11.1

86 15 12
                                    

ini double update, balik balik ke episode 11

***

kilas balik semester 1 seusai UTS

"Lin, ayo main musik," Ajun mengajak Caitlin yang tengah termenung menatap layar ponselnya.

"Lin?"

"Oh. Ayo, Jun," Caitlin bangkit dari duduknya dan mengikuti Ajun ke gazebo paling teduh milik jurusan Ilmu Komunikasi.

Ada beberapa manusia bergerombol di sana. Beberapa dari mereka sudah Caitlin kenal sehingga ia tidak semalu sebelumnya.

"Double A kuylah gabung!"

"Yoi!" Ajun segera duduk dan menggenjreng gitarnya.

Caitlin mencibir. "Sok keren banget sih lo, Siswanto,"

Ajun mengedikkan bahunya. "Mau main lagu apa nih?" ia bertanya.

"Terserah lo, Jun,"

"Tar gue salah milih lagu lagi,"

Caitlin terkekeh. "Akad aja udah Akad,"

Nah, sehabis itu ramai orang-orang setuju. Caitlin memasang kabel keyboard ke stop kontak lalu mendentingkan tuts-tutsnya. Omong-omong, ini bukan kibor Caitlin, namun milik Ilkom--hedon memang, tidak perlu ditanyakan lagi.

"Jun, lo yang nyanyi gantiin Alisa,"

"Lah kok gue???"

Dah, ribut lagi. Caitlin mendengus kecil. Dasar manusia-manusia ini pasti ada gangguan saraf sehabis ujian. Tiba-tiba lengannya dicolek. Ia menoleh.

"Apaan, sih, Jun?"

Ajun melirik-lirik mengkode. Oalah.

Doinya. Salah satu manusia budak proker alias anak BEM. Iya yang itu. Yang ganteng itu.

"Biasa aja liatinnya,"

Caitlin mengacungkan jari tengahnya ke Ajun. "Ngaku, ini akal-akalan lo, 'kan, Jun, ngajakin gue main musik. Biar gue bisa liat dia,"

"Setdah gue dituduh," timpal Ajun. "Dahlah, gue besok gak akan ajak lo lagi," Ajun menambahkan dengan dramatis sambil menampilkan wajah sedihnya.

"Hehehehehehehehehehehhe," Caitlin cengengesan, memukuli lengan Ajun pelan.

"Sakit, Siswanto!" Ajun mengaduh. Caitlin nyengir ria, suasana hatinya menjadi seribu persen lebih baik.

***

Main musik selesai sekitar jam sepuluh. Itu sih diselingi gosip. Caitlin sendiri sudah merasa energinya terkuras total.

"Bareng gue, gak?" itu Katy, membonceng Ajun.

"Boti* dong,"

"Ya gak masalah, 'kan? Bukan motor ninja juga,"

"Tapi vespa..."

"Ajun biar berdiri," celetuk Katy lalu tertawa sendiri.

Ajun menggetok helm Katy. "Paan sih lo gadanta anjir,"

"Dah sana balik. Kosan gue juga cuma situ,"

Ya betul. Memang cuma di situ. Dibalik semak belukar. Jalan beberapa ratus meter sudah sampai.

"Yaudah. Telfon gue kalo ada Bubble," perintah Katy.

Bubble; nama anjingnya, yang sekarang ini menjadi nama samaran si penguntit.

retreatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang