• 027 •

3.2K 459 30
                                    

Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!!

Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll be grateful for that!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chan bangun... sudah waktunya. Haechan..."

Susah payah Jeno membangunkan Haechan, akhirnya wanita itu membuka matanya lalu tersenyum saat mendapati Jeno ada di hadapannya.

"Memangnya kita mau kemana, Jen? Ini jam berapa?"

Tadinya mau pakai penutup mata tapi tidak jadi karena Haechan dengan sukarela menutup matanya. Dia masih sangat mengantuk kalau boleh jujur. Jeno menggenggam tangan Haechan sementara tangan lainnya dia lingkarkan di sekitar pinggangnya, menuntun wanita itu naik lift menuju lantai tertinggi di apartemen Jeno.

Selesai memposisikan Haechan, Jeno membuka tirainya membiarkan cahaya matahari masuk ke ruangan tersebut.

"Chan, bisakah kau membuka matamu sekarang?"

Haechan pun membuka matanya. Rasa kantuknya hilang tergantikan dengan keterkejutan juga haru. Akhirnya wanita itu mengerti kenapa Jeno bersikeras untuk mengajaknya ke tempat itu pada jam ini. Waktu dimana matahari baru saja menampakkan diri, masuk lewat jendela dan menyinari manekin yang dipasangakan gaun pengantin berwarna putih yang bertaburan kristal. Gaun tersebut jadi terlihat indah karena disinari matahari, kalau mau dibilang jadi tampak seperti suncathcher. Tepat di bawah manekin juga terdapat handmade stiletto yang tak kalah berkilau dengan gaun tersebut. Stiletto yang Haechan sukai. Satu lagi yang menarik perhatian Haechan: sebuah kotak cincin yang terbuka.

"Jen?"

Jeno mengambil kotak cincin tersebut lalu berjalan menghampiri Haechan.

"Selain mengerjakan gaun untuk runway, aku mengerjakan ini juga. Gaun pengantin untukmu. Mrs. Wang banyak membantuku. Karena Haechanku suka sesuatu yang berkilauan jadi aku membuatkannya satu untukmu. Kau sampai berbicara dalam tidurmu, memintaku untuk melamarmu."

"Y-yah, bukan itu maksudkuu... aku─"

"Iya Chan aku mengerti. Tanpa kau bilang juga aku sudah pasti akan melakukannya. Aku tidak bisa membawamu ke restoran bintang lima, membawakan banyak bucket bunga untukmu dan membelikanmu cincin yang mahal. Tapi ku harap ini sudah cukup untuk membuktikan seberapa seriusnya padamu."

"Jen, ini bukan hanya lebih dari cukup... ingin rasanya ku pamerkan pada orang-orang bagaimana manisnya caramu melamarku ini. Aku tersentuh."

"Jadi Kim Haechan, maukah kau menikah denganku?"

"Tidak mungkin aku menolakmu. Aku mau, Jen..." Jawab Haechan lalu mereka tertawa bersama.

Jeno mengambil tangan Haechan, memasangkan cincin ke jari manisnya, menatapnya sebentar lalu mencium punggung tangan wanita itu dengan lembut.

Haechan pernah terluka sekali. Sekali tapi begitu membekas hingga ke tahap Haechan menutup rapat-rapat pintunya, membangun benteng dengan pagar tinggi dan berlapis-lapis. Itu pun berlangsung selama bertahun-tahun. Tidak pernah terbesit barang sedikit pun di pikiran wanita itu untuk membuka hatinya pada pria mana pun, sebaik apa pun pria itu. Tapi Jeno? Hanya butuh 1 bulan bagi Haechan untuk membiarkan Jeno masuk dan memerangkap hatinya. ebih dalam dari sebelumnya.

How To Fall in Love - NoHyuck -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang