Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!!Bangun keesokan paginya Haechan mendapati sisinya kosong tidak ada orang. Jeno sudah tidak ada di sampingnya.
"Pergi kerja? Jam berapa ini?"
Haechan tidak berniat untuk bangun dari tempat tidur milik Jeno. Apalagi dengan sweater milik kekasihnya itu melekat di tubuhnya. Wanita itu menarik lagi selimut menutupi tubuhnya lalu kembali tidur. Entah kenapa rasanya dia ingin bolos kerja saja hari ini.
"Tidak, tidak boleh! Kita harus mulai isu baru, Haechan. Tidak boleh bermalas-malasan!!" Wanita itu kembali bangun lalu turun dari tempat tidur menuju ke ruang tengah.
"Jen..."
"Yaa?? Aku di dapur, Chan..."
Haechan mendapati Jeno sudah rapi, sudah siap berangkat kerja, sekarang tengah menyiapkan sarapan untuknya dan juga Haechan.
"Aku membuatkan kimchi jiggae. Sepertinya waktu itu aku sudah berjanji untuk membuatkannya begitu kamu kembali dari Madrid."
Haechan duduk di meja makan sambil memegangi sendoknya, menunggu Jeno membawakan makanan ke hadapannya dengan penuh antusias. Jeno tertawa. Betapa dia bersyukur bisa melihat sisi kekanakkan Haechan yang seperti ini terlepas dari image kepala editor yang galak.
"Kalau kamu mau kamu bisa istirahat di rumah dulu hari ini. Akan ku katakan pada karyawan yang lain kalau kamu sakit."
Haechan menggelengkan kepalanya sambil menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
"No! Orang-orang yang berniat menjatuhkanku akan berpikir aku lemah padahal serangannya belum seberapa. Tidak, aku tidak akan membiarkan mereka melihat kelemahanku. Lagipula kau sudah memberiku tenaga untuk menghadapi orang-orang seperti itu jadi tidak masalah. I'll be fine, Jen..."
Jeno tersenyum. Tentu saja kekasihnya adalah wanita yang tangguh. Dia pernah melewati masa yang lebih berat dari ini, mungkin Haechan belajar banyak dari sana.
"Baiklah, karena kamu sudah bilang begitu maka aku akan jadi lebih kuat untukmu. Dengan begitu aku bisa membantumu menghadapi orang-orang itu."
"Tidak ada waktu berleha-leha! Ayo sayang, kita punya banyak pekerjaan hari ini. Aku harus kembali ke apartemenku dulu untuk mandi."
"Sayang?"
Wajah Haechan memerah seketika itu juga. Apa? Sayang? Kata itu keluar begitu saja dari mulut Haechan tanpa dia sadari.
"Hah? Apa?"
"Sayang, kamu tadi memanggilku dengan sebutan sayang..."
"Oh ya? Aku mengatakannya? Kamu salah dengar kali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Fall in Love - NoHyuck -
Fiksi PenggemarBekerja di perusahaan majalah ternama adalah impian Lee Jeno sejak duduk di bangku menengah atas. Menyisihkan uang jajannya demi membeli majalah fashion adalah hal yang paling dia senangi, hingga kini impiannya terwujud dengan diterimanya Lee Jeno d...