Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!!Semakin dekat. Wajah Jeno semakin dekat sampai-sampai Haechan harus menahan nafasnya dengan matanya yang terbuka lebar.
Cup
Hening selama beberapa detik. Jeno membulatkan matanya menatap Haechan sementara wanita itu hanya mengerjapkan matanya dengan tampang paniknya. Saat bibir Jeno hampir menyentuh bibirnya, Haechan dengan sigap mengangkat sepatu yang sedaritadi digenggamnya hingga yang dicium Jeno bukanlah bibir Haechan melainkan sepatu tersebut.
"O-oh, maaf! A-aku belum siap!" Kata Haechan lalu mendorong tubuh Jeno hingga pria itu terduduk di sofa sementara dia cepat-cepat membuka pintu ruangan kepala editor dan lari keluar.
"Jantungku mau copot astagaa..." Kata Jeno sambil memegangi dadanya.
Kalian pikir Jeno tidak gugup saat dia melakukannya tadi? Jelas guguplah! Dia tidak pernah bersikap seperti itu sebelumnya, tidak pada perempuan mana pun. Oh ya tentu saja tidak pernah karena Haechan adalah wanita pertama yang dia coba dekati.
"Menjadikanmu milikku? Jeno, seriously?? Kenapa kau mengatakan hal itu pada Haechan?? Arrghh!! Benar-benar memalukan!! Mau taruh dimana mukaku sekarang??" Jeno mengambil bantal sofa yang ada di sebelahnya, menutupi wajahnya dengan benda tersebut lalu berteriak sekencang mungkin.
"Jeno-ssi??"
Jeno segera melepaskan bantal sofa yang menutupi wajahnya lalu menatap Nyonya Choi yang berdiri di dekatnya. Sebenarnya wanita itu sudah berada di sana mulai dari Jeno yang tiba-tiba mengomel sendiri hingga dia menutupi wajahnya. Berteriak pun disaksikan langsung oleh Nyonya Choi. Wanita itu mati-matian menahan tawanya melihat tingkah Jeno barusan.
"O-oh ada apa, Bu Choi?"
"Kau baik-baik saja?"
"Y-ya, Bu Choi. Saya baik-baik saja."
"Sepertinya tidak. Kau mau saran dari saya, Jeno-ssi?"
"Y-ya?"
"Mungkin sebaiknya kau datangi rumah Kim malam ini. Dia tidak akan menolakmu di luar kantor." Kata Nyonya Choi sambil menaik-turunkan alisnya sambil tersenyum penuh arti.
Haechan masuk ke toilet wanita dan membasuh wajahnya berulang kali. Dia mengangkat wajahnya, melihat ke arah cermin yang ada di hadapannya. Kenapa wajahnya masih merah padahal kejadiannya sudah beberapa menit yang lalu.
"Bagaimana kalau tadi aku tidak mengangkat loafers-nya? Apa Jeno akan benar-benar menciumku? Ku mohon jantung, berhentilah berulah! Aku sudah sangat kewalahan di sini!" Kata Haechan sambil memukul-mukuli dadanya.
"Kau gila?"
Dengan matanya yang masih mengarah ke arah cermin dia melihat Renjun masuk ke dalam toilet wanita dengan kotak P3K di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Fall in Love - NoHyuck -
Hayran KurguBekerja di perusahaan majalah ternama adalah impian Lee Jeno sejak duduk di bangku menengah atas. Menyisihkan uang jajannya demi membeli majalah fashion adalah hal yang paling dia senangi, hingga kini impiannya terwujud dengan diterimanya Lee Jeno d...