Tidak percaya adalah hal wajar, mengingat fakta yang dia dengar adalah bentuk dari segala hal yang tidak mungkin terjadi. Tapi nyatanya dia memilih untuk mempercayai apa yang mereka katakan. Tapi bukan berarti dia akan mengikuti mereka.
Dia memilih untuk tidak peduli dan kembali fokus pada dunianya, belajar dan belajar. Sesekali jemarinya membalik halaman yang ada di buku itu, berharap dia bisa kembali fokus pada kesibukannya.
Sayangnya hal itu tidak mungkin terjadi, pikirannya terus memikirkan hal yang mereka ucapkan. Dia berdecak, menutup buku yang ada di genggamannya dengan kasar "ayo fokus Taehyun!"
Taehyun, ya pria itu berniat untuk melupakan apa yang Soobin dan Kai katakan. Dia terdiam lagi, meremat kuat surainya mencoba untuk tidak memikirkan apa pun tentang ucapan aneh mereka.
Dia memang mendengar suara aneh itu di kepalanya, iya dia percaya dengan ucapan mereka tapi dia tidak bisa menerima takdir seperti itu. Takdir yang sangat tidak masuk akal namun memiliki bukti yang kuat.
"Taehyun-ssi!"
Taehyun menoleh, menatap ke arah dua pria yang selalu mengganggunya. Dia mencoba untuk tenang dan kembali membaca bukunya, mengabaikan dua pria yang sudah duduk di hadapannya. Untung saja dia tidak ada di perpustakaan, jika iya mungkin dia sudah di marahi oleh petugas di sana karena berisik.
"Bagaimana? Apa kau mau bergabung dengan kami?" Kai bertanya, raut wajahnya menunjukkan sebuah binar yang membuat Taehyun sedikit luluh. Tapi dia memilih untuk menggelengkan kepalanya kuat dan mengabaikan pria itu lagi.
"Huh.. ya kau pantas untuk tidak mau percaya, tapi aku harap kau tidak melakukan hal yang membahayakan dirimu sendiri" Soobin menyahut, menatap tepat pada manik Taehyun dengan harapan bahwa Taehyun tidak termakan oleh Iblis.
"Jangan mempedulikanku! Aku bisa menjaga diriku sendiri"
Soobin mengangguk, memilih untuk diam lagi. Dia tidak punya hak untuk memaksa Taehyun masuk ke dalam takdir ini. Tapi kenyataan bahwa dia akan di bawa masuk secara paksa membuatnya berharap Taehyun bisa menjaga dirinya dengan baik.
"Boleh aku minta satu hal padamu?" Soobin bersuara lagi menatap Taehyun penuh harap, berharap kali ini Taehyun mau mendengarkannya.
"Apa itu?"
Merasa mendapatkan kesempatan Soobin tersenyum lebar, melirik ke arah Kai yang mengeluarkan sebuah buku dengan sampul berpola bintang.
"Apa kau mau membaca buku ini?" ucap Kai menatap Taehyun yang terlihat terkejut sebelum dia menggelengkan kepalanya kuat.
"Kenapa? Kau berhak tau tentang takdir kita?" Kai merasa bahwa Taehyun terlalu banyak menolak takdirnya, padahal dia bisa saja dalam bahaya jika tidak mengetahui apa pun.
Dan sayangnya, pria itu memilih untuk tidak memasuki dunia itu untuk sekarang atau mungkin nanti. Kai menyerah, menghembus nafas kasar saat tidak mendapatkan jawaban apa pun. Buku di tangannya kembali dia simpan karena dia harus menjaga buku itu dengan baik.
"Kalau begitu aku harap kau tidak di ganggu oleh mereka" Soobin bersuara, dia bangkit dari duduknya menatap ke arah Kai untuk menyuruh pria itu juga bangkit.
Sedangkan Taehyun merasa bingung, apa maksudnya dengan mereka "mereka siapa?"
"Iblis, aku tau kau bukan orang yang bisa di dekati dengan mudah tapi tetap saja Iblis itu ada di sini dan mengawasi kita. Kalau begitu aku pergi dulu" ucap Soobin meninggalkan Taehyun yang masih mencerna ucapannya.
"Sampai jumpa Taehyun-ssi"
Dan Kai langsung berlari menghampiri Soobin yang sudah jauh di depan sana.
"Iblis" gumam Taehyun tertawa, merasa lucu dengan hal yang ada di luar nalar itu.
Tapi yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah melihat dan mendengar, memastikan bahwa takdir ini tidak membawanya dalam kematian.
Dia bangkit, membawa buku pelajarannya untuk kembali ke kelas. Jam istirahat sudah selesai dan dia harus segera kembali ke kelasnya untuk mengikuti jam pelajaran yang lain. Langkahnya begitu cepat, mencoba untuk bisa sampai lebih cepat dari perkiraannya.
Tapi langkahnya di paksa berhenti oleh para wanita yang ada di hadapannya, mereka tersenyum menunjukkan sebuah senyuman miring yang mampu membuat Taehyun ingat siapa mereka.
"Hai.. kita bertemu lagi"
Taehyun tidak tau alasan mereka yang terus gencar mendekatinya, ini adalah pertemuan ketiga mereka. Di pertemuan kedua, dia di tarik paksa oleh mereka menuju ke atas gedung sekolah. Dia bahkan ingat ucapan aneh mereka yang terus menunjukkan ketertarikan.
Tidak mungkin ini hanya bentuk dari ketertarikan biasa seperti seorang wanita menyukai pria, karena nyatanya bukan itu yang membuat mereka mendekatinya. Ada hal lain tapi dia tidak tau apa itu. Dan Taehyun hanya bisa berharap bahwa ketertarikan itu bukan hal buruk.
"Maaf sunbaenim, saya harus ke kelas" ucapnya berjalan untuk menjauhi enam wanita itu sebelum dirinya di hadang lagi oleh salah satu dari mereka.
"Taehyun-ssi, aku tau kau sudah menyadarinya. Jadi bagaimana jika kau mengikuti kami, bukankah kau juga penasaran dengan takdir yang mengikatmu itu?"
Taehyun terkejut, maniknya membulat menatap tidak percaya pada wanita bersurai pendek yang menunjukkan sebuah seringainya. Bukan karena apa yang di tunjukkan wanita itu yang membuat dia terkejut, tapi karena ucapan wanita itu yang membuat tidak bisa percaya pada ini semua.
"Kalian Iblis!" Taehyun tau ini gila, tapi otaknya mengatakan bahwa Iblis yang di katakan oleh Soobin adalah mereka. Mereka yang dengan gencar berusaha mendekatinya.
Ternyata alasan mereka tertarik padanya adalah tentang takdir yang mengikat dirinya, jika dia tau sejak awal mungkin dia tidak akan mau berurusan dengan mereka. Tapi sekarang, dia tidak bisa melakukan apa pun saat para wanita itu membawanya pergi.
Dia bisa melihatnya, tatapan mereka yang menunjukkan sebuah tatapan senang. Sebenarnya apa alasan dia di tarik seperti ini, jika soal takdir itu memangnya apa hubungan takdirnya dengan Iblis!?
Tidak mungkin ini adalah hal kecil, seperti Iblis itu yang tertarik oleh takdirnya. Mereka bukan makhluk yang seperti itu dan dia tidak bisa percaya jika hanya karena hal itu saja, mereka sampai melakukan hal seperti ini.
"Jangan terlalu banyak berpikir, karena kami ingin kau tau satu hal" salah satu wanita berjalan mendekatinya, memutari tubuhnya dengan tatapan aneh.
"Jangan terlalu terburu-buru Yerin-ah" Sowon bersuara, menyentuh bahu Yerin untuk mundur.
Sebagai ketua, ini adalah tugasnya dan dia hanya perlu melakukan hal kecil untuk menghancurkan semuanya. Karena hal kecil itu akan membesar setelah berjalannya waktu, dan ini adalah tontonan yang menarik bagi mereka nantinya.
"Kami memang Iblis dan kau boleh tidak percaya pada kami Taehyun-ssi. Tapi, apa kau akan percaya pada orang yang bisa saja menjadi Iblis kapan saja"
Taehyun terkejut, lagi-lagi otaknya di suruh berpikir tentang hal yang tidak dia mengerti. Sampai dia merasakan bisikan kecil yang membuatnya lebih terkejut.
TBC
Pagi..., Bagaimana nih kabar kalian? Apa ada yang masih menunggu cerita ini, udah lama juga aku gak up dan aku sedikit lupa dengan cerita ini. Untung saja aku pernah menulis soal inti cerita ini, dan aku jadi gak terlalu kebingungan untuk melanjutkannya.
Oh.. iya aku juga buat cerita baru dengan txt sebagai tokoh utamanya, ada yang sudah baca belum? Jika belum, baca yuk siapa tau suka.
Dan aku mau tanya nih, menurut kalian siapa yang bisa di percaya dari sisi Taehyun dan siapa yang akan Taehyun percaya nantinya. Kalau penasaran nantikan lanjutnya terus, sampai jumpa lagi..
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets of The World
FantasyApakah kalian percaya takdir?? Apa kalian tau bahwa ada takdir yang mengikat diri kalian masing masing, dan takdir itu tak bisa kalian ubah bagaimana pun caranya. Dan itulah yang tengah mereka hadapi saat ini, mereka yang menganggap diri mereka seba...