from the other side; 3

153 18 50
                                    

notes :

bismillah, the last one. mau memberi peringatan, maaf kalo kayaknya kecepetan (maaf mulu...), dan yaudah gitu aja. selamat membaca. beware of taipos, kindly tell me ya kalo ada saltik.

[berbisik] home – bruno major

─────

dari sudut pandang yang lain.

bayu
aliiiiiiin
aku dah di depan rachmaninoff

caitlin
oke
b1997by kan ya mas?
range rover item?

bayu
-___-
iya byyyy

caitlin
dieeeeeeeeeeem

Pintu mobil terbuka. "Caitlin Odelia ya Mas?"

"Waduh Mbak... di sini tulisannya 'Pacar Christopher Chandra Bayuaji',"

"Hih! Stop,"

"Kamu duluan yang mulai,"

Caitlin terkekeh. "Oke oke aku ngalah,"

"Hahahahahaha. Ini nonton kan ya, Mbak?"

"Iya,"

Entah ini gue doang yang ngerasain atau gimana, tapi Caitlin lebih banyak diem hari ini. Gue mau nanyain ke dia ada apa, tapi takutnya dia lagi nggak mood.

Gue memencet music player yang terhubung ke Spotify gue dan menyetel lagu acak. Rencananya sih biar nggak terlalu kentara gue niatnya muter lagu Home.

There's glass in the park
Darling, I can't help but keep making appointments
To sweep beneath the climbing frame

If the sun's in your eyes,
I'll tighten your blindfold, baby
Don't worry your foot won't get cut
Strut carelessly

"And when you say that you need me tonight, I can't keep my feelings in disguise. The white parts of my eyeballs illuminate," gue bersenandung mengikuti lagunya tapi dia nggak merespons. Kayaknya dia beneran lagi nggak mood deh...

"Kamu kapan resitalnya?"

"Minggu depan. Dibuka buat umum loh kalau kamu mau nonton,"

Wah, jarang-jarang nih. "Boleh nonton nih aku?"

"Boleh banget,"

"Mau bareng?" tawar gue.

"Kamu nggak sibuk?"

Gue menggeleng. "Enggak kok,"

"Oke. Besok aku kasih alamatnya,"

"Loh, nggak di tempat biasanya?"

Caitlin memanyunkan bibirnya lalu menggeleng. "Enggak. Agak jauh. Nggak pa-pa?"

"Nggak pa-pa lah,"

Caitlin tersenyum simpul. Duh, cantik banget...

"Kamu kenapa?" tanya gue.

"Hah?"

"Kamu keliatan murung,"

"Oh... enggak. Banyak pikiran aja,"

Gue mengaitkan jemari gue ke jemarinya—aktivitas yang sangat gue sukai akhir-akhir ini. Rasanya kayak detak jantung gue tuh jadi nggak normal tapi bikin gue seneng. Heran.

"Ada aku. Nggak semuanya harus dipikirin,"

Dia menggenggam jemari gue balik—mengeratkan, ah gitulah pokoknya. Anyway, lagu favorit Caitlin akhirnya menggantikan Glass im the Park yang tadi gue nyanyiin.

retreatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang