Bekerja di perusahaan majalah ternama adalah impian Lee Jeno sejak duduk di bangku menengah atas. Menyisihkan uang jajannya demi membeli majalah fashion adalah hal yang paling dia senangi, hingga kini impiannya terwujud dengan diterimanya Lee Jeno d...
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~ I'll be grateful for that!
Jadi chapter ini bakalan diisi dengan konten dewasa hehe
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak perlu diceritakan bagaimana prosesi pernikahannya karena sama saja, tidak ada yang berbeda dengan pernikahan pada umumnya. Pernikahan Haechan dan Jeno diselenggarakan di Jeju, lebih tepatnya di rumah dengan desain hanok (rumah tradisional korea) yang sekarang ditinggali oleh Kakek dan Nenek Haechan. Tidak banyak yang diundang, hanya kerabat terdekat dari orang tua dan Kakek Nenek Haechan dan tentunya karyawan lantai 10 MUSE sementara dari Jeno hanya Mrs. Wang dan karyawan di butik, tidak ada yang lain. Pernikahan juga digelar tertutup di mana tidak ada media yang diperbolehkan untuk masuk dan meliput pernikahan mereka. Meski begitu mereka tetap mempublikasikan artikel juga merilis video tamu-tamu penting mana saja yang masuk ke area resepsi.
Selesai dengan resepsi Jeno dan Haechan disuruh istirahat oleh Seungkwan, ya siapa tahu mereka mau langsung lanjut dengan kegiatan malam pertama mereka kan. Jadi untuk lebih jelasnya, rumah Kakek dan Nenek Haechan itu terdiri dari 3 rumah. Hanok utama yang ukurannya terbesar adalah yang ditinggali oleh Kakek dan Nenek Haechan, Hanokberikutnya tepat di sebelah hanokutama yang ukurannya sedikit lebih kecil dari hanokutama biasa dipakai Mingyu dan Seungkwan kalau mereka punya pekerjaan di Jeju. Dan hanokterakhir adalah milik Haechan yang letaknya jauh di belakang, terpisah dengan taman. Haechan yang meminta untuk dibuatkan hanoksendiri karena biasanya kalau berlibur ke Jeju, dia lebih suka menghabiskan waktu dengan menyendiri, mencari inspirasi. Sesuatu yang sangat menguntungkan bagi Jeno dan Haechan sekarang karena mereka bisa menikmati malam mereka tanpa gangguan dari Mama dan Neneknya yang hebring.
"O-oh, kau sudah kembali?"
Jeno mengangguk sambil tersenyum.
Selesai resepsi, Jeno masih ditahan oleh Mingyu dan sahabat-sahabatnya untuk berbincang sementara Haechan sudah duluan kembali ke hanok-nya karena dia sudah sangat gerah. Dia sudah dua kali mengganti gaunnya, yang satu untuk acara siang dan satunya lagi untuk acara malam, dan kedua gaun itu sama beratnya. Sampai di hanok-nya Haechan langsung melepas gaunnya dan mandi. Dia sempat membuka hadiah dari Seungkwan tapi memutuskan untuk menutupnya kembali. Apa-apaan dengan baju tidur transparan itu? Haechan memilih memakai piyamanya yang bermotif pororo. Iya, piyama dari jaman dia masih SMA yang kebetulan masih muat di tubuhnya bahkan sudah mulai kebesaran karena berat badannya yang mengalami penurunan.
"Aku mandi dulu ya..."
"O-oh iya Jen..."
Haechan memperhatikan Jeno yang berjalan menuju kamar mandi. Berhenti sebentar di depan pintu kamar mandi lalu membungkuk, entah pada siapa. Setelah itu melepas slipper-nya dan mengaturnya dengan rapi di dekat pintu kamar mandi. Dia kemudian membungkuk lagi dan mengucapkan, "Permisi, saya ijin masuk." sebelum benar-benar menghilang dari balik pintu kamar mandi.