14

103 14 9
                                    

lumayan panjang ternyata. happy reading!

***

Ada yang mengatakan bahwa manusia tidak harus menjadi pintar sempurna untuk mengajari orang lain. Bagi Caitlin, hal itu benar adanya. Sebab, pada kenyataanya, manusia tidak ada yang sempurna. Meski banyak orang beranggapan manusia adalah entitas paling sempurna, Caitlin percaya kesempurnaan berasap dari ketidaksempurnaan yang tersusun sebegitu apiknya.

Apa itu tadi...

Pagi ini, kelas pertamanya di mulai satu jam lebih awal menyebabkan banyak manusia di dalam ruangan itu menguap karena kantuk. Caitlin salah satunya. Ia daritadi berusaha sebisa mungkin untuk tidak menguap. Namun, menguap faktanya dapat menular. Gadis itu akhirnya meloloskan rasa kantuknya--yang ia sendiri percaya bahwa kantuknya tidak akan lolos sepenuhnya.

Siang nanti presentasi. Terus ada kumpul komsifisip.

Pianis perempuan itu menorehkan guratan-guratan penanya di buku catatannya. Menghiasi notebook itu dengan tulisan tangan acak.

.
.
.

generalisasi --> induktif

tahu sumedang enak

jagung mahal gak ya? pingin makan jagung

tagihan listrik... listrik T_T

sampel acak--> peluangnya harus sama tiap 1 benda (?)

gaada yg sempurna lin. apalagi mantan lo (parah lo)

the selfish gene (pusing :")
es krim, kopi, teh bikin gak ngantuk, tp duitnya itu loh

ARGH

essay individu : how do we know what we know is true? [dl tgl 24 bulan ini] AYO SADAR LIN LO BEGO AYO BELAJAR AAAAAA
.
.
.

"Woi, Lin? Alin?"

Gadis yang melamun itu terperanjat. "Eh astaga. Kenapa sih, Kat?"

"Ngelamun mulu. Banyak setan, tahu, di sini,"

"Parah lo," protes Caitlin.

"Canda. Kuy,"

Katy memimpin berjalan di depannya. Caitlin melamunkan lagi ucapannya beberapa hari yang lalu soal move on.

Hierarki tertinggi dari move on itu bukan ketika lo berhasil melupakan, tapi ketika lo bisa memperlakukan dia sama seperti lo memperlakukan orang lain--entah itu as strangers atau as your friend.

"Bego..." gumam Caitlin ketika dirinya mengingat betapa lebaynya dirinya.

Katy menoleh. "Gue?"

"Iya, elo. Hehe," ujar Caitlin mengiyakan agar cepat.

"Matamu slonjor," umpat Katy membuat Caitlin nyengir lebar.

retreatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang