(1)

992 133 52
                                    

Happy Reading💞

Setiap orang memiliki sifat yang berbeda agar kita bisa saling mengenal dan menghargai satu sama lain, seperti pria tampan yang duduk dibangku belakang dengan earphone yang setia mengalun musik di telinganya, dengan kepalanya yang ditumpukan pada lipatan tangan. Sifat introvertnya membuat dia sedikit sulit membaur dengan  yang lain, tidak sedikit dari mereka yang mencibir baik didepan maupun dibelakangnya dan menganggap ia orang yang aneh karena tidak dapat membaur dengan yang lain. Hal itu semakin membuatnya muak untuk berdekatan dengan orang lain ataupun mengubah sikapnya lebih ramah. Laki-laki itu adalah Haidar Mahendra anak dari pengusaha ternama, menjadi anak seorang pengusaha ternama bukan hal mudah untuk haidar dengan sifat introvertnya membuat ia sering kali sulit berinteraksi dengan teman bisnis ayahnya, dengan usianya masih muda ayahnya sudah mulai mengenalkannya dalam dunia bisnis karena haidar merupakan anak tunggal dan pewaris tunggal keluarganya, itulah yang membuat haidar sering kali ikut ayahnya dalam acara ataupun pertemuan bisnis.

Ttrrrriiiiinggggg!!!!!!
Bel sekolah berbunyi menandakan pembelajaran sebentar lagi dimulai

"Woiiiiii ada guru" teriak salah satu siswa dari pintu masuk kelas dan semua murid berhamburan menuju bangku masing-masing.

Tak tak tak
Langkah sepatu heals terdengar nyaring ketika bersentuhan dengan lantai.

Ceklek

Sorot tajam menyapu seluruh ruangan kelas, aura dingin pun mendominasi ruangan tersebut.
Wanita paruh baya yang kini tengah berdiri ditengah kelas tersebut merupakan guru killer diSMA MERPATI "Bu Bar" itu lah sebutan murid-murid yang diberikan kepadanya, padahal nama aslinya Barta. Tapi memang sudah dasarnya murid-murid disini sering mengusili gurunya dengan nama-nama aneh.

"Pagi semua" sapa bu.bar

"Pagi bu" jawab murid serempak kecuali hidar

Mungkin tenaganya tidak cukup untuk itu, sudahlah biarkan dia tidur saja

" Oh iya, hari ini kita kedatangan murid baru" ucap bu. Bar
" Cewek apa cowok bu?"

" Kalau cewek cantik gak bu?"

"Atau ganteng bu?"

Mungkin begitulah sorak para penghuni kelas tersebut. Jika kalian menanyakan haidar, mana mungkin dia peduli dengan hal seperti ini, mungkin jawabnya akan seperti ini "buang-buang waktu".

"Berisik sekali kalian ini" sentak bu. Bar

"Nak, silahkan masuk" ucap bu.Bar pada gadis yang berdiri di balik pintu kelas

Ceklek

Pintu itu terbuka dan menampilakan gadis imut dan manis yang sepertinya masih malu dengan lingkungan barunya.

" Sini nak" ajak bu.Bar

Gadis itu mengangguk dan berdiri disamping Bu. bar

"Saya bu.Barta, saya guru matematika disini dan kamu bisa mulai perkenalkan dirimu kepada teman sekelas mu " ucap bu. Bar

Gadis itu mengangguk canggung
" Perkenalkan nama saya Kanaya Aquila Sanjaya, kalian bisa panggil saya naya. Saya pindahan dari Surabaya,  Semoga kita bisa menjadi teman baik ya" ucap Naya sambil tersenyum manis dan lembut

Sorak para buaya kelas seketika memenuhi ruangan ada yang meminta no. Hp bahkan no. Rumah, bahkan mereka pun tak segan menanyakan status naya.

Naya hanya menanggapinya dengan senyum karena menurutnya itu hal privasi dan ia akan memberitahu ke orang yang ia kenal baik saja. Hingga tanpa sengaja manik mata naya bertubrukan dengan manik hazel pria yang duduk paling belakang. Sorot mata yang menggambarkan kosong dan kesepian, entahlah naya seakan terhanyut dalam manik hazel pria tersebut, namun pria itu yang lebih dulu memutuskan kontak diantara mereka.

"Naya" panggialan bu. Bar mengalihkan perhatian naya dari pria tersebut.

"Ya bu" ucap naya

" Kamu bisa duduk disamping haidar" kata Bu. Bar.
Nay hanya bingung karena belum mengenal satu per satu teman sekelasku yang baru

" Ah, kamu pasti bingung yang mana haidar kan " ucap bu. Bar sambil tersenyum.
Aku hanya mengangguk kikuk

" Itu yang dibelakang, yang duduk sendiri." Ucap bu. Bar sambil menunjuk tempat laki-laki bernama haidar tersebut

"Jadi namanya Haidar? Astaga, kanapa aku harus dengannya. Semoga bukan awal yang buruk. " Batin naya

Naya kemudia berjalan kebangku tersebut dan duduk dengan canggung, pasalnya laki-laki tersebut hanya diam dan berekspresi datar.
Pembelajaran pun sudah dimulai.
Sesekali naya melirik laki-laki tersebut untuk memastikan dia masih hidup. Ada-ada saja memang naya.

Naya yang tidak kuat dengan situasi canggung inipun memberanikan untuk memulai pembicaraan.

"Hai" sapa naya dengan dengan sedikit mencondongkan badannya kedepan itu melihat laki-laki itu dari samping.
Namun laki-laki itu tak berreaksi apapun dan hanya menatap kedepan, entah mendengar pelajaran atau melihat kedepan namun pikiran yang entah kemana.

"Emmmm, aku punya permen. Kamu mau nggak?" Ucap polos naya sambil menyodorkan permen kedepan haidar

Laki-laki tersebut menengok. Seketika senyum cerah terbit dari bibir naya namun seketika luntur ketika laki-laki tersebut malah menyumpal telinganya dengan earphone.

Nayapun menyerah dan hanya mendumel tanpa suara karena sedang pembelajaran.

Namun tanpa Naya ketahui senyum tipis menghiasi bibir haidar sangat tipis hingga tak seorang pun sadari.

"Manis dan unik" batin haidar



TBC
Silahkan tunggu next part ya😊
Masa kalian nggak penasaran sama perasaan haidar yang udah mulai senyum"

Maaf bila ada kesalahan pengetikan🙏
Kasih aku dukungan dengan cara tekan bintang dibawah ya, biar aku lebih semangat buat nyampein pesan haidar dan naya tentang perjalanan mereka😊💚💞

My Introvert Boy  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang