(25) Ending

259 8 2
                                    

Happy Reading 💞

Beberapa tahun kemudian....

Balutan jas mahal melekat pas pada tubuh atletisnya.  Sosok tinggi, tampan , muda dan kaya itu kini menjadi pusat perhatian setiap orang, daya tarik yang ia ciptakan membuat setiap orang tak mampu menolaknya.

Haidar, laki-laki itu kini telah tumbuh kian dewasa. Laki-laki yang dulu punya banyak luka dan cerita penuh liku yang membuatnya kian kuat.

Setelah lulus SMA Haidar bener-bener melanjutkan bisnis Ayahnya dengan bantuan tangan kanan Ayahnya dulu, Haidar sendiri sangat cepat tanggap karena sebelum Ayahnya pergi, Haidar juga sering membantu mengerjakan pekerjaan kantor Ayahnya.

Haidar menghela nafas lelah sambil memijit pangkal hidungnya, kertas-kertas memenuhi meja kerjanya. Sepertinya ia tak akan pulang jika melihat hal tersebut.

Ceklek ! Brakk!

Haidar yang terkejut karena pintu kerjanya yang dibuka kasar sempat akan mengumpat, namun ia urungkan ketika melihat siapa yang melakukannya.

Perempuan tersebut menatap garang Haidar, tapi justru nampak menggemaskan bagi Haidar.

"Kenapa sayang?" tanya Haidar sambil menyuruh perempuan itu mendekat.

"Hiks hiks nggak tau, a-aku mau marah aja" ucap perempuan itu yang kini telah duduk dipangkuan Haidar.

Haidar yang mendengar itu tersenyum lembut sambil mengusap lembut surai hitam perempuan tersebut.

"Aya-nya Haidar nggak boleh marah-marah, oke"

Ya, perempuan tersebut adalah Naya. 5 bulan yang lalu mereka menikah, dan kini Naya tengah mengandung, dengan usia kandungan yang menginjak usia 3 bulan.
Itulah yang membuat emosi Naya naik turun.

"Nanti babynya ikut sedih lho" ucap Haidar sambil mengusap perut Naya yang mulai membuncit.

"Gitu? Ya" tanya Naya, dan dibalas anggukan Haidar.

"Hari ini kita jadi liat dia kan?" tanya Naya.

"Kamu yakin?" tanya Haidar memastikan, dan dibalas anggukan mantap Naya.

"Ya, udah tapi kamu nggak boleh deket dia"  peringat Haidar.

________________________________________________________

Kini Naya menatap sendu laki-laki yang berada didalam ruangan dengan keadaan diikat rantai. Haidar mengusap pundak Naya memberi ketenangan.

Laki-laki tersebut ada Bintang. Bintang Tiandra Mahesa, ya. Laki-laki tersebut kini berada dalam rumah sakit jiwa.

Setelah kejadian itu, Bintang semakin nekat. Bahkan ia beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri. Membuat kedua orang tuanya memilih memasukkan Bintang ke rumah sakit jiwa.

Kondisi Bintang kini jauh dari kata baik.  Badannya kian kurus, kedua tangannya diikat oleh rantai, sesekali ia tertawa lalu menangis histeris kemudian berteriak-teriak. Membuat dirinya harus di suntik bius penenang.

Masa lalu kelam Bintang membuat dirinya seperti sekarang.

Flashback on

"Mah, Mamah jangan pergi ya. Bintang nggak mau dirumah sendiri. Papah juga nggak mau nemenin Bintang"  Bintang kecil memohon pada ibunya.

"Kamu tuh nyusahin banget sih. Masih baik aku mau ngelahirin kamu. Jangan ngelunjak ya" pungkas wanita yang di panggil Mamah tersebut.

"Salah Bintang apa, Mah. " tanya Bintang.

"Salah kamu itu kamu ada didunia ini. Kamu ada itu karena kesalahan. " Desis wanita tersebut.

"Jangan harap saya mau mengurus kamu"  wanita tersebut mendorong Bintang, membuat bocah yang berusia 5 tahun tersebut tersungkur.

Bintang hanya bisa menangis, di usianya yang masih belia ia harus menelan pahitnya kenyataan.

Kedua orang tuanya yang tak menginginkannya, mereka berdua hanya memberi Bintang harta tapi tidak dengan kasih sayang. Bahkan mereka tak mau mengakui Bintang sebagai anak mereka. Bintang memang lahir dari sebuah kesalahan kedua orang tuanya. Kedua orang tua Bintang adalah orang ternama apalagi Mahesa-Ayah Bintang, itulah sebabnya mereka merahasiakan Bintang karena tidak ingin merusak citra baik mereka.

Sampai akhirnya Bintang bertemu Naya. Saat itulah ia merasakan yang namanya diperhatikan. Bintang tidak ingin kehilangan Naya, rasa itu kian tumbuh menjadi sebuah obsesi. Itulah sebabnya ia bahkan meneror Haidar yang dengan lancang menarik perhatian Naya.

Flashback off

Naya menatap sekeliling rumah sakit jiwa tersebut, lalu menyeritkan dahinya.

"Kenapa rumah sakit jiwa didominasi laki-laki? Bukannya wanita itu lebih cenderung mudah depresi?" tanya Naya pada Haidar.

"Karena laki-laki itu lebih susah mengungkapkan perasaanya, ia lebih suka memendam masalah itu. Padahal laki-laki itu punya tanggung jawab yang lebih besar. Kalau nangis nanti dibilang masa laki-laki cegeng?, Kalau curhat dibilang kurang mendekatkan diri ke Tuhan. Itulah yang membuat mereka tertekan. " jelas Haidar.

"Oh gitu" Naya menganggukkan kepalanya mengerti.

"Kalau ada apa-apa cerita aja ya. Aku nggak mau kamu nutupin apapun dari aku, aku pun sebaliknya juga akan gitu. Sekarang kamu nggak sendiri kamu udah punya aku. Tempat kamu berbagi senang maupun sedih" ucap Naya sambil menatap lekat Haidar.

"Terima kasih" Haidar memeluk erat Naya.

"Jangan erat-erat nanti babynya kegencet" Haidar terkikik mendengar itu.

" I love you " ucap Naya.

"I love you more" jawab Haidar.

Cerita ini memang telah berakhir, tapi tidak dengan kisah cinta mereka. Luka yang dulu telah sembuh dan kini mereka telah memulai kisah baru. Kesendirian yang Haidar lalui dulu kini terbayar oleh kebersamaan yang hangat dengan hadirnya Naya beserta malaikat kecil mereka.


























THE END


Akhirnya cerita ini selesai. Agak sedih tapi untuk memulai sebuah kisah yang baru kita harus melepaskan sesuatu yang telah berlalu, karena itu cerita Haidar cukup sampai disini😢

Terima kasih untuk yang udah support ❤️.
Terima kasih para Readers❤️❤️

I love you all❤️❤️

Sampai jumpa di karya aku yang lainnya❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Salam hangat dari Author ❤️

Stay healthy ❤️

My Introvert Boy  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang