"Kau baik-baik saja" ucap Seokjin dengan cepat, menatap tepat pada sosok pria yang tengah membuka matanya perlahan.
Tidak ada jawaban, hanya terdengar suara kesakitan dari sosok itu. Dia mendekat, berniat bertanya akan rasa sakit pria itu tapi yang ada hanyalah sebuah tatapan tajam dan datar dari pria itu.
Seokjin terdiam, tangannya mengambang di udara dengan sebuah perasaan takut. Ada sebuah rasa hancur saat tau bahwa pria yang ada di hadapannya ini tengah kecewa dan marah padanya. Jika saja dia tau sejak awal apa yang terjadi mungkin dia tidak akan membuat pria itu marah dan kecewa padanya.
Tapi yang ada hanyalah sebuah penyesalan, hanya karena dirinya yang tidak tau apa-apa dan tidak mau mengerti akan apa yang terjadi belakangan ini. Dan sekarang dia tau, bahwa yang lain juga merasakan hal yang sama. Perubahan Jungkook, ucapan Taehyung hari itu juga karena hal ini. Dan Seokjin memilih mundur, menarik tangannya dengan tatapan sedu mengarah pada Yoongi.
"Cih..! Apa hyung tidak mau menjelaskan apa yang terjadi!?" Yoongi bersuara, menatap ke arah Seokjin dengan tatapan dingin.
Seokjin menggelengkan kepalanya pelan "bu--kan seperti itu!"
"Lalu apa!? Siapa Kim Sunoo itu!? Kenapa hyung mengenalnya, padahal dia seorang Vampir!" Yoongi berteriak, menatap marah pada sosok pria yang sudah dia anggap sebagai keluarga itu.
Seokjin mendekat, mencoba menyetuh bahu Yoongi tapi yang ada hanyalah sebuah penolakan dari sosok pria itu "jika hyung mau aku mengerti posisi hyung, sebaiknya hyung mengatakan semuanya sekarang!?"
Dia harus berkata apa di saat dia sendiri masih tidak mengerti akan apa yang terjadi saat ini. Hanya mengerti bagian terkecilnya saja bukan berarti dia bisa menebak semuanya, menebak apa yang terjadi pada Yoongi dan Jimin saat ini.
Isi kepalanya bisa pecah jika dia terus berusaha untuk mencari tau semuanya saat ini, dan dia butuh waktu. Sama seperti yang lainnya, dia juga termasuk korban di sini walau pada akhirnya dia memang sedikit berbeda.
"Katakan hyung!" ucap Yoongi lagi dengan suara keras.
"Maaf tapi aku perlu waktu" jawab Seokjin berbalik pergi meninggalkan tempat itu membuat Yoongi mendengus, melirik ke arah Jimin yang masih tidak sadarkan diri lalu bangkit dengan tangan menyentuh perut bagian kiri.
Sepertinya dia terluka di bagian itu, tapi dia tidak peduli karena yang lebih penting adalah keadaan dongsaeng-nya saat ini.
Sedangkan Seokjin sendiri terlihat diam di depan pintu kamar tempat Yoongi dan Jimin berada, menatap ke arah seorang pria yang tersenyum miring padanya. Pria itu bangkit, mendekati Seokjin yang masih diam di tempatnya lalu mengejek pria itu lagi.
"Jadi kau kehilangan kepercayaan dari mereka bukan?" tanya pria itu menatap Seokjin yang tidak mau menjawab, tapi pria itu sangat tau.
Tatapan penuh rasa sedih itu sudah cukup membuatnya sadar bahwa pemikirannya saat ini benar. Dia tertawa lalu menepuk bahu Seokjin dengan begitu bahagia, mengabaikan bagaimana rasa sedih dan hancurnya Seokjin saat ini.
Karena baginya ini lebih menyenangkan, melihat Seokjin sepupunya itu hancur "aku sudah memperingatimu sejak dulu, tapi kau tidak paham sama sekali dan sekarang lihatlah semuanya hancur. Dan kau tunggu saja sampai kawananku mencari kalian" ucapnya lalu pergi meninggalkan Seokjin yang masih tidak tau harus apa.
Menatap kepergian sang sepupu sebelum tubuhnya terjatuh, rasanya menyakitkan saat dia harus berada di posisi ini. Kenapa? Kenapa dia tidak paham sama sekali dengan semua ucapan sepupunya selama ini. Sepupu yang lebih muda darinya itu memang aneh, dia tau itu. Tapi sekarang akhirnya dia tau, apa maksud sepupunya walau masih banyak hal yang ingin dia tau untuk memastikan banyak hal.
'Kau memang bodoh!'
Seokjin mendongak, menatap ke arah langit-langit ruangan yang sunyi itu. Mencari keberadaan sang pemilik suara, walau pada akhirnya dia tidak menemukan apa pun di sana. Hanya sebuah tempat kosong dengan rasa dingin yang membuatnya mengigil.
"Siapa kau sebenarnya?" dia bertanya, menatap asal pada arah depan yang sepi.
'Ha.. ha.. sebaiknya kau pergi dari sana lebih dulu. Sepupumu itu tidak akan berbuat hal lebih untuk sekarang'
"Apa maksudmu!?"
'Kau akan tau nanti'
Seokjin terdiam, menatap ke arah segala hal yang kosong sebelum dirinya melihat sebuah cahaya yang sama seperti di kamarnya kemarin. Dia bangkit, menatap ke arah cahaya itu lalu berjalan masuk dan menghilang seperti tidak ada yang terjadi di sana.
Pintu itu terbuka, menatap kosong ke arah ruang tamu yang tidak ada siapapun di sana. Tersenyum kecut lalu melirik ke arah Jimin yang masih belum sadar, Yoongi terdiam. Mendengar apa yang seharusnya tidak dia dengar dan hal itu membuatnya merasa bersalah. Berjalan asal ke arah sofa lalu berbaring di atasnya, menatap ke arah langit-langit ruangan itu.
Menghembus nafas kasar, menutup matanya dengan sebelah tangan yang dia angkat beberapa detik lalu "vampir" gumamnya merasa lucu akan hal yang baru saja dia lihat.
Orang yang menyerang dia dan Jimin adalah seorang vampir dan dia adalah sepupu Seokjin "sangat lucu" ucap Yoongi tertawa sumbang.
"Sepasang saudara sepupu yang ternyata adalah vampir" gumamnya lagi dengan tawa yang tidak bisa berhenti begitu saja.
"Vampir!? Apa yang hyung katakan!?" ucap Jimin menatap terkejut pada sosok Yoongi yang langsung duduk dari tidurnya, menatap ke arah Jimin yang terlihat begitu pucat.
"Kau sudah sadar?" kaget Yoongi membuat Jimin berjalan mendekatinya.
"Hyung! Katakan padaku apa yang maksud ucapan hyung tadi!?"
Yoongi mengeleng "kau mungkin salah dengar" bergerak bangkit untuk menyentuh kening Jimin namun di sentak oleh sang pemilik.
"Aku tidak salah dengar!? Hyung mengatakan vampir! Dan aku tau bahwa orang yang menyerang kita adalah vampir, tapi siapa yang vampir? Dan apa maksud hyung dengan saudara sepupu vampir?"
Apa pada akhirnya Yoongi tidak bisa mengelak, menatap ke arah Jimin yang begitu penasaran pada semua ucapannya. Tapi dia tidak mungkin bisa mengatakan bahwa Seokjin, hyung tertua mereka memiliki saudara sepupu yang seorang vampir.
Dan dia juga mulai ragu dengan Seokjin, apa dia benar-benar manusia biasa atau seorang vampir sama seperti sang sepupu. Rasanya begitu lucu, makhluk fantasi itu nyata dan berada dekat dengannya. Dia yang tidak peduli akan hal sekitar sekarang di hadapkan dengan fakta yang tidak masuk akal.
"Hyung!"
Yoongi tersadar lalu menyentuh bahu Jimin, menatap manik yang bergetar itu dengan sebuah senyuman lebar "aku tengah membicarakan tentang film yang di tonton Yoonji" ucap Yoongi membuat Jimin menyentak tangannya lagi.
"Aku bukan orang bodoh hyung! Dan aku tau kau tengah berbohong saat ini!"
TBC
Akhirnya aku kembali juga setelah sekian lama, entahlah selama bulan November aku gak ada ide buat lanjut cerita ini. Dan tiga hari yang lalu aku dapet ide buat lanjut, makanya aku bisa up. Maaf deh, aku jadi jarang up dan sepertinya cerita ini bakal slow up.
Kalau begitu sampai jumpa lagi entah sampai kapan, tapi semoga saja bisa secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets of The World
FantasyApakah kalian percaya takdir?? Apa kalian tau bahwa ada takdir yang mengikat diri kalian masing masing, dan takdir itu tak bisa kalian ubah bagaimana pun caranya. Dan itulah yang tengah mereka hadapi saat ini, mereka yang menganggap diri mereka seba...