Kantip alias Kantin FISIP ramai seperti biasanya. Gerombolan manusia duduk melingkar dan bercengkerama membahas gosip-gosip biasanya. Tentu dengan mengesampingkan masalah masing-masing. Harus netral dan terbuka pikirannya, itu kalau kata Ajun.
"Kat, temenin gue dong ke Hukum,"
"Ngapain, Bocah?" tanya Katy.
"Mau beli takoyaki," jawab Caitlin.
"Tai lo ah. Yokdah,"
Kedua perempuan itu menapaki jalan setapak menuju Ceruk. Caitlin merutuk ketika mereka berpapasan dengan makhluk berwujud manusia ganteng namun sangat dihindarinya itu.
Bukannya magang ya...
"Kak," sapa Katy.
Tai bener bocah.
"Katy, Caitlin," laki-laki itu balik menyapa. Caitlin mengangguk sebagai formalitas.
Caitlin mempercepat jalannya, pundung dengan Katy. Kawannya itu agaknya kesusahan menyejajarkan langkah dengan Caitlin. Katy menyadari sedikit kegelisahan Caitlin.
"Kan FISIP satu keluarga, Lin," ujar Katy nyengir, merasa bersalah.
"Iya. Habis ini lo pasti bilang, Jadi mantan pacar bukan berarti kita mantan keluarga. Basi," sungut Caitlin.
"Hehehehhehe. Sori soriiii,"
Caitlin mengangguk. "Harusnya dia magang gak sih?"
Gadis asli Kota Pelajar itu mengedikkan bahu. "Tau dah,"
"Sebenernya gue mau ke Hukum karena di Kantip rame banget, berisik. Lagi pusing tapi laper," aku Caitlin ketika mereka melewati gerbang sakral Fakultas Hukum.
"Can relate," ujar Katy
"Matamu slonjor," sebal Caitlin mengingat sahabatnya inilah yang paling sering menjadi sumber keributan di Kantip alias sebutannya Biang Gosip Politik Harian.
Katy terkekeh. "Ajaran gue tuh,"
Kantin Hukum itu terkenal dengan ke-fancy-annya. Sejuk lagi. Walaupun sama ramainya paling tidak Caitlin tidak harus berinteraksi dengan orang-orangnya.
Edaran mata Caitlin berhenti saat ia bersitatap dengan old money yang paling beken sefakultas hukum; Calvin Antares. Caitlin mengangkat satu alisnya.
"Dih, ngapain kalian berdua ke sini?"
Katy hanya cengengesan. Cailtin menoleh ke Katy dengan heran.
Bocah ngapain anjir ketawa ketiwi.
"Beli makan?" jawab Caitlin dengan tanya.
"Gue kira nyariin gue," ucap Calvin agaknya percaya diri.
"Males?" tukas Caitlin.
"Kat, ini bocah sensi amat. Kenapa dah?" tanya Calvin ke gadis berambut bob pendek itu.
"Habis ketemu mantan," jawab Katy yang membuat Caitlin mendelik.
Calvin menepuk pundal Caitlin. "Sabar ya, Bos,"
"Gak usah sok simpati deh lo ah," kata Caitlin. "Kecuali lo traktir," tambahnya.
Katy mengangguk-angguk setuju.
"Ogah. Dah, gue ada kelas. Bilang ke mantan lo, Lin, gue nyariin,"
"Bilang sendiri!"
Sepeninggal Calvin, Caitlin menengok ke Katy yang tengah memilih-milih makanan ringan. Caitlin memicingkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
retreat
Fanfictionft. christopher chandra bayuaji ───── "hierarki tertinggi dari move on itu bukan ketika lo berhasil melupakan, tapi ketika lo bisa memperlakukan dia sama seperti lo memperlakukan orang lain--entah itu as strangers atau as your friend. ya, intinya lo...