Bangunan besar yang bernama sekolah itu terlihat megah dan nyaman untuk siswa-siswi di sana. Tapi apakah semua itu benar, apakah di dalam sana tidak ada yang namanya pembullyan. Tentu ada walau mayoritasnya hanya sedikit, dan sekarang terlihat jelas seorang pria dengan seragam yang lusuh tengah dia gunakan.
Baru beberapa hari dia sekolah di sana tapi dia mendapatkan pembullyan di hari pertama sekolah. Alasannya sangat klasik yaitu karena dia miskin, apakah benar begitu atau karena pria itu adalah peringkat pertama di sekolah lamanya. Dan sekarang menduduki peringkat pertama di sekolah mereka. Sepertinya ada yang mereka sembunyikan tentang hal itu dan hanya terus berpura-pura.
Pria berseragam lusuh itu terlihat santai walau dia terus di bully, tak pernah dia pikirkan masalah pembullyan di sekolahnya. Karena pembullyan itu masih dalam hal wajar, mungkin dengan melemparinya kertas atau hal-hal yang biasa lainnya. Tidak ada kekerasan karena sekolah menjaga ketat akan kedisplinan siswa, tapi itu tetaplah pembullyan.
Pria itu memasuki kantin tapi lagi-lagi dia di hadapkan dengan seorang pria yang sangat membencinya. Perlakuannya sangat mudah di tebak dan pria itu hanya terdiam menatap malas saat kaki pria di hadapannya menedang kakinya hingga terjatuh. Terdengar suara tawa kecil sebelum salah satu guru melewati kantin membuat mereka terdiam.
Pria itu berdecak kesal dan langsung berdiri mengabaikan semua mata yang menatapnya. Dia tentu ingin membalas tapi dia tak mau terkena masalah di hari kelima dia sekolah. Lebih baik dia diam dan mengabaikan semua itu, itulah yang dia pikirkan. Selama makan dia terlihat tenang sampai sekelompok wanita mendekatinya.
"Siapa?" ucap pria itu menatap keenam wanita yang tersenyum manis padanya.
"Kau murid baru bukan" wanita itu tak menjawab membuat pria itu mengabaikan pertanyaan wanita itu.
"Ah.. Baiklah aku Kim Sojung panggil saja Sowon noona anak kelas 3-4" ucap wanita itu menatap pria yang dia tau adalah adik kelasnya.
"Noona??" kaget pria itu melirik para wanita itu.
Ternyata wanita-wanita di hadapan ini adalah kakak kelasnya, tapi buat apa mereka mendatangi murid baru seperti dirinya. Sepertinya itu bukanlah hal baik melihat bagaimana tatapan wanita itu mengarah padanya. Dan dia merasa tak nyaman dengan tatapan para murid-murid yang tengah makan di kantin sekolah.
"Iya kami kakak kelasmu, namamu Kang Taehyun" ucap salah satu wanita itu menatap kartu nama di seragamnya.
Pria bernama Taehyun itu mendengus dan melanjutkan makannya mengabaikan para wanita yang duduk di hadapannya. Wanita itu tersenyum membuat Taehyun tak nyaman. Dia akhirnya meletakkan sumpitnya dan menatap para wanita itu yang masih menatapnya. Taehyun tak mengerti kenapa wanita-wanita itu tak pergi.
"Kenapa kalian masih di sini?" tanya Taehyun menatap ke enam wanita itu.
"Kau penasaran?" sahut wanita dengan rambut pendeknya.
Merasa kesal akhirnya Taehyun pergi membawa nampan makanannya, dia tak mau berurusan dengan orang-orang aneh seperti mereka. Dan lebih baik dia menghindar dari pada kena masalah. Sedangkan para wanita itu langsung menunjukkan senyuman miringnya menatap kepergian Taehyun.
Taehyun duduk tenang di dalam perpustakaan dan dia memilih bersandar di salah satu rak buku paling pojok. Tangan kanannya memegang sebuah buku sejarah, dia yang terkenal cerdas itu tentu tetap belajar bagaimana pun nilai ulangannya.
Tangan kirinya berulang kali membalik lembar demi lembar halaman. Sampai dia terkejut melihat cahaya kecil dari arah jendela, manik hitamnya menyipit menghalau cahaya itu. Rasanya aneh dan dia memilih berdiri dengan buku yang dia taruh asal di rak. Langkah kakinya sangat pelan sampai dia bisa melihat lingkungan sekolah dari jendela perpustakan.
Tangan kanannya menyentuh kaca jendela itu sampai dia melihat seorang pria yang terlihat kesakitan. Tak ada seorang pun di sana kecuali pria itu, merasa khawatir Taehyun berlari keluar menuju tempat di mana pria itu kesakitan. Dia tak peduli dengan tatapan semua orang yang menatapnya aneh karena berlari di lorong sekolah.
Sampai akhirnya dia bisa melihat sebuah taman kecil di belakang perpustakaan. Perpustakaan yang berada di lantai dua itu membuat Taehyun kelelahan dengan nafas yang memburu. Manik hitamnya mengamati sekitar sampai dia mendengar suara teriakan seseorang. Tak butuh waktu lama Taehyun langsung berlari mendekati asal suara itu.
Di sana dia bisa melihat seorang pria dengan tangan kirinya yang terluka parah. Banyak darah yang menetes dan melumuri seragam pria itu, Taehyun terkejut dan langsung menatap pria itu yang meringis kesakitan. Taehyun kebingungan karena dia tak membawa sapu tangan atau apa pun untuk menutupi luka itu.
"Akh.." Taehyun tersadar dan langsung melepas kemeja sekolahnya dan melilitkan seragam itu pada luka pria itu.
"Kau siapa?" kaget pria itu dengan manik yang mulai menutup.
"Apa yang terjadi?" tanya Taehyun memakai kembali jas seragam sekolah dengan kaos putih polos di dalamnya.
Pria itu tak menjawab membuat taehyun langsung memapah pria itu. Banyak orang yang melihat sampai salah satu pria yang menjadi petugas kesehatan berlari mendekati mereka. Pria itu tak sendiri melainkan dengan dua pria yang dia tak tau siapa.
"Dia terluka parah" ucap Namjoon menatap terkejut lilitan seragam pada tangan kiri pria yang mulai kehilangan kesadaran itu.
"Bantu aku Joon!" sahut Hoseok membantu Taehyun yang terlihat kelelahan.
"Kau biarkan dia yang membantu" ucap Hoseok menatap Taehyun yang mengangguk setuju dan membiarkan Namjoon mengambil alih.
Taehyun hanya mengikuti dari belakang sampai seorang pria yang dia tau bersama dengan kedua pria yang membantu, mendekati dirinya. Pria itu terlihat terkejut sampai pria itu menatap dirinya yang membalas tatapannya.
"Apa kau tak apa" tanya pria itu menatap Taehyun yang mengangguk.
"Tapi kenapa dia bisa seperti itu" lanjut pria itu membuat Taehyun menggeleng tidak tau.
"Aku menemukannya" jawaban Taehyun membuat pria itu kebingungan.
"Apa maksudmu" tanya pria itu membuat Taehyun terkejut.
"Ah.. Aku menemukan pria itu dan tidak tau apa-apa" ucap Taehyun sadar bahwa dia salah menjawab tadi.
"Ah.. Baiklah" ucap pria itu kembali fokus pada Namjoon dan Hoseok.
Mereka masuk ke ruang kesehatan dan langsung menidurkan pria yang terluka itu di salah satu ranjang. Hoseok dengan cekatan mengobati luka di tangan pria itu dan di bantu Namjoon. Selama itu juga Taehyun dan pria di sebelahnya menunggu di sofa yang dekat dengan pintu.
Hoseok dan Namjoon selesai mengobati, tapi Hoseok masih terlihat khawatir karena luka pria itu sangat dalam.
"Apa kau tau dia kenapa?" tanya Hoseok membuat Taehyun menggeleng sampai mereka mendengar suara rintihan dari pria itu.
TBC
Kali ini aku biarkan taehyun yang baru saja ulang tahun yang memulai. Bagaimana ini, menurut kalian siapa yang di bawa taehyun. Kalau kalian bisa jawab berati kalian pintar..
Ha..ha..ha.., sudah lupakan saja aku lagi gabut sih.. Makanya beginiKalau begitu sampai jumpa dua minggu lagi, karena ini hari terkahir update di minggu ini. Em..sampai jumpa lagi... Dan selalu jaga kesehatan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets of The World
FantasyApakah kalian percaya takdir?? Apa kalian tau bahwa ada takdir yang mengikat diri kalian masing masing, dan takdir itu tak bisa kalian ubah bagaimana pun caranya. Dan itulah yang tengah mereka hadapi saat ini, mereka yang menganggap diri mereka seba...