chapter 5 - Boneka

123 18 3
                                    

Langkahnya pelan, tatapannya terlihat tenang dengan manik hitam yang terus melirik ke kanan dan ke kiri. Taman ini menjadi tempat favoritnya selama ini dan setiap dia jenuh maka tempat inilah yang menjadi penenang baginya. Rasanya memang aneh bahwa dia hanya akan tenang saat merasakan hembusan angin dan aroma bunga di taman ini.

Tapi dia tak bisa berbohong akan apa yang dirinya sukai sekarang. Manik hitamnya melihat sebuah bangku putih yang kosong dengan cepat dia mendekat dan mendudukkan dirinya di sana "rasanya menyenangkan" ucapnya pelan.

Maniknya tertutup merasakan hembusan angin dan aroma bunga yang menembus indra penciumannya. Banyak hal yang terjadi hari ini, dari tugas sekolah yang menumpuk sampai rasa sakit karena terus melihat kedua orang tuanya bertengkar. Dia memang sudah terbiasa dengan pertengkaran mereka, tapi entah kenapa dia mulai jenuh akan semua itu.

Dia selalu merasa kesal melihat mereka yang tak mempedulikan dirinya. Padahal dia adalah anak mereka tapi mereka selalu saja bertindak bahwa dirinya tak ada. Dia menghela nafas dengan mata yang terlihat sayu. Ah.. Benar alasan dirinya merasa sesak mungkin karena mereka akan bercerai. Dia ingat jelas suara keras dari sang ayah yang mengatakan pisah pada ibunya.

Apa memang pernikahan mereka tak bisa di perbaiki, tapi memang ini salah ayahnya yang berselingkuh. Bahkan wanita selingkuhannya tengah mengandung sekarang, jadi apa yang bisa di harapkan dari mereka. Jelas akhirnya mereka akan bercerai, lalu apa mereka akan peduli dengan dirinya setelah bercerai.

Atau mereka akan membuang dirinya yang masih berumur delapan belas tahun ini. Lagi-lagi dia menghela nafas menatap langit yang cerah saat ini, tapi saat dia melihat langit sebuah cahaya terang muncul.

"Apa itu?" kagetnya menatap cahaya terang yang melesat cepat.

Aneh..

Itulah yang dia pikirkan, dan dia mulai penasaran dengan apa yang baru saja dia lihat. Dia langsung berdiri dan berniat mengikuti cahaya itu, kedua kakinya dia pacu dengan cepat sampai dia kehilangan cahaya terang itu. Dia sangat yakin bahwa cahaya itu melesat kesini tapi kenapa tidak ada, apa dia salah lihat.

Tidak, dia jelas melihatnya jadi tidak mungkin bahwa itu hanya halusinasinya saja. Nafasnya memburu melihat setiap pepohonan yang ada tapi dia tak menemukan apa pun di sana. Apa ini memang hanya halusinasinya saja, padahal dia jelas melihatnya.

Ah.. Mungkin ini memang halusinasinya karena kepikiran soal kedua orang tuanya saat ini. Dia menghela nafas dan mulai berbalik berniat untuk kembali ke tempatnya semula. Tapi tak sengaja dia merasakan sesuatu yang melesat tak jauh dari tempatnya berdiri. Maniknya membulat dan menatap dimana bayangan cepat itu berada.

Tapi tidak ada apa-apa di sana, apa ini juga sebuah halusinasi lagi. Tidak ini sudah kedua kalinya jadi tak mungkin ini halusinasi.

"Hai.."

Dia terkejut saat indra pendengaran miliknya mendengar jelas suara yang sepertinya di tujukan padanya. Kepalanya menoleh ke belakang namun tak ada apa pun di sana. Apa itu juga sebuah halusinasi lagi, kenapa dia melihat dan mendengar hal-hal yang aneh saat ini.

"Beomgyu"

Suara itu memanggil namanya, bagaimana bisa. Jelas ini bukan halusinasi membuat Beomgyu merasa takut.

"Siapa kau?" ucap Beomgyu dengan raut wajah yang mulai ketakutan.

"Hm.. Menurutmu aku siapa" sahut suara itu sampai seseorang dengan jubah hitam berada di hadapannya.

Beomgyu mundur menatap terkejut saat orang itu berada tepat di hadapannya. Siapa dia, kenapa dia bisa melesat dan mengetahui namanya, apa dia menganalisis dirinya. Sedangkan orang berjubah hitam itu terus mendekati Beomgyu yang sangat ketakutan sekarang.

"Tenanglah aku bukan orang jahat" ucap orang itu dengan senyuman miring membuat Beomgyu semakin takut.

Tidak ada orang baik yang mengaku baik, jelas dia adalah orang jahat yang berniat mengganggunya. Tapi kenapa beomgyu merasa bahwa orang itu bukanlah manusia biasa. Apa itu hanya perasaannya saja, tapi melihat orang itu yang bisa melesat seperti itu membuat Beomgyu sangat yakin bahwa dia bukan manusia.

"Takdirmu sudah aku genggam, jangan mengelak" ucap orang itu lagi berjongkok di hadapan Beomgyu yang terjatuh.

Cahaya terang itu datang dan langsung menyerang orang berjubah hitam itu. Orang berjubah itu terpental mengenai sebuah pohon besar yang langsung ambruk kebelakang. Beomgyu merasa lega tapi dia masih takut jika mereka adalah orang jahat yang bisa membunuhnya.

Lihat saja orang berjubah putih yang bisa mengeluarkan cahaya seperti sihir membuat Beomgyu semakin takut. Dia berlari meninggalkan tempat itu, bahkan dia tak berani melihat kebelakang sekarang.

'Siapa pun tolong aku'

Kakinya terus dibuat untuk berlari berusaha kembali ke sekolahnya, mungkin ini adalah hari terakhir untuknya datang ke tempat ini. Dia tak akan mau menginjakkan kakinya menuju kesini lagi, cukup ini yang terakhir. Tapi pria berjubah hitam itu mendekati dirinya dan langsung menggenggam tangannya kuat.

"Hei.. Kau itu bonekaku"

"Akh.."

"Kenapa juga makhluk itu ada di sini menganggu saja" ucap orang itu lagi menatap orang berjubah putih yang mendekati mereka.

"Kau mau apa, bukankah aku tak menganggumu sekarang" teriak orang itu menatap orang berjubah putih.

"Jangan gunakan manusia untuk menjadi alatmu" sahut berjubah putih itu.

"Ha.. Ha.., manusia siapa yang menggunakan manusia di sini. Dia ini adalah bonekaku yang imut, benarkan" ucap berjubah hitam menatap Beomgyu yang meringis.

Sakit, itulah yang dia rasakan saat ini sampai dia bisa melihat darah mulai menetes dari tangannya. Orang itu terkejut dan langsung melepaskan tangan Beomgyu membuat Beomgyu terjatuh.

"Kau berdarah!" kaget orang itu menatap kasihan pada Beomgyu.

"Dia bukan manusia??" ucap orang berjubah putih itu membuat berjubah hitam mengangguk.

"Kenapa kau berpikir dia manusia, jelas dia adalah bonekaku jadi siapkan dirimu untuk menjaga milikmu itu karena aku akan berusaha mendapatkannya" sahut orang berjubah hitam itu dengan senyuman miring.

"Bagaimana jika aku membunuhnya" ucap orang berjubah putih itu dan langsung melesat dan mendorong jubah hitam itu menjauh.

"Yak!! Jangan kau dekati dia!!" teriak berjubah hitam itu.

Orang berjubah putih itu mendekat menatap Beomgyu yang ketakutan sekarang. Apa lagi ini apa dirinya tak bisa tenang saat ini kenapa ada makhluk aneh yang berniat membunuhnya. Kenapa apa dia membuat kesalahan dan harus di bunuh saat ini. Tapi kenapa orang itu juga mengatakan bahwa dirinya adalah bonekanya dan bukan manusia.

Lalu dirinya ini siapa dan siapa mereka, apa hubungan mereka dengan dirinya sekarang.

"Kau harus mati"

"Tidak, aku tidak mau mati" teriak Beomgyu sampai sebuah cahaya terang membuat mereka terkejut.

"Itu...."

TBC
Maaf banget minggu kemarin aku gak up, aku sakit hari itu jadi gak bisa nulis dan deadline untuk cerita lain juga numpuk jadi susah buat ngatur waktu. Tapi semua itu sudah aku atur dan sekarang aku dapat jatah libur lalu aku sempetin buat nulis cerita ini, padahal niatnya mau istirahat.

Tapi kalau gak di lanjut kalian pasti kecewa jadi aku tetap meluangkan waktu untuk nulis cerita ini. Maaf banget ya, pokoknya aku usahain biar aku bisa up sesuai jadwal oke. Kalau begitu aku pamit dulu sampai bertemu lagi..

Secrets of The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang