Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!"Terima kasih, Bu Kepala. Berhati-hatilah di jalan. Selamat malam." Kata Jeno seraya membungkukkan badannya, tapi tidak dibalas oleh Haechan. Wanita itu segera menginjak pedal gas dan meninggalkan Jeno begitu saja. Tenang, tenang, Haechan mengantar asisten pribadinya itu hingga ke depan apartemennya, bukan ditinggalkan di pinggir jalan.
"Bodoh sekali kau, Lee Jeno. Harusnya kau tidak bicara begitu pada Bu Kepala. Ini bahkan belum 1 minggu sejak kau mulai bekerja di MUSE dan kau sudah lancang mengatakan hal demikian pada atasanmu? Wah benar-benar sudah hilang otakmu, Jen!!" Jeno mengacak-acak rambutnya frustrasi.
Tapi Jeno tidak berbohong soal ingin melindungi Haechan dari orang-orang yang membicarakannya di belakangnya. Mendengar dua karyawan mengatai Haechan seperti itu saja sudah membuat Jeno geram walaupun dia tidak menunjukkan emosinya seperti yang dilakukan oleh Renjun, tapi hatinya tetap saja panas.
Dia masuk ke dalam apartemennya dengan langkah gontai. Masuk ke dalam rumah, langsung pergi ke kamarnya, meletakkan ranselnya di lantai lalu melemparkan tubuhnya ke kasur empuknya. Beberapa saat kemudian, dia memutar tubuhnya hingga kepalanya langsung menghadap ke langit-langit kamarnya.
Beberapa perkataan Haechan beberapa waktu yang lalu tiba-tiba terlintas lagi di pikiran Jeno. Perlahan dia mulai mengerti kenapa Haechan bersikap dingin seperti sekarang ini, dia mulai mengerti kenapa atasannya itu marah ketika dia menyentuhnya, berbuat baik padanya.
"Dia bersikap dingin, dia tampak kuat, tapi sebenarnya hatinya sangat rapuh."
Jeno bangkit kembali, bergegas mencari ponselnya yang berdering di dalam ranselnya. Senyumnya mengembang melihat 'Nona Lee ❤' terpampang di layar ponselnya.
"Nona Lee~"
"Sayangku... sudah pulang kerja?"
"Aku baru tiba di rumah. Nona Lee kenapa belum tidur? Ini sudah jam berapa hah?"
"Nenek baru selesai membuat kimchi. Besok akan Nenek kirimkan ke sana."
"Astaga Nona Lee, bahan makanan yang kemarin masih ada loh..."
"Tapi tidak ada kimchinya... Kebetulan tadi si Kkung memberikan sekotak kubis jadi Nenek langsung kepikiran untuk membuatkan kimchi untukmu."
"Terima kasih Nona Lee, akan ku kabari begitu kimchinya sudah sampai."
"Suaramu terdengar lemas? Apa pekerjaanmu melelahkan?"
"Nona Lee..."
"Iya sayangku..."
"Apa wajar aku memikirkan seseorang sama seperti aku memikirkan Nona Lee?"
"Jeno sayang... kau menyukai seseorang??"
"Bukan begitu, Nona Lee... aku hanya. Entahlah. Nona Lee tahu kan selama ini pekerjaanku selalu dikelilingi wanita. Aku selalu memperlakukan mereka sama baiknya. Tapi begitu bekerja dengannya, aku mulai banyak memikirkannya, khawatir saat dia melewatkan makan siangnya, khawatir saat kakinya sakit saat memakai hak 10 sentinya kesana-kemari, khawatir saat wajahnya berubah murung."
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Fall in Love - NoHyuck -
Hayran KurguBekerja di perusahaan majalah ternama adalah impian Lee Jeno sejak duduk di bangku menengah atas. Menyisihkan uang jajannya demi membeli majalah fashion adalah hal yang paling dia senangi, hingga kini impiannya terwujud dengan diterimanya Lee Jeno d...