Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!!"Sudah berapa lama?"
Renjun meremat bagian samping hoodie-nya seerat mungkin dengan kepalanya yang tertunduk.
"Renjun, sudah berapa lama?"
Dia mengangkat jarinya dengan takut-takut.
"Apa itu? 3 minggu? 3 bulan?" Kembali Renjun tidak menjawab membuat Haechan menunjukkan smirk-nya, tertawa tidak percaya. Sepertinya jawabannya tidak dari salah satu yang dia ucapkan barusan, Haechan bisa menebaknya hanya dari ekspresi Renjun sekarang.
"Sayang? Siapa yang datang?"
Haechan menyatukan alisnya melihat Jaemin yang tiba-tiba muncul hanya menggunakan celana, tanpa atasan.
PLAK
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Renjun membuat wanita itu langsung memegangi pipinya.
"Haechan!!"
"APA?! Kau marah aku menampar pipi pacarmu??!! Ini tidaklah seberapa dibanding sakit di hatiku karena kebohongannya!! Kau tahu bagaimana rasanya dibohongi, Na Jaemin? Tidak kan? Karena kau yang melakukannya. Kalian yang melakukannya."
"Kita bisa bicara baik-baik, Haechan... tenang, jangan marah dulu."
"Kau menyuruhku untuk tidak marah? Kau waras?! Setelah semua yang ku lewati kau menyuruhku untuk tenang?!"
Bagaimana hancurnya hati Haechan terlihat dari bagaimana matanya memerah menahan tangis. Awalnya dia tidak mau percaya dengan foto-foto yang dikirimkan seseorang padanya tadi pagi. Tapi sekarang semuanya sudah jelas. Bagaimana bisa sahabat yang sangat dia andalkan, yang sangat dia percayai tega membonginya seperti ini. Itulah sebabnya Haechan tidak bisa mempercayakan hatinya begitu saja pada orang. Bahkan sahabatnya sendiri setega ini mengkhianatinya.
"Bagaimana kalau kamu masuk dulu Chan? Kita bicara baik-baik ya... ini masih pagi. Kau bisa membangunkan tetangga."
"Brengsek! Di saat-saat seperti ini kau malah memikirkan itu?! Oh ya tentu saja. Sejak kapan kau perduli perasaanku, Jaemin? Tidak pernah kan?"
PLAK
Tidak. Kali ini bukan Haechan lagi yang melakukannya. Renjun yang balik menampar Haechan lalu menatap sahabatnya itu dengan matanya yang menyalang.
"Jangan asal bicara kau, Haechan!! Kau pikir Jaemin tidak?!! Bukan hanya kau yang hancur, Jaemin juga!! Kau tidak tahu kan Jaemin hampir bunuh diri setelah dia tahu kau keguguran? Kalau aku tidak datang, Jaemin mungkin sudah mati sekarang dan kau bilang Haechan tidak memperdulikan perasaanmu? Justru kau yang hanya memikirkan dirimu saja, Haechan! Dari dulu kau selalu begitu! Kau hanya ingin semua berpusat padamu. Kau hanya ingin semua orang mendengarkanmu tapi kau tidak pernah mau perduli pada orang lain, kau tidak mau mendengarkan orang lain. Kau yang egois, Haechan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Fall in Love - NoHyuck -
FanficBekerja di perusahaan majalah ternama adalah impian Lee Jeno sejak duduk di bangku menengah atas. Menyisihkan uang jajannya demi membeli majalah fashion adalah hal yang paling dia senangi, hingga kini impiannya terwujud dengan diterimanya Lee Jeno d...