Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!Wanita itu memarkirkan mobilnya sembarang lalu bergegas memasuki rumahnya, mengabaikan panggilan dari kedua orang tuanya. Masuk ke kamar lalu mengunci kamarnya.
"Tidak mungkin sampai meninggal, kan?"
Jiwon mematikan ponsel dan semua alat komunikasinya lalu duduk meringkuk di lantai sambil menggigit kukunya. Nafasnya memburu. Dia takut ketahuan. Yang tadi dia lakukan itu tanpa pertimbangan sama sekali. Dia memotong kabel rem mobil tersebut lalu lari karena takut ada yang melihatnya. Sepertinya dia lupa kalau di tiap mobil terpasang black box, semacam kamera cctv yang terus merekam kegiatan di sekitar mobil.
Tok tok tok
"Jiwon, keluar sekarang!!"
Itu suara Ayahnya. Jiwon semakin panik terlebih ketika Ayahnya berteriak-teriak memanggil namanya sambil menggedor-gedor pintu kamarnya. Jiwon mengumpulkan kekuatannya lalu berdiri untuk membukakan pintu. Dia merapikan rambut dan bajunya lalu menarik nafas dalam-dalam berusaha untuk bersikap seperti biasa.
"Iya Ayah?"
PLAK
Tamparan keras mendarat di pipi kiri Jiwon, saking kerasnya sampai dirasa rahangnya tergeset karena satu tamparan dari Ayahnya itu.
"A-ayah?"
"Sebegitu terobsesinya kau hingga kau berbuat begini, Jiwon?! Kau mencoba menghilangkan nyawa Haechan?!!"
"A-aku..."
PLAK
Satu tamparan mendarat di spot yang sama hingga Jiwon merasakan perih yang luar biasa di wajah sebelah kirinya itu. Bagaimana bisa Ayahnya tahu secepat ini?
"Kakek Haechan menelepon Ayah dan menarik semua sahamnya dari perusahaan Ayah. Kau tahu apa yang pria tua itu katakan pada Ayah?? Dia akan menghancurkan perusahaan Ayah, mengambil semua yang Ayah punya kalau sampai terjadi apa-apa pada cucunya. Dimana otakmu?!! Sudah Ayah beritahu berulang kali padamu untuk berhenti mengganggu Haechan! Keluarganya berpengaruh di Korea ini!! Membuat masalah dengan mereka sama seperti aksi bunuh diri. Dan kau membuat Ayah kehilangan semuanya!! Kalau sampai terjadi hal yang buruk pada Haechan, maka kau juga akan mati bersamanya!!"
Tuan Heo menarik Jiwon menuju ruang penyimpanan yang ada di bawah tanah rumah mereka. Mendorongnya hingga tersungkur ke lantai.
"Jangan pikir kau bisa kabur dari tempat ini. Anak tidak tahu diuntung!! Sekarang, kau terima hukumannya!"
Itu hal terakhir yang diucapkan oleh Tuan Heo sebelum mengunci Jiwon di ruangan sempit dan gelap itu.
Sementara itu Jeno yang melihat kabar di televisi itu pun langsung pergi ke rumah sakit. Jantungnya berdegup sangat kencang. Tubuhnya sudah lemas tapi tetap dipaksa untuk berlari menerobos orang-orang yang berada di ruang gawat darurat rumah sakit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Fall in Love - NoHyuck -
FanfictionBekerja di perusahaan majalah ternama adalah impian Lee Jeno sejak duduk di bangku menengah atas. Menyisihkan uang jajannya demi membeli majalah fashion adalah hal yang paling dia senangi, hingga kini impiannya terwujud dengan diterimanya Lee Jeno d...