Happy Reanding💞
Naya berlari menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya, dengan nafas terengah-engah ia duduk dibangkunya den meletakkan kantong palastik hitamnya diatas meja, badannya ia sandarkan pada kursi sambil mengatur nafas.
"huffttt, capek juga ternyata" gumam naya
Kemudian naya melirik haidar yang masih setia dibangkunya yang kemungkinan tidak beranjak sama sekali. Dengan sedikit keberaniannya ia menyodorkan roti dan air mineral yang ia beli dikantin tadi dihadapan haidar.
Sontak haidar menoleh kepada naya dan mengangakat sebelah alisnya seolah tidak mengerti dengan tindakan naya.
Naya pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Emmmm kamu pasti laperkan?, Soalnya aku nggak liat kamu pergi kekantin. Makanya aku beli ini buat kamu, makan ya."
Ucap naya"Gue nggak laper dan nggak usah sok peduli" jawab haidar tegas dan memalingkan wajahnya dari naya
"Aku emang peduli sama kamu_____" Naya menjeda ucapannya
"Nanti kalau kamu pingsan kan aku juga yang repot" lanjut Naya
"Gue tetep nggak mau" tegas haidar
"Ck, keras kepala banget sih" Naya kemudian merobek bungkus roti tersebut dan menyodorkan roti tersebut kemulut Haidar.
"Apansih" Haidar pun kaget dengan perlakuan naya kepadanya.
"Makan nggak! , Kalau enggak aku bakalan tetep ngeganggu kamu sampek kamu mau makan" ucap Naya
Haidar pun mendengus dan menggigit roti yang berada di tangan naya. Dalam posisi ini naya seperti menyuapi Haidar, sudah seperti sepasang kekasih kan? Eh?.
Untuk beberapa detik mereka saling menatap hingga haidar berdeham dan mengambil roti dari tangan Naya untuk ia makan sendiri.
Naya yang melihat perubahan haidar pun mengulum senyum. Haidar yang sudah mulai mau bicara denganya dan menerima pemberiannya, ya walaupun dengan paksaan.
Dari samping naya melihat Haidar memakan roti dengan lahap hingga pipinya menggembung.
" Ih, pipi kamu ngembang" ucap Naya sambil menusuk-nusuk pipi haidar
"Lucu banget sih" naya terkikik melihat Haidar
Haidar yang diperlakukan seperti itupun terdiam dan merasakan degub jantungnya bertampah cepat.
Haidar yang tak kuatpun menepis halus jari naya yang menusuk-nusuk pipinya.
"Ck, apasih. Nggak usah ganggu" ucap haidar datar.
Nayapun hanya mendengus. kemudian menopang dagu sambil melihat Haidar yang tengah makan dari samping.
"Jangan liatin gue terus, nanti jatuh cinta. Gue nggak mau tanggung jawab" ucap Haidar tanpa menoleh ke Naya
Naya tak mengindahkan perkataan haidar , dirinya fokus pada roti haidar yang tinggal sedikit, ingatkan haidar bahwa dia adalah orang menolak tidak mau makan tadi.
"Minum nih" ucap Naya sambil menyodorkan air mineral ketika haidr selesai memakan roti yang ia berikan.
Haidar pun menerima tanpa protes dan meneguknya, mungkin ia juga sudah haus jadi tidak protes.
"Anak pintar" ucap naya sambil mengelus rambut haidar 2 kali dengan lembut dan tersenyum manis.
Haidar yang diperlakukan tersebut merasakan hatinya menghangat. Selama ini hanya mamanya yang memperlakuakan sehalus dan selembut itu padanya.
Tanpa sepengetahuan naya, haidar tengah tersenyum tipis. ia semakin memantapkan hatinya untuk tidak berikap ketus dan kasar kepada gadis disampingnya ini.
"Makasih_____Aya" ucap haidar lirih namun masih bisa didengar oleh naya.
"Ka_kamu manggil aku Aya?" Tanya naya gugup
"Iya, kenapa ? " Tanya Haidar
"Kenapa kamu manggil aku Aya kan, semua orang manggil aku Naya" bukannya menjawab, naya malah bertanya balik ke haidar.
" Kepanjangan kalau manggil Naya" Haidar berkata dengan santai
"Astaga idar" sungut naya. Naya pikir haidar memanggil dengan sebutan kesayangan yang manis seperti drama dan novel yang ia lihat, tapi justru alasan haidar memberi panggilan yang berbeda membuatnya dongkol sendiri.
"Manusia menyebalkan" batin naya
"Apa tadi? Kamu manggil aku apa? " Tanya haidar
"Idar" jawab naya dengan wajah polos
"Kenapa manggil gitu" tanya haidar
"Kepanjangan kalau panggil haidar" ucap naya sambil menirukam gaya bicara haidar yang tadi
"Tinggal kasih "HA" apa beratnya sih? " Sungut haidar
"Kamu malah tinggal tambahin "N" aja juga apa beratnya sih? " Jawab Naya tak mau kalah
Perdebatan mereka terhenti ketika bel masuk berbunyi.
Trrriiinggggg!!!!
Semua murid segera kembali kekelas masing-masing.
"Kok kamu tadi ninggalin aku sih Nay?" Ucap laras dengan cemberut
"Hehehe, maaf ras tadi aku buru-buru" jawab Naya sambil nyengir
"Tapi nggak papa sih aku jadi bisa berduaan sama kak adrian" ucap laras sambil membayangakan wajah tampan kak adrian
" Huuu dasar kamu, udah sana duduk dibangku kamu. Gurunya udah dateng tuh" suruh naya pada laras.
Laraspun menghentikan hayalannya dan kembali ketempat duduk. Dan pembelajaran pun dimulai.
Naya pun menyenggol haidar dengan sikunya.
" Urusan kita belum selesai ya" ucap Naya dengan tampang digalakkan.
Bukannya terlihat galak,justru malah terlihat lucu dimata haidar.
Selama pembelajaran haidar sesekali melirik naya yang tengah fokus pada guru yang tengah menjelaskan. Dirinya mulai mengingat kejadian beberapa saat lalu saat dirinya mulai bisa berinteraksi dengan naya. Ia akui naya memang orang yang mudah membuat orang lain nyaman dengannya, bahkan dirinya. Tak bisa dipungkiri Naya memang cantik dan baik.
Haidar tersenyum tipis melihat naya, ia dapat merubah dirinya sedikit lebih baik, bahkan menjadi orang yang banyak bicara seperti tadi, biasanya dirinya tidak akan menanggapi hal-hal yang tidak penting. Tapi tadi dirinya bahkan berdebat dengan naya hanya karena nama panggilan mereka.
"Haidar" panggil guru yang sedang mengajar didepan kelas
"Ya" jawab Haidar datar
"Kenapa dari tadi kamu tidak memperhatikan pembelajaran,tapi malah memperhatiakan Naya" tanya guru tersebut
Nayapun sontak menoleh pada haidar.
"Mampus ketauan" batin haidar
Haidarpun merutuki dirinya kenapa bisa sampai ketahuan sperti ini.
Nayapun menyenggol haidar dan berkata.
"Kamu______________
TBC
Haduh kasihan banget haidar ketauan😄😄😄malu banget pasti😄😄
Kira-kira reaksi naya gimana ya?Tunggu next part ya?
Menurut kalian part ini gimana?
Jangan lupa vote dan komen ya, aku tunggu notif dari kamu lho😁😁💞
KAMU SEDANG MEMBACA
My Introvert Boy [ END ]
Teen FictionHaidar Mahendra laki-laki tinggi dan tampan serta sorot mata yang tegas yang mampu menghipnotis siapa saja yang melihatnya. Namun sayangnya sifat introvert yang melekat dalam dirinya membuat ia berteman dengan kesepian, bukan hal mudah untuk bisa de...