jika aku katakan kau berada di tempatku sekarang" ucapan pria bersayap itu membuat Jungkook kembali melihat sekitar.

Jelas tempat aneh berwarna putih terang ini bukanlah atap gedung sekolahnya. Tapi dia....

"Aku Jun seorang angel pelindungmu Jungkook" ucapan orang itu membuat Jungkook terdiam dengan tatapan tidak percaya

Angel?? Apa maksudnya ini??

TBC
Aku kembali dan telat, maaf banget malah up di jam tidur seperti ini. Pasti banyak yang sudah tidur tapi aku beneran lupa kalau hari up hari ini. Seharian ini aku ngejar target dan lupa sama apa pun, yang aku ingat hanya cepet-cepet buat menyelesaikan novel lain.

Maaf banget ya.., kalau begitu sampai ketemu dia minggu lagi....

Secrets of The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang