Dua pria tengah berjalan beriringan, sekarang adalah waktu bagi mereka kembali pulang. Jam sekolah sudah selesai sejak lima belas menit lalu. Pria yang lebih pendek terlihat acuh akan sekitar, mengabai pria di sebelahnya yang terus mengoceh tidak jelas.
Sesekali dia melirik pria di sebelahnya itu, tapi dia langsung kembali fokus pada langkah kakinya. Udara yang semakin dingin membuatnya malas berada di luar lebih lama tapi pria di sebelahnya selalu saja membuatnya susah.
Jika saja rumah mereka yang tidak berdekatan mungkin dia tidak harus sering pulang bersama dengan pria itu. Keduanya tangannya semakin dia tenggelamkan di saku mantelnya. Rasanya hangat tapi suhu dingin itu masih terasa jelas di wajahnya.
"Yoongi hyung..!"
Suara rengekan terdengar, manik Yoongi bergerak menatap ke arah Jimin yang menatapnya kesal. Sejak tadi dia mengajak Yoongi bicara tapi selalu saja di abaikan. Memangnya dia bisu apa sampai tidak mau menyahut sama sekali.
Dan lihatlah sekarang Yoongi yang mengabaikan dirinya dengan tatapan datarnya. Jika di pikir dia seharusnya sudah kebal akan raut wajah tanpa ekspresi itu tapi kadang Jimin merasa kesal tanpa sebab. Seperti sekarang dia langsung berjalan cepat meninggalkan Yoongi di belakangnya.
Melihat hal itu tentu saja membuat Yoongi menggeleng pelan sebelum mengikuti langkah kaki Jimin. Keduanya sama-sama sibuk akan diri masing-masing, tidak ada lagi Jimin yang mengoceh atau Yoongi yang mencoba untuk menutupi kedua telinganya.
Jimin menghela nafas melirik Yoongi yang ada di belakangnya, apakah dia memang sangat menganggu hyung-nya satu itu. Entah kenapa Jimin makin kesal dan langsung menghentikan langkahnya saat merasakan getaran di dalam saku mantelnya.
Nama Seokjin hyung yang terlihat di ponselnya, tanpa pikir panjang Jimin mengangkat panggilan itu "ya.."
"Oh.. Jimin-ah, apa kau melihat Jungkook tadi?"
"Tidak!" jawab Jimin singkat.
"Kau dimana sekarang?"
"Pulang"
Tidak ada sahutan dari Seokjin dan Jimin makin kesal saat melihat Yoongi berjalan meninggalkan dirinya di belakang.
"Kau kenapa? Apa Yoongi membuatmu kesal lagi?"
Jimin mengangguk dengan bodohnya dia lupa bahwa dia tengah berbicara dengan Seokjin lewat ponselnya. Merasa sadar akan kelakuannya, Jimin langaung memukul kepalanya pelan dan langsung menjawab singkat.
"Jangan sering bertengkar, dia memang dingin tapi Yoongi jelas orang yang baik. Jika tidak mungkin kau akan di tinggalkan sekarang"
Jimin mendengus "dia sudah meninggalkanku sekarang"
Seokjin terkejut dan langsung tertawa "kalau begitu kejar saja dan beri dia ocehanmu yang berisik itu"
Seokjin tertawa lagi dengan panggilan yang terputus begitu saja, di lain sisi Jimin tengah berteriak menatap ponselnya. Apakah imegnya memang seburuk itu, tidak hanya Seokjin saja bahkan member lain juga sering mengatakan hal itu.
Dengan kesal Jimin langsung berlari mendekati Yoongi yang sudah jauh di depannya. Maniknya melirik Yoongi sebelum berniat mengoceh seperti saran Seokjin.
"Tutup mulutmu itu!!"
Bibir Jimin terhenti menatap Yoongi dengan tatapan tidak percaya, apakah dia baru saja di suruh diam. Kenapa hyung-nya yang satu ini selalu saja membuatnya kesal. Jimin langsung menutup mulutnya dan berjalan cepat meninggalkan Yoongi begitu saja.
Lagi Jimin terus memaki memaksa kakinya berjalan lebih cepat mengabaikan Yoongi yang juga terlihat tidak peduli. Rumahnya sudah tidak jauh lagi dan Jimin berharap dia segera sampai ke rumahnya. Maniknya menatap ke arah Yoongi yang berjalan santai di belakang, dia berdecak kesal sebelum kepalanya terasa sakit.
"Akh..!!" Jimin berteriak menyentuh kepalanya yang terasa berdengung, langkah kakinya terhenti dia tidak sanggup bergerak lebih jauh lagi.
Pandangannya mulai kabur, Jimin berjongkok memaksa tubuhnya untuk bertahan. Sampai dia merasakan sebuah tangan menyentuh bahunya, maniknya mencoba fokus menatap Yoongi yang terlihat khawatir padanya sekarang "Jim kau oke?"
Mulutnya mencoba terbuka namun sulit, seperti ada yang menekan mulutnya. Jimin bingung, dia tidak tau apa yang terjadi sebelum dia merasakan tangan Yoongi yang menepuk pipinya berulang kali. Kesadarannya mulai menipis tapi Jimin langsung meraih tangan Yoongi.
'Hyung..'
"Jim, katakan sesuatu!"
Yoongi tidak tau apa yang terjadi, dia jadi bingung sendiri sekarang. Padahal Jimin masih baik-baik saja tadi, lalu kenapa sekarang? Kenapa Jimin terlihat kesakitan, seperti Taehyung hari itu! Apa ini hanya sebuah kekhawatirannya atau ini adalah kenyataan yang dia sadari.
'Di belakang ada bayangan hyung! Lari hyung'
Jimin tidak bisa, lidahnya kelu dengan manik menatap ke arah Yoongi. Dia ingin mengatakan padanya Yoongi, bahwa ada sesuatu di belakang tubuh hyung-nya itu. Tapi dia tidak bisa, entah kenapa di saat sekarang dia malah tidak bisa mengeluarkan suaranya.
'Lari hyung!!'
"Jim!!" ucap Yoongi lagi dengan kedua tangan mencoba mengangkat tubuh Jimin.
Yoongi berbalik menatap ke arah jalanan yang sepi, tidak satu orangpun di sana. Dan tidak lama adalah sebuah bayangan hitam muncul "akh..!! Apa itu!!"
Yoongi berteriak, tubuhnya terjatuh dengan Jimin yang ikut terjatuh di sebelahnya. Keduanya sama-sama panik tapi Jimin hanya bisa berteriak merasakan sakit di kepalanya. Ini aneh dan Yoongi langsung kembali membawa Jimin pergi saat bayangan itu menghilang.
Apakah itu makhluk halus?
Yoongi tidak peduli, dia harus membawa Jimin pergi lebih dulu "tenanglah Jim!!"
Mereka berdua berjalan cepat melewati jalanan yang sepi, manik Yoongi bisa melihat rumah Jimin yang memang lebih dekat dari rumahnya sekarang. Yoongi berusaha cepat tapi lampu jalan tiba-tiba mati dengan sendirinya.
"Shit!!"
"Jim, sadarlah"
Langkahnya semakin dia percepat berharap dia dan Jimin bisa sampai di rumah Jimin sekarang. Berhasil, nafas Yoongi terdengar memburu. Tangan kanannya berusaha membuka pagar rumah Jimin dan dia langsung berlari masuk dengan tubuh Jimin yang dia bawa.
Kunci!! Dimana kuncinya? Yoongi menatap Jimin dan merogoh saku jas Jimin. Dan benar saja kunci itu ada di sana, dengan cepat Yoongi langsung memasukkan kunci itu pada lubang kunci. Tangannya meraih pegangan pintu tapi tiba-tiba tubuhnya di tarik.
"Akh!!"
Tubuhnya terasa sakit, maniknya mencoba terbuka dan hal yang pertama kali dia lihat adalah wajah mengerikan dengan taring pernuh darah. Yoongi berteriak menatap orang itu yan tertawa penuh kesenangan "senang bertemu denganmu"
Yoongi melirik Jimin, Jimin masih kesakitan dengan tubuh yang terbaring di atas tanah yang dingin. Sebenarnya apa yang terjadi, padahal semuanya baik-baik sejak tadi lalu kenapa sekarang dia dan Jimin harus merasakan neraka seperti ini.
"Kau siapa?" tanya Yoongi menatap ke arah orang itu yang membuka tudungnya.
"Menurutmu aku siapa?"
Bukan jawaban yang dia terima, dan entah kenapa Yoongi semakin takut saat melihat kedua taring penuh darah itu. Satu hal yang dia pikirkan, orang itu adalah vampire.
TBCAku kembali, dan aku juga akan memberi tahu kabar buruk pada kalian. Aku memilih untuk hiatus dulu, untuk berapa lamanya aku juga belum tau. Mungkin akan lama dan aku juga gak bisa janji akan kembali dalam waktu dekat.
Ada hal yang harus aku lakukan, dan aku benar-benar sibuk saat ini. Aku berharap kalian akan menantikan lanjutan cerita ini dan aku juga berharap kalian semua sehat selalu di pandemi sekarang. Sepertinya itu saja yang ingin aku katakan, kalau begitu sampai jumpa lagi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets of The World
FantasyApakah kalian percaya takdir?? Apa kalian tau bahwa ada takdir yang mengikat diri kalian masing masing, dan takdir itu tak bisa kalian ubah bagaimana pun caranya. Dan itulah yang tengah mereka hadapi saat ini, mereka yang menganggap diri mereka seba...