Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!!"Kurang ajar sekali mereka itu! Beraninya mengeluarkan puteriku yang cantik, yang hebat, yang berbakat ini dari MUSE. Seperti bisa sukses saja mereka tanpa kau. Tidak ada otaknya mereka itu!"
"It's okay, Pa... i'm giving them a lesson."
"Bagaimana kalau Papa dirikan perusahaan majalah sendiri untuk kau kelola? Itu perkara mudah. Papa bisa mengaturnya. Bagaimana, Ma? Mama setuju kan?"
"Mama sih setuju-setuju saja dengan usulan Papa tapi bagaimana dengan karyawannya?"
"Tinggal minta karyawan lantai 10 pindah saja kan ke perusahaan Haechan nanti. Daripada mereka bekerja dengan atasan seperti itu."
"Tidak semudah itu, Kim Mingyu. Apalagi jika mereka masih terikat kontrak kerja. Kalau mereka keluar, para atasan bisa saja memperkarakan mereka dengan alasan melanggar kontrak kerja. Tidak mikir sih kamu."
"Tenang saja Boo Seungkwan, aku punya banyak sahabat pengacara dan beberapa kenalan di kejaksaan yang bisa membantu kita. Takut sekali, memangnya kau pikir aku siapa."
"Kim Mingyu, si bodoh."
"Yah, kau! Suami sendiri dikatai bodoh. Kalau aku bodoh kau apa, Nyonya Kim? Idiot."
Haechan menaikkan alisnya menatap kedua orang tuanya yang sedang berdebat. Padahal Haechan yang bermasalah tampak baik-baik saja malah mereka yang bertengkar. Kedua orang tuanya memang seperti itu. Kebiasaan lama memang sudah bahkan tidak akan pernah hilang. Meski begitu, perdebatan dan pertengkaran mereka hanya sebatas candaan. Tidak pernah serius. Itulah juga yang membuat Haechan banyak bersyukur.
Haechan kini tengah berada di rumah orang tuanya di area Cheondamdong. Terima kasih padanya, Mingyu tidak pergi bekerja dan membatalkan semua janji temu dengan sahabat-sahabatnya begitu pun dengan Seungkwan yang batal pergi arisan. Padahal Haechan hanya memberitahu kalau dia sudah tidak bekerja lagi di MUSE tapi oleh kedua orangtuanya itu Haechan disuruh ke rumah dan menceritakan semuanya pada mereka.
"Si Jiwon sinting tolol tak berotak itu memang tidak akan pernah berhenti mengganggu kehidupan Haechan. Papa ingat kan untuk menyemangati Haechan sebelum UAS kita pergi berlibur ke Santorini, keesokan harinya keluarga mereka ikut-ikutan berlibur juga, tur Eropa bahkan. Tidak pernah mau kalah dengan Haechan. Haechan upload 1 foto, dia upload 5 foto. Benar-benar menyebalkan!"
"Pokoknya kalau sampai Jiwon melakukan sesuatu yang mengancam nyawamu lagi, segera laporkan pada Papa ya sayang? Wanita itu tidak boleh terus-menerus dibiarkan. Harus ada hukuman setimpal untuk semua perbuatan jahatnya padamu. Kau mengerti, Haechan?"
"Iya Pa iyaa, Haechan mengerti..."
Haechan kembali mengistirahatkan kepalanya di paha Seungkwan. Beginilah Haechan kalau di rumah orang tuanya, bertingkah seperti bayi. Orang tuanya juga membiarkan Haechan melakukannya mengingat dia adalah anak tunggal bahkan Kakek Neneknya masih memperlakukannya seperti anak kecil kalau berkunjung ke Jeju.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Fall in Love - NoHyuck -
FanfictionBekerja di perusahaan majalah ternama adalah impian Lee Jeno sejak duduk di bangku menengah atas. Menyisihkan uang jajannya demi membeli majalah fashion adalah hal yang paling dia senangi, hingga kini impiannya terwujud dengan diterimanya Lee Jeno d...